9. Keributan

1.6K 87 3
                                    

9. Keributan.

    Faisal kebingungan karena orangtuanya terkejut ketika dirinya menyebut nama Roshni.

“Ada apa Ibu, Ayah? Kenapa kalian terkejut akan hal itu?” tanya Faisal.

Orangtua Faisal menggelengkan kepalanya. Mereka tidak ingin Faisal tahu atau pun mencari tahu tentang menantunya.

“Tidak, Nak. Tidak ada,” ujar Vikash.

“Ya, itu benar. Tidak ada,” sambung Rashmi.

“Lalu, kenapa kalian terkejut tadi?” tanya Faisal.

Rashmi menggelengkan kepalanya dan mulai mengalihkan pembicaraan. “Sudahlah, lupakan saja. Oh, ya ... Ibu sudah menyiapkan kari kesukaanmu di dapur. Kau makanlah sana.”

“Baiklah, Ibu,” turut Faisal, kemudian pergi ke dapur.

Setelah Faisal pergi, sepertinya Rashmi mulai membicarakan sesuatu pada Vikash. “Suamiku ...”

Vikash memandang Rashmi,
“Ya, Rashmi?”

“bagaimana ini, Suamiku? Sepertinya anak kita telah mengenal Roshni. Apa yang harus kita lakukan?”

“Tidak perlu kita lakukan apa-apa, Rashmi.”

Rashmi menaiki satu alisnya. “Maksudmu?” tanya Rashmi.

Vikash tersenyum terhadap Rashmi. “Ini kabar bagus,” santainya.

“Memang ini kabar bagus, Suamiku ... masalahnya wanita itu—”

“—Wanita yang mana?”

“Jannat. Faisal sangat mencintainya. Ini sangat sulit untuk memberitahu tentang hubungannya dengan Roshni, karena aku sangat takut ... jika putra kita tidak menerima Roshni sebagai—”

“—Ssst ... Rashu, cinta akan datang seiring waktu. Ia pasti akan menerima dan menimang Roshni dengan baik,” hibur Vikash.

“Aku harap begitu, karena aku sudah berjanji terhadap Keluarga Mehra. Ini janjiku, Vikash. Aku harus menepatinya,” ucap Rashmi penuh harapan.

Vikash meletakan gelas teh tersebut di meja, kemudian ia berdiri dari sofanya. “Begini saja, Rashmi, hari ini aku lembur. Setelah pulang lembur, aku akan ke rumah sakit untuk mencari tahu tentang Roshni.”

Rashmi terdiam dan melamuni sesuatu.

“Rashmi ...”

Rashmi masih terdiam melamun, sedangkan Vikash terus memperhatikan Rashmi.

“Rashmi, Kau dengar aku?” sahut Vikash.

Rashmi terkejut dari lamunannya. Ia pun mendongak terhadap Vikash yang berdiri, “Ahh ... iya, itu-itu ide yang bagus. Aku setuju!”

“Baiklah kalau begitu, aku permisi dulu.”

“Hmm ... iya.”

Vikash mengambil tas kerjanya di sofa. Ia tersenyum sejenak terhadap Rashmi, kemudian dia pergi dari hadapan istrinya menuju kantor dengan mobilnya.

Rescue RoshniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang