"Pagi anak papa" Dandi tampak menyapa gadis yang berjalan lesu ke arahnya sambil tersenyum.
"Pagi pa.." Gadis itu memutar bola matanya malas.
"Sini man, kita sarapan dulu, kamu mau apa hm? Roti selai coklat? Atau sandwich maybe?"
"Sandwich" Sahutnya acuh
Gabriella Amanda Putri, anak tunggal dari Dandi Bramastyo dan Gabriella Adaline. Ella telah lama meninggal dunia sejak Gabriella berumur 8 tahun. Kepergian Ella menyebabkan perubahan sikap Gabby- begitulah gadis itu kerap disapa berubah secara drastis. Gadis blasteran London ini semakin berulah semenjak 2 bulan terakhir karena pertengkaran hebatnya dengan sang papa, Dandi
Entah karena frustasi atau rasa kecewa berlebihan yang ia rasakan, Gabby perlahan mulai bersikap acuh, pemalas, tertutup, mudah tersinggung, dan urak-urakan. Perubahan itulah yang menyebabkan Gabby dikeluarkan dari sekolah lamanya.
"Manda, papa udah pilihin sekolah baru untuk kamu, papa jamin kamu pasti bakal betah. Karena sekolah yang papa pilih ini adalah sekolah terbaik ke-3 dikota ini lho. Jadi, kamu tertarik?" jelas Dandi panjang lebar.
Sebagai orang tua tunggal, Dandi tentu menginginkan yang terbaik untuk putri semata wayangnya. Semenjak pertengkarannya dengan Gabby tempo hari, Hubungan Dandi dan Gabby semakin merenggang. Perubahan sifat Gabby membuatnya menyesal dan merasa sangat bersalah karena tak bisa mengurus serta mendidik Gabby dengan baik.
Gabby yang mendengar penjelasan dari papanya hanya menghembuskan nafas kasar sembari memutar bola matanya malas,lagi.
"Man, jadi gimana?" Dandi menegur Gabby yang tak menggubris penjelasannya yang menurut gadis itu sangatttt membosankan.
"Eh? Terserah papa aja. So, kapan gab- eh manda bisa sekolah?" tanya gabby malas.
Perlahan senyum mulai terukir di wajah Dandi. Besar harapan Dandi putri tunggalnya itu akan berubah seperti dulu. Dandi semakin semangat ketika mendengar respon Gabby yang menurutnya jauh lebih baik dari yang ia harapkan. Padahal selama ini Gabby tak pernah serius menanggapinya jika sedang membahas tentang sekolah.
"Besok" lagi-lagi Dandi tersenyun kepada Gabby. "Semua perlengkapan Manda udah papa siapin. So, bersiaplah untuk hari pertamamu, sweetie." Sambungnya lembut
"Hmmm" Gabby hanya mendengus pelan dan berlalu ke arah kamarnya meninggalkan Dandi yang masih tersenyum diruang makan.
🌸🌸🌸
"Hmm, sekolah lagi sekolah lagi. Kira-kira kek apa ya sekolah baru gue? Banyak cogan ga? Harus itu mahh hehe. Hmm, gue gayakin bakal nemu temen yang pas nih. Duh, kalau gue di bully gimana? cem di tipi-tipi gitu lohh. Duh gue takut nihh.." Gabby tengah mondar mandir sembari memainkan jari telunjuknya gelisah. Jangan ditanya berapa gelisahnya Gabby sekarang! Ia sangat trauma mengingat ia dulu pernah melihat kasus bullying yang sedang ia khawatirkan didepan mata nya sendiri. Ia takut jika kasus itu juga bakal menimpanya.Namun langkahnya seketika terhenti pas didepan cermin. Ia lalu berputar dan menghadap ke cermin sekarang.
"Hufft tarik napassss buanggg tarikkk buanggg" ia mencoba menenangkan dirinya sendiri.
"Gabby lo gaperlu takut! Lu cewe berani! Lu pasti bisa ngatasin ini semua nantinya. Ayo Gabb semangaaat! Fighting!!"
Ia mengepalkan lengannya dan mengangkatnya tinggi tinggi ke udara. Sedetik kemudian ia cekikikan sendiri mengingat ia sudah seperti orang gila berbicara sendirian didepan cermin.
"Hmmm mending sekarang gue bocan dulu ahh sekalian mimpiin oppa oppa gue. Hmm oppa i'm comming."
Ia langsung mengambil handphone nya dan memutar lagu Sam smith - to good at goodbyes dan mulai memaksakan matanya untuk terpejam.
🌸🌸🌸Holaaa selamat bergabung guys di cerita baru akuu. Semoga suka yaa ? Maklum masih perdana jugaa.
Oh iya aku juga dengan senang hati nerima saran dan kritikkan dari kalian semuaa
Happy reading guyss vote & comment nya jangan lupa 😍😍
Kiss and hug
17 Desember 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
Teen FictionAmazing cover : RizdaAmanda Kehidupan seorang Gabriella Amanda Putri yang tinggal bersama papanya. Sikap Gabby-begitulah gadis itu kerap disapa mulai berubah semenjak ia bertemu dengan Gavin Reynald Wijaya. Sikap Gabby yang sangat jauh berbeda denga...