Chapter 5

1.7K 265 41
                                    

"APA?!"

"Ssstt! Jangan berteriak." Ujar God yang membekap mulut Bas dengan lap meja.

"Hei! Itu kotor!"

"Oh, sorry sorry. Makanya jangan berisik. Nanti P' Sherlyn bisa mendengarmu."

"Lalu apa peduliku?" Ujar Bas ketus.

"Aku pulang." Lanjut Bas sambil mempoutkan bibirnya lucu.

Saat membalikkan tubuh kecilnya, tangan God menarik kuat lengan Bas sehingga Bas berbalik kembali dan tubuh mereka hanya berjarak 0,5 cm. Hampir bersentuhan. God mendekatkan wajahnya dengan wajah Bas.

"Kenapa kau marah?"

Suara rendah God membuat Bas merinding sendiri. Apalagi wajah God yang sangat dekat dengan wajahnya. Bas mendorong hidung mancung God dengan jari telunjuknya sehingga wajah God menjauh dari wajahnya.

"Jangan menciumku sekarang! Aku belum siap!" Jerit Bas yang kemudian berlari keluar rumah God sambil menutupi bibir sucinya.

Rahang God jatuh dengan wajahnya yang melongo tidak percaya.

"Siapa yang mau menciumnya? Astaga... Aku bisa gila." Gumam God

.

.

.

.

.

.

Bas side

Bas sedang berusaha menetralkan detak jantungnya sekarang. Sesekali ia menatap Tae yang menatapnya tajam.

"Darimana kau?"

"Dari rumah God." Jawab Bas jujur.

"Sedang apa kau disana?"

"Hnn, hanya bekerja kelompok."

"Huft... Kau saja beda tingkatan dengannya, Bas."

Tae menghela nafasnya dan mengambil ponselnya. Tanpa basa-basi, Tae langsung menghubungi nomor God untuk bertanya tentang Bas. Dia tidak mau repot.

"God!"

"Hm?"

"Apa Bas ada di rumahmu tadi?"

"Iya."

Bas komat-komit berdoa agar God tidak memberitahu Tae semuanya. Bas mengutuk kelakuannya saat di rumah God tadi.

"Kenapa dia bisa sampai terluka seperti itu? Kenapa dia bisa di rumahmu?"

"Tadi Guru Patchara menyuruhku dan Bas untuk mencari piano baru. Piano di ruang musik sudah rusak. Saat di perjalanan, Bas terjatuh di atas batu-batu yang lumayan tajam, makanya ia terluka. Jadi, aku bawa dia ke rumahku untuk aku obati." Jelas God panjang lebar.

N A U G H T Y [GodBas]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang