"Aku mengetahi rahasia besar mu.
Seandainya engkau tahu juga rahasia besarku,
Pasti engkau terkejut mendengarnya."
Rina yang sedang duduk di bangku depan kelasnya tiba tiba mendengar suara yang membuat pagi ini menjadi lebih sempurna
"pagii Rinaa Putriiii..."
"ihh Rifan, buka gak! Udah tau gue, itu elu." Suruh Rina, karena tangan lelaki itu menutupi pandangannya.
"gak ada lelah-lelah nya ngejailin gue. Heran."
"hobi."
"ishhh, nyebelin."
"gausah ngambek ah"
"siapa juga yang ngambek."
"itu mulutnya maju dua senti, udah kek bebek."
"tuh kan!"
"iya iya"
"tumben pagi pagi ke kelas gue, ada apa nih"
"iyalah gue kan mau meliahat bidadariku"
"dih alay. bidadari elo? Emang siapa?
"masa gak tau si? Nanti juga elo tau sendiri kok. Selaw. Teman teman elo kemana?"
" belum pada dateng"
"tumben ya belum dateng, yaudahlah gue kekelas dulu yaa, byee"
"byee" Rifan pun pergi meninggalkan Rina dengan cubitan di pipinya.
"Rifaaaaaaaan!"
Lalu tak lama kemudian Chika dan Desti datang, yang di susul dengan Hani.
"Caelah kenapa nih bu Rina pagi pagi wajahnya dah gembira aja." Suara Desti mengalihkan pandangan Rina dari punggung cowok yang baru saja meninggalkannya.
"apaan? Gue lagi sebel ini sama bocah tengil satu itu"
"siapa? Rifan?"
"siapa lagi"
"kok sebel tapi bibirnya senyum. hayoooo" goda Chika
"aii, mana adaa" kata Rina sambil melihat wajahnya dengan kaca handphone miliknya. Benar saja apa yang di di katakan oleh sahabat sahabatnya itu. Bukannya seharusnya wajahnya penuh dengan kedendaman, malah penuh dengan kebahagiaan.
Lah kok gue senyum. Kan gue lagi kesel sama Rifan gara gara tingkah dia tadi. Ya tuhan, sihir apa yang dia berikan? Sehingga bisa membuat ku selalu bahagia karena dirinya.
"eh malah bengong liat muka sendiri. Muka lo emang udah jelek dari lahir Rin jangan heran jadi, ah"
"bangsulll lo Chik!"
"gue gingsul, bukan bangsul."
Rina dan ketiga sahabatnya pun masuk kelas dan mengikuti pelajaran matematika. Pelajaran yang begitu Rina sukai dari pelajaran pelajaran lain selain olahraga, tidak seperti ketiga sahabatnya yang sangat tidak suka dengan pelajaran matematika ini. "duh rin no3 gimana sih caranya?" tanya chika. "2 kali alas + lebar." Oke makasih ya...
Tidak lama kemudian pelajaran matematika pun berakhir dan di lanjutkan dengan pelajaran pelajaran lain. Dan enggak kerasa aja udah istirahat. Nina bersama teman temannya seperti biasanya langsung pergi ke kantin untuk membeli jajanan dan makanan ringan. "Hay Rina!" Suara itu terdengar oleh Rina dan teman temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seandainya Kau Tahu
RomanceRahasia mu begitu membuatku terkejut. begitu membuatku kecewa. bukan dengan dirimu, melainkan kecewa dengan diriku sendiri. harus menempatkan perasaan ini pada kamu. kalau aku seorang dewa cinta, sekarang, detik ini, mungkin aku sudah mengubah peras...