"Sekolah yang cukup bagus." batin gabby baru saja memuji sekolah pilihan papanya tersebut.
Gadis yang tengah mengunyah permen karet itu berjalan dengan cueknya tanpa menghiraukan berbagai macam tatapan sinis dari berbagai siswa yang berada di sekelilingnya.
Ia pun sesekali mendengar namanya disebut-sebut yang membuat ia semakin badmood.
"Eh itu anak baru ? Cantik yak?"
"Cantik apaan? Cantikkan gue juga eww,-"
"Hooh liat aja muka cem cabe gitu lu bilang cantik? Mata lu katarak?"
"Eh tapi emang cantik tau kek bule. Lu aja kalah hahaha."
Ia sebenarnya risih mendengar celotehan para siswa yang sedari tadi menatap sinis kearahnya.
Ingin rasanya cepat-cepat menemukan ruangan kepsek agar ia bisa terhindar dari celotehan yang sedari tadi memekakkan telinganya.
"Duh, ini dimana sih? Kok dari tadi gaada yak?" rutuknya dalam hati.
Kepalanya celingukkan membaca tulisan disetiap ruangan yang ia lewati.
Ah ketemu! Hatinya bersorak senang. Tak butuh waktu lama, setelah mengetuk pintu dua kali ia kini berada di ruangan ber cat putih yang dominan dan tengah berbincang dengan pak Ridwan -Kepala Sekolah SMA Nuansa Indah.
"Permisi pak" ia tersenyum dengan tulus sembari mencoba bersikap sopan kepada pak Ridwan. Bagaimanapun ia tak mau langsung di cap buruk oleh orang yang baru mengenalnya, apalagi ini pertemuan pertamanya.( padahal mah gak gitu aslinya 😂 )
"Oh iya, kamu Gabby, kan ? Siswa baru itu? Ehm... Baiklah kamu saya tempatkan di kelas XI IPA 2." Raut tegas yang dan disiplin yang kuat jelas tergambar di wajah Pak Ridwan. Tipe yang suka ketertiban pikir gabby.
Tak mau berbasa-basi lagi gabby memutuskan untuk segera keluar dan menuju ke kelasnya.
Baru saja Gabby hendak melangkah, namun seketika matanya bertemu dengan mata seorang lelaki jangkung, putih beralis tebal, dan tampan? Penampilannya mengisyaratkan bahwa lelaki ini adalah seorang GoodBoy. Tapi tunggu dulu! Sedetik kemudian mata lelaki itu langsung berpaling ke arah lain. Arrogant! Cuek! 2 kata itulah yang terlintas dikala Gabby ketika melihat lelaki itu.
"Maaf pak, saya telat. Ada yang bisa saya bantu?"
Suara berat dan raut wajah datar yang tergambar semakin menambah kesan cuek yang tadi terlintas dipikiran gabby.
"Duh ngapain gue masih disini?" Rutuknya dalam hati.
Lalu ketika Gabby mulai beranjak dari ruangan ini, lagi-lagi langkahnya terhenti.
"Sebentar Gabriella, Gavin tolong antarkan siswi itu ke kelas XI IPA 2." perintah pak Ridwan sambil menunjuk kearah Gabby.
"Oh baik pak. Permisi. Ayo!" lelaki yang bernama Gavin itu pun tampak berjalan mendahului Gabby yang masih mematung ditempat nya berada.
"Cepet ! bel udah bunyi dari tadi." Gavin berbalik sambil menatapnya sebentar lalu bergegas pergi lagi.
"Eh?" Gabby memutar bola matanya malas lalu berlari kecil membuntuti Gavin yang telah berada jauh didepannya.
🌸🌸🌸
Hai,, update lagi.
Maaf yak mood saya terkadang naik turun😞😞
Tapi saya usahain deh buat update cepet..😂😂
Gimana part ini guys? Fyi, saya ngetiknya disela sela belajar loh ini, so saya gabisa pastiin kapan update 😞😞 soalnya senin depan juga akunya usbn.
Oh iya, aku juga seneng plus kaget pas tau kalo readersnya lebih dari 90 👍👍 tapi disayangkan juga votenya dikit 😞😞
Oke segitu aja untuk kali ini, semoga kalian lebih rajin vote lagi yaa biar akunya semangat buat updatee💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
Teen FictionAmazing cover : RizdaAmanda Kehidupan seorang Gabriella Amanda Putri yang tinggal bersama papanya. Sikap Gabby-begitulah gadis itu kerap disapa mulai berubah semenjak ia bertemu dengan Gavin Reynald Wijaya. Sikap Gabby yang sangat jauh berbeda denga...