4

5.2K 874 66
                                    

Jackson dan Nayoung.

Dua nama asing tertera jelas pada secarik kertas undangan itu. Lebih tepatnya undangan pertunangan mereka.

Tapi siapa mereka?

Daniel terus menatap kertas undangan itu. Ia begitu penasaran dengan sosok dua orang yang namanya tertera disana. Mereka pastinya orang yang cukup memiliki arti dihidup Seongwu.

Untung saja tas Seongwu tertinggal di apartemennya. Jadi Daniel bisa mengecek kertas apa yang diberikan Guanlin tadi. Kertas yang bisa membuat mood Seongwu langsung berubah suram. Bahkan mampu membuat Seongwu nekat mabuk.

Daniel mengambil handphone nya menekan sesuatu disana. Lalu menempelkan benda persegi itu ketelinganya. Tak perlu waktu lama. Seseorang diujung sambungan telepon itu langsung menyahut.

"Hyunbin-ah, ada yang harus aku tanyakan padamu.."





















Rasanya hari ini Seongwu malas sekali bekerja. Ia hanya ingin bergulat dengan selimutnya. Tidur sampai ia melupakan masalahnya.

Tapi sayangnya Seongwu harus bekerja. Belum genap sebulan ia bekerja di The K Magazine, mana mungkin ia akan membolos. Yang ada dia akan langsung dipecat. Dan jaman sekarang sangat sulit mendapat pekerjaan. Seongwu sudah mengalami masa menjadi pengangguran selama hampir 3 bulan. Ia tak mau lagi merasakannya untuk kedua kali.

Ia menjatuhkan tubuh lemasnya diatas kursi kerjanya. Kepalanya masih sedikit pusing.

"Good morning!"

Seongwu menoleh mendapati Daniel tersenyum cerah kepadanya. Sangat manis.

"Ini.."

Daniel menyodorkan sebuah tas. Itu adalah tas Seongwu. Tapi bagaimana bisa tas nya ada ditangan Daniel?

"Kemarin ketinggalan dimobil aku"

Kepala Seongwu mengangguk. Tapi otaknya masih belum bisa mencerna alasan Daniel itu. Seingatnya kemarin ia membawa tas nya.

Dompet Seongwu ada didalamnya. Kemarin Seongwu kan ke minimarket membeli minuman. Lalu bagaimana ia bisa membayarnya jika tas itu ketinggalan dimobil Daniel?

"Ini buat kamu!" kali ini Daniel menyodorkan botol gingseng "Kamu keliatan lesu banget. Diminum biar tambah semangat." lanjut Daniel kemudian

"Kalau masih kurang semangat lihat senyum aku aja dijamin nambah semangat kamu.." pria itu kembali tersenyum lebar menampakkan dua gigi kelincinya

"Makasih ya Niel" Seongwu menerima minuman itu meski nyatanya ia masih sedikit ragu

"Ngomong-ngomong aku udah bikin naskah beritanya Guanlin, ini kamu periksa lagi aja. Kali-kali ada yang perlu ditambah"

Daniel meletakkan berkas naskah yang sudah ia print itu dimeja Seongwu.

"Loh ini kan harusnya aku yang bikin.."

"Kemarin kamu kelihatan gak enak badan gitu, jadi aku iseng kerjain aja. Kalau bagus ya syukur. Kalau enggak ya kamu bikin dari awal lagi aja. Hehehe.."

Padahal semalam setelah Seongwu dibawa pulang Minhyun mati-matian Daniel membuat naskah berita itu. Hampir semalaman dia mengerjakan deretan kalimat yang jumlahnya jika digabung menjadi 2 lembar saja.

"Wah makasih banget loh Niel, jadi ngerepotin kamu gini." tutur Seongwu

"Aku seneng kok direpotin kamu. Sering-sering juga gak apa-apa asal deketan sama kamu terus."

Duhh si Daniel mulai ngegodain lagi. Seongwu cuma bisa melempar senyum. Takut jika ditanggapi nanti Seongwu sendiri yang kebawa perasaan. Kan ya gawat.

To Be OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang