Terlambat

107 27 3
                                    

"Sedih boleh tapi jangan terlalu mendalam, begitupun bahagia jangan terlalu di banggakan"

☆☆☆

Wina, Austria

Gadis itu terbangun dari tidurnya, merentangkan tangannya dan

Bruk!

Walaupun di negara orang sikap cerobohnya masih melekat bahkan saat masih pagi buta begini, ia mengusap bokongnya yang terjatuh ke lantai bawah tempat tidurnya

"Rin! Kamu kenapa nak?" Teriak Bundanya dari bawah

"Nggak kok Bun! Aurin lagi olahraga pagi nih" kata Aurin

Sudah seminggu ia melihat matahari terbit di Austria, membuat rindu pada ketiga temannya muncul seketika.
Tentunya mereka masih saling mengabari namun yang Aurin dapat hanyalah kabar tentang Zidan yang terus mencarinya bahkan hampir bertengkar denga Adam dan Khaesa.

Besok adalah ulang tahun Aurin, namun ketiga temannya itu tidak sama sekali membahas soal itu karena mustahil juga karena sekarang mereka bukan hanya beda tempat namun waktu negara mereka juga berbeda.

"Udah jauh, tapi perasaan yang ia hindari masih terasa sekali" kata Aurin

☆☆☆

"Lo semua pasti nyembunyiin sesuatu dari gue kan?" Tanya Zidan karena saat ini semua temannya tidak mengatakan apapun tentang gadis itu

"Lo kenapa sih Dan? Emang apa bedanya Aurin di sini atau enggak?" Kata Lauren

Zidan terdiam. Dia juga tidak tahu kenapa dia sampai begininya hanya karena Aurin padahal dia sendiri menganggap Aurin seperti temannya sama seperti ketiga gadis yang ada di hadapannya, dia juga sudah mengatakan bahwa belum bisa membuka hati.

"Udahlah gue mau balik" kata Lena lalu mereka semua balik kecuali Angel, gadis itu merasa kesal pada Zidan yang tidak mengetahui apa-apa saat Aurin sendiri sudah meninggalkan indonesia seminggu yang lalu. Lagipula ia tidak berjanji akan merahasiakan ini dari Zidan ia hanya ingin menyampaikan pada waktu yang tepat

"Austria" kata Angel lalu Zidan yang sedang mengusap hidungnya langsung menatap bingung pada Angel

"Orang yang lo cari ada disana" sambung Angel

"Gue gak minat bercanda Angel" kata Zidan

"Lo gak bisa buka perasaan lo kan? Padahal dia udah perjuangin lo sampai dia tetap sabar saat di siram jus, bahkan dia memantapkan dirinya gak akan berhenti sebelum endingnya udah jelas tapi dia itu cewek, dia juga punya kapasitas dan saat dimana ia merasa lelah namun lo masih terus mengatakan bahwa lo nganggap dia teman asal lo tau, telinganya udah penuh sama kata-kata lo! Terus saat lo tau di mana dia sekarang apa ada bedanya buat lo?" Jelas Angel

Entah mengapa hati Zidan memanas, itu adalah fakta namun Zidan merasakan sakit yang Aurin rasakan. Ia terlalu fokus menutup pintu hatinya saat yang tulus sibuk memenangkan hatinya namun apa dayanya saat ini? Aurin sudah jauh darinya dan ia tidak bisa berbuat apa-apa karena semua ini karena dia.

"Kapan Aurin pergi?" Tanya Zidan

"Seminggu yang lalu, Adam dan Khaesa juga ikut mengantar Aurin ke bandara. Saat kita nonton itu sudah kita rencanakan buat habisin sisa waktunya Aurin di sini" jelas Angel

"Ohiya Aurin sengaja merahasiakan ini karena dia nggak mau kalau lo merasa kasihan sama dia dan terpaksa buat suka sama dia"

Sungguh Zidan sangat merasa buruk saat ini, saat itu Aurin bertanya tentang itu namun Zidan tidak menganggapnya serius dsn ia sangat kesal karena Adan dan Khaesa juga ikut merahasiakan ini darinya. Namun itu bukan kesalahan mereka karena di sini Zidan lah yang menyebabkan Aurin pergi

"Gue bisa minta bantuan lo?"

☆☆☆

Saat ini ia berbaring menatap langit-langit kamarnya, dia sedang berkalut pada fikirannya sendiri. Ia gelisah saat tidak mendapat kabar dari Aurin, ia merasa tenang jika Aurin berada di sisinya, ia tidak suka melihat Aurin terluka meski dirinya lah penyebabnya. Dia sudah memahami perasaannya bahwa ia menginginkan Aurin bukan sebagai teman saja namun pembuka perasaannya yang selama ini ia tutup tanpa melihat. Namun apa dayanya sekarang? Bahkan Aurin tidak membuka isi pesannya lagi

Ia menatap fotonya bersama Aurin yang pernah Aurin upload di instagram, apakah ia mulai merasakan rindu? Kalau iya ini sudah membuat Zidan gila.
Ia bangun dari tidurnya lalu mengambil sebuah gitar dan memainkannya, merekam suaranya sendiri

Teringat pada saat itu

Tertegun lamunanku melihatmu

Tulus senyumanmu

Sejenak tenangkan

Hatiku yang telah lama tak menentu

Rasa sepi yang telah sekian lama

Selimuti ruang hati yang kosong

Perlahan telah sirna bersama hangatnya

Kasihmu yang buatku percaya lagi

Dan ku akui hanyalah dirimu

Yang bisa merubah segala sudut pandang gila

Yang kurasakan tentang cinta yang selama ini menutup pintu hatiku yang kini telah kau buka

Dia hanya menyimpan suaranya sendiri itu di ponselnya karena percuma saja mengirimi Aurin dia tidak akan membalasnya ataupun dia malah berfikir ini adalah rasa kasihan Zidan, sungguh cowok itu telah menyadari perasaannya walaupun sudah terlambat.


☆☆☆

Afgan-kunci hati

AURINA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang