PROLOG

1.6K 41 1
                                    

"Rina ... turun yuk, Mama udah siapin makan malam kesukanmu...."

"Iya Maa bentar lagi," ucap Rina sambil membereskan apa yang dia lakukan sedari tadi, dan langsung menuju ke ruang makan.

"Rina, cepat turun" teriak mamanya sekali lagi sambil menghidangkan nasi goreng spesial.

"iya iya ma, wah, harumnya mah masakan mama." Ujar Rina sambil berjalan menuju meja makan.

"Iya dong makanya cepat kamu makan" suruh mamanya.

"iya iya ma" kata Rina yang langsung mengambil posisi makan di atas meja makan.

          setelah beberepa menit kemudian, setelah Rina selesai makan, Rina segera pergi ke kamarnya untuk belajar pelajaran social. Tiba tiba phonsel Rina berbunyi, yang memecahkan konsentrasi Rina. Rina pun langsung segera mengecek handphonenya itu.

hai,besok ada acara gak, pulang sekolah? ( pesan masuk dari sahabat akrabnya itu, Rifan.)

Rina pun membalas:

Enggak deh kayaknya, emang kenapa Fan ?

besok temani gue yok ke suatu toko, mau beli kado buat seseorang, mau gak?

iya udah (balas Rina, menerima ajakan Rifan)

         Owhh iya... Rifan adalah sahabat cowok gue dari kecil. Dia adalah sosok orang yang sangat baik, pengertian, pintar dan cukup populer disekolah, terlebih lagi dikalangan cewek cewek. Selain wajahnyaa yang tampan, mungkin karena Rifan anaknya ramah menjadi daya tarik tersendiri bagi Rifan. Rifan sangat hobi dengan basket, sudah banyak piala yang diraihnya dari hobinya satu itu.

"Akhirnya istirahat juga. Hani, chika, Desti ke kakantin yokk laper nih gue." kata Rina yang sudah berada di depan kelasnya.

 "yok, gua juga laper nii" ujar Chika sambil memegang perutnya yang sudah keroncongan itu. akhirnya gue dan ketiga sahabat gue segera menuju ke kantin dan memesan makanan yang mereka inginkan.

           Hani, Chika dan Desti adalah ketiga sahabat Rina sedari SMA. Sahabat yang selalu membuat Rina senang disaat Rina sedih, sahabat yang selalu menerima apa adanya, tentang kekurangan dan kelebihan Rina .

"gila ya hari ini capek banget." Kata Desti mengeluh.

"kesalon yok, kalo gak makan kemana gitu, refreshing" ajak Chika dengan begitu bersemangat.

         Hani yang tak kalah bersemangat juga, menyetujui ajakan Chika. "boleh-boleh, ikut semuakan kalian?"

"duh maaf ya teman teman gue hari ini gak bisa ikut. Soalnya ...." kalimat yang dilontarkan Rina pun berhenti seketika, yang membuat ketiga sahabtnya itu penasaran.

"kenapa?" tanya Desti dengan muka yang sedikit kecewa.

"yaa pokoknya hari ini gak bisa, lain kali aja ya" ujar Rina meminta maaf kepada sahabat sahabatnya.

"Guys guys abis ini pelajaran apa ya?" celetus Hani di sela keheningan yang ada.

"bahasa indonesia" jawab Desti singkat.

"hah?sumpah lo? duh." sontak Rina sambil menepuk keningnya.

"loh Rin lo kok kaget gitu? kayak abis ngeliat hantu aja. Kan udah diingetin kemarin sama gue Rinaaa"

"gue, gue belum ngerjain PR bahasa indonesia, mana bentar lagi masuk lagi. Gak bakal sempet untuk ngerjain ini PR"

"owhh... udah kebiasaan Rina ini mah kalo gak ngerjain PR bahasa Indonesia. Hayo lo Rin guru nya kiler banget lagi" goda chika.

          Tanpa mereka sadari ternyata guru yang sedang mereka bicarakan, ada di samping meja tempat mereka makan, dan ternyata guru itu mendengar apa perkataan Chika tadi.

"apa Chika?"

"iya loh, guru bahasa Indonesia itu kan kiler banget. Bukan kiler aja ya dia itu gendut banget. Hahahaha..." jawab Chika dengan lantangnya.

"ohh gitu ya."

"iya dong." Kata Chika sambil melihat orang yang semenjak tadi dia ajak bicara

"loh, kok ibu?"(mati dah gue) bisik Chika dalam hati.

         Guru pun membawa Chika ke ruang guru, etttss, gak Cuma chika, Rina dan kedua sahabatnya pun juga ikut terkena hukuman karena ulah Chika.

         Mereka pun terkena hukuman bersama. Sebenarnya hukumannya tidak rumit hanya berdiri di depan tiang bendera sambil hormat dan mengangkat 1 kaki nya sampai jam pelajaran bahasa indonesia berakhir.

"Emang ya kata kata sahabat itu selalu ada di saat senang sedih maupun susah, ya kayak gini gini contohnya, yang salah siapa yang kena ikut hukum juga siapa." Cerocos Hani kesal.

         Dan setelah 2 jam terlewati, akhirnya meraka pun selesai menjalani hukuman. Dan kebetulan pelajaran Bahasa Indonesia adalah pelajaran terakhir. Setelah menjalani hukuman, dan jam pelajaran berakhir. merekapun langsung segera pulang dengan tujuan masing masing.

Seandainya Kau TahuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang