"Bosen." Gabby mengetuk-ngetukkan jarinya malas ke bangku taman.
Setelah insiden di kantin tadi Gabby memang memutuskan untuk cabut. Entahlah suasana hatinya sedang kacau hari ini. Ia hanya butuh sedikit hiburan untuk mengembalikan moodnya.
Sudah sekitar 2 jam ia duduk ditaman ini tanpa melakukan apa-apa. Ia hanya duduk, menyumbat telinganya dengan headphone lalu memutar playlist kesukaannya sambil sesekali ikut bersenandung mengikuti irama yang ia dengar.
Tak lama dari tempatnya berada ia melihat tukang es langganannya setiap sore. Wajahnya berseri ia pun beranjak dan bergegas membeli es tersebut.
"Mang kek biasa yah"
"Siap, neng ga sekolah?"
"Udah pulang mang guru rapat."
"Oke neng, nih"
"Makasih mang. Nanti sore ke komplek ya mang saya mau borong. Kulkas saya kosong hehe."
"Oke deh neng makasih banyak yee."
Ketika ia mulai menikmati es vanila kesukaannya, iris matanya tak sengaja menangkap sosok yang sukses membuat dadanya kembali bergemuruh.
"Man..da?" lelaki itu terperanjat ketika melihat gadis dengan tangan yang memegang eskrim kini berada tepap dihadapannya.
"Bisa jelasin?"
"Oh maaf papa lupaa, sebenernya papa mau cerita sama kamu tapi sepertinya kamu lelah."
"Pacar baru?" Gabby berbicara dengan nada meremehkan.
"Oh begitulah" Dandi tampak tersenyum malu.
"Perkenalkan aku Sarah."
Wanita tinggi semampai yang berpakaian sangat ketat itu tampak mengangkat tangannya untuk berjabat tangan dengan Gabby.Tapi tampaknya Gabby tak suka dengan Wanita itu. Terlihat dengan cara Gabby menatap wanita itu dengan tatapan permusuhan yang sulit diartikan.
"Oh lihat deh papa pacarin anak dibawah umur, lagi?"
"Hey manda jaga bicara kamu sayang."
"Tidak apa-apa kok mas,"
Wanita itu tampak tersenyum maklum."Jelaskan pada papa, kenapa kamu berada disini?"
"Apa urusan anda?. Urusi saja pacar baru anda itu. Dan lihat saya tak akan pernah sudi jika memiliki seorang ibu tiri yang penampilannya seperti seorang jalang."
"Satu lagi lo-
Gabby tampak Menggantung kalimatnya dan telunjuknya kini mengarah dari atas kebawah.
"Baju lo kurang bahan banget😂 gapunya uang yah buat beli baju? Liat nih penampilan lo udah kek jablay banget. Inget umur ya nona sarah."
Gabby berkata dengan nada mengejek dan terlihat tertawa menyeringai.
Darah dandi mendidih, tangannya yang terkepal kini telah mendarat dengan kasar di pipi gabby.
Plak!!
"Sejak kapan mulut kamu menjadi tajam seperti ini?! Papa takpernah mengajari kamu untuk bersikap kurang ajar seperti ini manda!"
"Oh pantes yahh anda aja gatau gimana perubahan sikap saya. Ayah macam apa anda? Urusi saja pacar baru anda itu. Saya permisi."
Gabby melirik sinis kearah sarah yang terlihat menunduk. Ia muak berada disini sejujurnya. Ia tak pernah melarang ayahnya untuk memiliki hubungan spesial dengan siapapun. Tapi kini? Ia merasa tak suka dengan sarah. Entahlah ia rasa perempuan itu sangat licik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
Teen FictionAmazing cover : RizdaAmanda Kehidupan seorang Gabriella Amanda Putri yang tinggal bersama papanya. Sikap Gabby-begitulah gadis itu kerap disapa mulai berubah semenjak ia bertemu dengan Gavin Reynald Wijaya. Sikap Gabby yang sangat jauh berbeda denga...