Fania bangun dari tidur nya karena merasa tenggorokan nya kering. Membutuhkan air untuk membasahi kerongkongan nya, membuat Fania menyingkap selimut yang di pakai nya lalu berjalan turun dari ranjang.
Sepi. Satu kata itu menggambar kan keadaan Mansion besar yang sekarang di tempati nya. Tidak ada satupun pelayan yang berlenggang kesana kemari seperti tadi siang. Mansion ini benar - benar sepi tanpa penghuni ataupun suara.
Dan hal itu mampu membuat Fania merasakan bulu halus nya berdiri. Rasa takut untuk berjalan sendiri di dalam Mansion besar ini membuat diri nya ketakutan.
Hingga beberapa menit diri nya terus berputar - putar untuk mencari keberadaan dapur tetapi bukan nya menemui dapur diri nya tersesat di dalam Mansion. Semakin Fania terus berjalan semakin dalam juga diri nya terjebak.
Hingga sebuah pintu berwarna cokelat yang di jaga oleh 2 orang pria menarik perhatian Fania. Fania ingin mendekat ke arah pintu tersebut tetapi di urungkan nya saat kembali melihat 2 penjaga tersebut. Mereka adalah salah satu dari ke 6 pria berpakian seragam yang tadi pagi menjemput nya. Membuat Fania hanya melihat nya dari jauh.
Tepat pada saat pintu cokelat tersebut terbuka dan terlihat seorang pria berpakaian formal keluar dari ruang tersebut lalu berbicara kepada ke 2 orang pria yang menjaga pintu tersebut dengan sedikit tergesa - gesa, sebelum kedua pria yang tadi menjaga pintu mengekor masuk di belakang pria yang berpakian formal.
Melihat pintu yang menarim perhatian nya tidak terjaga membuat diri nya mendekat ke arah pintu tersebut.
Semakin dekat diri nya dengan pintu yang menarik perhatian nya, semakin jelas pula suara seseorang yang berteriak kesakitan di dalam. Membuka sedikit celah untuk nya agar bisa di lihat apa di balik pintu tersebut yang lagi - lagi membuat nya terkejut. Menutup mulut nya dengan kedua tangan nya agar suara terkejut nya tidak terekspos keluar. Mata nya bergemetar ketakutan memancarkan rasa terkejut dengan apa yang di lihat nya.
Dia. Lelaki bermata Amber itu sedang memukul seseorang dengan membabi buta saat lelaki tersebut tidak menjawab pertanyaan nya.
"Apakah kau masih tidak ingin mengatakan nya ?" tanya lelaki bermata Amber kepada lelaki yang sedang terikat dengan wajah yang lebam.
Tidak hanya sampai di situ, Fania juga melihat lelaki bermata Amber tersebut seperti menginterogasi lelaki yang sudah memiliki wajah hancur. Yang tidak bisa di dengar oleh Fani, dengan apa yang lelaki bernata amber tersebut tanyakan.
Fania terus memperhatikan hingga lelaki bermata amber tersebut berbalik berbicara kepada 2 penjaga yang tadi menjaga pintu ini. Sebelum ke 2 lelaki tersebut menarik lengan kanan lelaki yang sudah babak belur itu dan menaruh nya di atas meja, menampilkan 5 jari lelaki yang Fania yakini sebentar lagi tidak akan sadarkan diri.
Hingga salah satu dari penjaga tersebut mengeluarkan sebuah pisau dan memotong jari kelingking lelaki yang sudah tak berdaya itu. Sebuah jeritan kesakitan terdengar hingga ke indra pendengaran nya.
Sedangkan lelaki bermata Amber itu hanya menatap apa yang di lakukan oleh ke dua anak buah nya dengan wajah datar, tidak menunjukan ekspresi apapun.
Dan hanya 1 kata yang mewakili pemikiran Fania atas apa yang di lihat nya. Berbahaya.
🎲🎲🎲
Sekarang jam sudah menunjukan pukul 3 subuh dan selama itu juga Fania belum kembali tidur paskah memgingat kembali kejadian di dalam pintu cokelat itu.
Rekaan - Rekaan kejadian saat Fania melihat jari lelaki itu di potong, membuat Fania tidak tenang. Terlebih saat indera pendengaran nya kembali memutar jeritan kesakitan dari lelaki itu.
Sebenar nya siapa lelaki itu ? Apa ayah nya benar - benar meminjam uang pada lelaki berbahaya itu ?
Fania terus berjalan mondar mandir di dalam kamar yang sementara di pakai nya itu. Tidak sampai di situ kegugupan diri nya di salurkan nya dengan menggigit jari kuku jempol tangan nya. Satu kata 'Berbahaya' terus berputar - putar di dalam kepala nya seolah mengingatkan nya dengan siapa diri nya sekarang tinggal.
Ini gila. Apa diri nya sedang tinggal dengan seorang psikopat ? Memikirkan nya membuat Fania berjalan kesana kemari semakin cepat.
Menggelengkan kepala Fania kembali mencoba menenagkan diri nya sendiri, lalu berjalan menghampiri tempat tidur dan duduk di ujung tempat tidur itu. Ya, diri nya harus pergi dari sini. Bagaimanapun cara nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Mafia obsession
SonstigesEstefania Aretta seorang perempuan yang menginjak umur 25 tahun ini. Bekerja sebagai salah satu pemilik tokoh bunga di kota Las Vegas. Semua nya berjalan dengan baik seperti hari biasa nya. Sebelum seorang lelaki bermata Amber menyuruh anak buah ny...