"sometimes we have to keep smiling,
to make other people happy"
Terkadang rasa sakit yang begitu besar hanya dapat di pendam di dalam hati dan selalu ditutupi oleh senyuman. Entah sudah lelah dengan keadan atau sudah hanya tidak ingin menambah masalah. Tersenyum di depan semua teman temannya, seolah tidak ada sesutu yang terjadi. Itulah Yang di lakukan oleh Rina beberapa hari terakhir.
"Rin Rinn, elo kenapa? kok bengong?" Tanya Desti yang sudah tepat berada di bangku taman sekolah.
"Gakpapa Des, gue kekelas duluan ya." Jawab Rina singkat, yang langsung meninggalkan Desti .
"ada apa sih dengan Rina?" batin Desti dalam hati, karena melihat sikap sahabatnya yang sedikit aneh menurutnya.
Setelah pulang sekolah seperti biasanya Rina pun pulang ke rumah, dan langsung beranjak ke kamar. Sambil masih berfikir tentang kenyataan yang Rina tidak duga sebelumnya, seorang yang telah menyimpan harapan yang banyak kepada seseorang itu dan tiba tiba saja dia menghapuskan harapan itu dalam sekejap. Jadi selama ini kita ini apa? Batin Rina dalam hati.
Sahabat? Apa lagi? Lo tu bodoh Rin. Bego. Sekali lagi yang harus lo tanamkan. Rifan itu sahabat lo dari bocah. SAHABAT. Jangan berharap yang aneh aneh!
Yaudahlah, ngapain juga mikrin orang yang belum tentu mikirin kita ya kan? sekarang sambil menghilangkan perasaan ini gue akan bersikap sewajarnya ajalah seperti biasanya. Tetap menjadi Rina yang sebelumnya yang selalu membantu Rifan dan sahabat sahabatnya. strong Rina, strong! Dan Desti? Pasti dia heran liat sikap gue yang kek anak anak ini. Inget Rin, dia sahabat lo juga, dia enggak salah, sedikit pun. Dia enggak tau apa apa. Dan masa iya lo mau ngancurin persahabatan elo sama dia karena cowok? Aduh, ke anak-anak kan banget si lo Rin.
Rina yang terus berfikir positive dan berambisi menjalankan hidupnya dengan penuh canda dan tawa bersama teman temannya, yang selalu memendam kesedihannya di depan keluarga dan teman temannya. Dan selalu menyimpan rasa sakit hatinya dan kecemburuan di dalam hatinya terhadap Rifan. "Im gonna be oke" kalimat itu yang terus terlontar di dalam hatinya.
"Rin Rin" suara bisik terdengar oleh Rina.
"Yang manggil gue siapa si?" sambil tengok sana sini mencari sember suara itu.
"ini gua Rifan di balik semak semak" kata Rifan dengan suara yang kecil.
"ngapain lo?" tanya Rina yang heran melihat tingkah laku Rifan.
"gua mau minta tolong ya pleaseee" mohon Rifan, sambil melihat keadaan kanan kirinya.
"tolong apa sih?" ujar Rina "kasih ini kado ke Desti ya besok, besok kan dia ulang tahun."
Ujar Rifan yang membuat Raut muka Rina yang tadinya ceria tiba tiba saja kecerian itu hilang.
"Rin, Rina! Kebiasaan deh suka bengong mendadak"
"oh iya iya gampang nanti gue kasih, mudah mudahan aja dia suka ya dan PEKA ya, hehe." Bibir Rina sepontan tersenyum begitu saja.
"makasih cantik, memang sahabat gue yang paling the best lah Rina ini"
"giliran ada maunya aja sok sok baik."
"aku tu emang baik lo sayaaaang"
"jijek, muntah nih gue. Terus apa paedahnya lo nyumput di semak semak kek gitu? Biar gak ada yang tau gitu? Nyatanya sekarang kita lagi di liatin anak anak noh. Gara gara tingkah lu yang kek orang bego, ngapain juga sok sok nyungsep di semak semak."
"biar keren gitu." Kalimat barusan yang di lontarkan Rifan berhasil membuat Rina tertawa terbahak bahak.
"nah gitu dong senyum, kan cantik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Seandainya Kau Tahu
RomantizmRahasia mu begitu membuatku terkejut. begitu membuatku kecewa. bukan dengan dirimu, melainkan kecewa dengan diriku sendiri. harus menempatkan perasaan ini pada kamu. kalau aku seorang dewa cinta, sekarang, detik ini, mungkin aku sudah mengubah peras...