Tae memandang kasihan pada Bas entah kenapa. Bas jadi risih sendiri karena dipandangi seperti itu.
"Kenapa kau melihatku seperti itu?"
"Bas, apa kau banyak pikiran? Apa kau stress? Apa kau trauma akan sesuatu? Apa ka-"
"Hei! Ada apa?!"
"Kau terlihat semakin kurus. Padahal tadi pagi kau tidak sekurus ini. Ya... walaupun agak sedikit berisi. Tapi siang ini jauh lebih kurus."
"Hmm? Aku merasa biasa saja."
"Buktinya bajumu sudah terlihat sangat longgar di badanmu. Sudah pendek, tambah lagi dengan tubuh kurus. Oh... Apakah sarapan yang kubuat tadi pagi sangat sedikit? Mungkin kau cacingan? Bisa jadi."
"Taestupid! Kau terlihat sangat bodoh. Ini bukan kemeja milikku. Ini milik God, bodoh!"
"16 kali!"
"Apanya?"
"Kau memanggilku 'bodoh' sebanyak 16 kali sejak tadi pagi sampai sekarang!"
"Lalu?" Tanya Bas tidak peduli.
"Oho... Aku lupa menulis nama apa pada kontak Daddy." Ujar Tae yang pura-pura sibuk dengan ponselnya.
"Hei, hei, hei! Aku tarik ucapanku!"
"Good."
Bas melihat jam tangan hitam yang melingkar pas di pergelangan tangan kirinya. Sudah jam setengah empat sore. Ia harus pergi ke lapangan skateboard sekarang. Thana dan yang lainnya pasti sudah menunggu.
"Mmm... Aku... Aku harus pergi ke kelas sekarang. Kau pulang duluan saja. Jangan jemput aku nanti. Aku ada urusan dengan New dan Copter sepulang sekolah."
"Baiklah. Aku duluan." Jawab Tae.
Sebenarnya Bas merasa bersalah karena sudah membohongi Tae dan dengan mudahnya Tae langsung percaya begitu saja. Tapi jika ia tidak berbohong Tae tidak akan membiarkannya pergi kemana-mana.
Bas masuk ke kelas dan mengambil tas sekolahnya kemudian langsung melesat pergi berlari melewati lapangan sekolah yang sangat luas.
"BAS PINIWAT!"
Bas memejamkan matanya erat saat ada yang meneriaki namanya. Sepertinya ia ketahuan. Bas membalikkan tubuh mungilnya takut-takut dan langsung mendapati wajah tegas milik sang ketua osis.
"S-senior God?"
Sebenarnya Bas senang saat God memanggilnya. Tapi keadaan sedang tidak memungkinkan untuk sekarang ini.
"Kau mau kemana? Siswa kelas XI masih ada kelas tambahan sekarang. Kembali ke kelasmu atau kau akan kulaporkan pada guru Yutthana." Ujar God dengan melipat kedua tangannya di depan dada.
Bas lupa jika hari ini piket God mengurus sekolah bersama Both.
"Aku tidak bisa."
"Tidak ada alasan. Cepat kembali ke kelasmu!"
"Tapi..."

KAMU SEDANG MEMBACA
N A U G H T Y [GodBas]
أدب الهواةWajah si manis ini menipu sekali. Berbanding terbalik dengan sifat nakal yang dimilikinya. "Shiaa, bocah ini. Bisakah kau berhenti?"- God. "Go-, maksudku senior tampan! Tunggu aku!"- Bas.