Bagian Dua

6 0 0
                                    

"Gambaran Terbaru Untuk Raletta"

-19.00-

Seorang gadis cantik terlihat berjalan bersampingan dengan seorang lelaki tampan penuh keramahan memasuki gedung bioskop itu. Sesekali ia tersenyum kecut mengingat siapa yang berada disampingnya kini. Ditambah lagi seisi gedung bioskop itu menampakkan senyum dan menghindar dari keberadaan mereka saat mereka tiba. Gadis yang mereka tahu bernama Raletta Analezze itu sekali terlihat di mata mereka begitu cantik dan modis dengan segala barang-barang mewah yang ia kenakan. Tidak heran, wajar saja bagi mereka apalagi ia adalah seorang putri tunggal keturunan keluarga Analezze.

Disamping itu, seorang lelaki yang bernama Alendra Nalazza menebar senyum kala si cantik di sebelahnya ini menekuk mukanya berkali-kali lipat. Ia sudah bertekad dalam hati untuk melelehkan es krim ini mulai dari hari ini. Jika gadis di sampingnya ini tidak bisa menerimanya lewat dari Alan Analezze, maka ia sendiri lah yang akan mendekat.

"Ale."

Sebenarnya, Ale mendengar panggilan dari Alendra. But, karena Ale sudah kesal dan dengan jelas tidak ingin berbicara dengannya. Ia diam saja tetap pada posisinya.

"Raletta Analezze." Dan sekali lagi, gadis itu dipanggil.

"Diamlah. Kalau tidak, aku akan keluar." Kata Ale saat berusaha bersikap dan terdengar tenang menghalau emosi yang sudah sejak sebelum keberangkatan di pendamnya.

"Itu hakmu kalau kamu mau keluar. Aku tak melarang. Tetapi-" Dengan tiba-tiba Alendra menghentikan ucapannya.

Ale terkesiap. Tindakan yang dilakukan oleh Alendra merupakan yang pertama yang pernah dilakukan oleh seorang yang berada di dekatnya.

Well, Ale tidak ingin tergoda dengan sikap mengikat tali sepatu Ale oleh Alendra itu.

"Sudah. Kurasa cukup. Sekarang terserah kamu untuk keluar ataukah menetap." Kata Alendra sambil tersenyum menatap Ale teduh.

Ale mendecakkan lidahnya pelan yang masih terdengar di telinga Alendra yang membuat lelaki itu tersenyum dibalik tirai datarnya itu.

Ale memutuskan tetap duduk di samping Alendra. Ale meremas kursi tempat duduknya. Ini gila. Hanya karena dia melakukan hal itu membuat si gadis yang semula cuek ikut tunduk dalam perkataannya?

Dengusan memenuhi benak Alendra. Tapi tenang saja, lelaki luar biasa ini tidak akan menang secepat ini. Lihat saja! Ingat ini cuma balas budi!

---

Secara kondisi, Ale merasakan bosan yang amat tidak terhingga. Ia memainkan ponselnya sebagai upaya mengurangi kebosanan yang semakin menjadi.

Ale disarankan untuk menutup aplikasi yang masih dibukanya selama kurang lebih tiga puluh menit ketika Alendra mulai mengetahui bahwa gadis disampingnya tidak konsentrasi menikmati film yang mereka tonton saat ini.

Gadis itu boleh saja bebas sesuai apa yang ia dengar dari Alan Analezze. Tapi, tidak untuk hari ini. Tidak sekarang dan kapan pun juga. Tidak jikalau bersama pria tampan nan disiplin ini.

Alendra menekan tombol off pada ponsel Ale. Ia yakin gadis itu sebentar lagi akan mengeluarkan kekesalannya saat ini juga. Entah dalam batinnya ataupun secara langsung.

Mahal Na Mahal KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang