"Arigatou, Al-kun."
---
"Ohayou Gozaimasu!" Seru Hana di tengah ruangan yang cukup luas yang memang dikhususkan dari keluarga Hana untuk minum teh.
Ya, dengan ide dari Hana sekeluarga akhirnya mereka memberi sekilas ilmu tentang ritual chanoyu untuk tamu mereka.
Di sini, semuanya sudah mengenakan pakaian kimono lengkap bersamaan itu ruangan dihias dengan beberapa aksen pemanis seperti ikebana, ojiku, hingga kaishi.
Hana yang berperan sebagai pengajar memulai proses belajarnya dari bagaimana caranya minum teh sesuai dengan ritual chanoyu.
Dengan antusias Ale memperhatikan apa yang diajarkan oleh Hana. Gadis itu mendengus berkali-kali. Ia merutuk kesal dalam batinnya mengapa Al bisa selancar itu mengikuti arahan Hana sedangkan ia masih kesusahan mengikuti. Ah, kesal!
"Kau kenapa, Ale?" Tanya Rey meledek.
Seketika tatapan elangnya melayang begitu saja. Rey yang paham maksud dari sahabatnya itu hanya mampu menggeleng pelan tanda ia menyerah.
"Begini-" Tangan Al langsung terulur,
"Diputar ke arah pukul enam." Sambungnya sambil memutar cawan teh ke arah pukul enam.
"Sudah. Seperti itu dahulu." Ujar Hana menghentikan.
Mata Al dan Ale sempat menatap Hana dengan tanda tanya. Tidak butuh waktu lama senyum terukir dari Hana dan juga Rey.
"Eh?" Hana melebarkan matanya.
"Save dulu, Rey!" Perintah Hana yang langsung di-save oleh Rey.
Ale yang menyadari apa yang baru saja dilakukan oleh Hana dan Rey pun tidak tinggal diam. Ia mencoba merebut ponsel yang digunakan untuk merekam itu.
Dengusan tiba-tiba memenuhi ruangan ketika Ale tidak berhasil merebutnya yang kemudian disambut hangat oleh kedua manusia jahil itu.
Sebenarnya, Al ingin sekali tertawa melihat bagaimana Ale berusaha merebut ponsel yang tinggi itu. Tetapi, rasanya ia belum berani melakukannya.
Ale langsung meneguk teh beraroma gyokuro yang sengaja disajikan untuk dirinya dan langsung pergi dari ruangan itu setelah mengatakan, "Aku ngambek."
---
Entah bagaimana caranya, Al berhasil mengajak Ale ke Roppongi Hills yang letaknya di pusat kota Tokyo itu. Tadi sore, Al meminjam mobil milik Hana dan mengatakan ingin untuk mengajak Ale ke suatu tempat. Walaupun sempat uring-uringan dengan Rey, sahabat Ale.
Mungkin dengan alasan ngambeknya Ale tadi siang akhirnya lelaki dan perempuan itu menyetujui permintaan Al untuk mengajak Ale ke suatu tempat.
Di sini, Al dan Ale sama-sama terdiam. Ale memutar bola matanya malas. Gadis itu merutuk kesal kepada dirinya sendiri yang tidak bisa menolak ajakan Al. Sempat terfikir di otaknya untuk kabur dari Al, tetapi itu adalah rencana terbodoh. Arah saja tidak tahu, masih saja sok melarikan diri. Mati saja kau, Ale!
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahal Na Mahal Kita
Ficção Adolescente-Ketika cinta tidak membutuhkan seorang yang mampu melengkapi. Hanya membutuhkan seorang yang mampu menerima apa adanya.-