Chapter 2

1.9K 313 51
                                    

Bas berjalan santai menyusuri sekolah sambil meminum Pink Milk yang ada di tangannya. Ia belum terlalu mengenal denah sekolah barunya. Karena itu ia berinisiatif melihat-melihat semua yang ada di sekolah yang bisa dibilang sangat luas ini.

Kaki Bas berhenti saat matanya mengarah pada taman. Matanya berbinar lengkap dengan kedua sudut bibirnya yang terangkat sempurna. Bas berlari kecil ke taman dan duduk di bangku panjang berwarna putih. Kemudian ia melihat ke sampingnya dan senyumnya semakin lebar dari telinga kanan sampai telinga kiri.

"GOD!"

"SHIAA! ASTAGA!"

Bas yang kaget karena teriakan God langsung menjatuhkan cup pink milk miliknya. Ternyata yang dari tadi Bas perhatikan hanya God yang sedang memejamkan matanya. Bukan taman sekolah. God segera mengembalikan ekspresi datarnya setelah sempat terkejut selama beberapa detik barusan.

"Kau tampan sekali jika terkejut seperti tadi." Ujar Bas dengan cengirannya.

"Kau lagi. Ada apa kemari? Kalau hanya untuk menggangguku lebih baik kembali ke kelasmu."

"Haish, kau galak sekali. Aku tidak menemukan Tae. Jadi, aku pikir dia ada bersamamu." Alasan yang bagus sekali, Bas. God hanya mendengus pelan dan kembali memejamkan matanya.

"God..."

God menatap Bas saat bocah itu memanggil namanya.

"Kau adiknya Tae kan?"

"Sebenarnya aku malas mengakuinya. Tapi, ya. Aku adiknya. Kenapa?"

"Otomatis kau lebih muda darinya dan pasti juga lebih muda dariku. Harusnya kau memanggilku senior karena aku berada satu tingkat diatasmu. Tidak sopan sekali."

"Kita hanya beda satu tahun. Ayolah..."

"Terserahmu saja."

"Eh? Kau merajuk padaku?" Tanya Bas antusias. God lagi-lagi mendengus dan mendelik pada Bas.

"Wajahku memang begini. Aku tidak merajuk. Dasar bocah." Jelas God kesal. Bas hanya terkekeh lucu.

"Aku hanya satu tahun di bawahmu. Kenapa kau memanggilku bocah? Umurku sudah 16 tahun asal kau tau."

"Aku tidak tau dan aku tidak mau tau."

Ternyata pangeran berambut hitamnya ini lebih sulit dari yang ia bayangkan. Ia sangat cuek. Tapi bukan Bas namanya kalau tidak bisa menarik perhatian seseorang dalam waktu cepat.

"Oh, Tae ada disana. Jadi, kau bisa pergi sekarang." Ujar God.

"Kau mengusirku?"

"Ck! Tadi kau bilang kau kemari untuk mencari Tae, bukan? Dia ada disana."

God menunjuk Tae yang berjalan dengan menggunakan earphonenya.

"Baiklah. Aku pergi dulu. Jangan merindukan ku ya tampan." Ucap Bas yang sudah berdiri. God memutar bola matanya malas.

Namun baru satu langkah Bas berjalan, tangannya ditahan oleh oleh tangan seseorang yang ia yakini itu milik God.


N A U G H T Y [GodBas]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang