Semenjak insiden kemarin, Amanda,Bianca, Dan carla menjadi teman. Kemana-mana selalu bertiga.
Amanda, Gadis blak-blakan. Bianca, Gadis berani sama siapapun. dan Clara Cerewet Tapi penakut.:v"Hoy, jangan main comot-comot aja dong,Man" Geurutuan itu keluar dari mulut bianca saat mengetahui kentang goreng nya diambil tanpa seizin bianca.
"yaelah, Sikit doang kali. Pelit amat lu nyed-,-"
Kini mereka bertiga sedang berada di kantin kampus. Kantin yang bernuansa coklat itu dipenuhi beberapa mahasiswa, termasuk Amanda,Bianca,Dan Clara. Amanda dan bianca sibuk bertengkar karena makanan,sedangkan clara hanya diam sambil menopang dagunya,Melamun.
"Diem aja lo la, Kenapa?" Tanya Amanda saat melihat wajah clara bingung.
"Eum, Tadi pagi mobil gue diserempet sama cowo rese'. Dan cowo rese'nya adalah cowo yang tadi dihukum bareng kita karena terlambat, Man. kalo gak salah namanya genta. Lo tau dia siapa?" Tanya clara.
Amanda dan bianca saling tatap. "Tau jelas. Gue,bianca dan Genta satu sekolah dulu pas SMA. Dan dia itu Troublemaker. Dia itu pembuat onar,La." Jelas Amanda. Clara hanya ber"OH" ria.
"Bedewe, Lo kok manggil gue'La'? Nama gue clara, Euy" Tegur Clara karena amanda salah menegurnya. Amanda hanya mengangkat bahu nya tak acuh. "Gue lebih suka manggil lo carla, Bukan clara. Susah la:v Ucap Amanda santai.
"La, Lo punya mantan gak?"
JLEBI
Mendengar pertanyaan Amanda,Clara menarik nafasnya Panjang. Ia mengangguk samar tanpa bersuara. Pandangan nya sayu menatap lurus. "Kenapa la?" Tanya Bianca. Clara menggeleng. "Tapi dia udah meninggal saat gue bener-bener sayang sama dia." Lirihnya pelan. Bianca melirik Amanda horor lalu beralih mengusap punggung Clara. Sedangkan yang ditatap, Cengengesan tak jelas.
"Pulang yuk, Udah Mau hujan" Ajak clara pada dua teman nya. Kedua nya mengangguk setuju. Lalu berpamitan untuk pulang. keadaan kantin mulai sepi karena cuaca mendung.
Saat ia ingin menyusul temen temen nya pulang, Satu langkah ia melangkahkan kakinya, Hujan deras turun dengan lebat nya. Dengan cepat ia menarik kaki nya dan segera berteduh. Ia berlari kesudut kantin yang saat itu mulai sepi. Ia berjongkok memegang lutut nya sambil membenamkan wajahnya disana.Beberapa helai rambut nya menyentuh lantai. Kedua tangan nya menekan telinga nya kuat-kuat. seakan menolak untuk mendengar sesuatu.
Genta yang saat itu melintas dan sengaja berniat berteduh, Tak sengaja melihat gadis itu. Mungkin saja ia akan berpikir bahwa gadis itu bukan manusia jika tidak melihat ujung kaki nya yang menyentuh lantai. Genta menghampiri gadis itu dengan Ragu ragu.
"Lo kenapa?"Tanya nya. Gadis itu mendongak. Mata nya yang coklat terang, Tampak berkaca-kaca saat membalas tatapan genta. Betapa terkejut nya genta saatmenatap bola mata itu. Gadis yang kemaren ia serempet,Mobilnya.
Genta mengulangi pertanyaan nya. Tetapi, Clara hanya menggeleng-geleng samar sambil menutup rapat kedua telinga nya.
Genta mengulurkan sebelah tangan nya. Bermaksud memberinya bantuan untuk berdiri. Tetapi, Clara hanya menatap genta dengan sorot mata ketakutan.
"Hm?" Tangan genta masih terulur kearah nya. Clara kembali menggeleng.
"Hujan—" Gumam nya. "Diluar hujan"
Genta menyerngit Cewe aneh.
Genta melemparkan pandangan nya earah luar melewati salah satu jendela kantin. Hujan masih turun, Tapi tidak sederas tadi.
"Hujan nya udah reda." Genta kembali mengulurkan tangan nya. "Ayo,berdiri"
Gadis itu melepaskan tangan nya dari telinga dengan ragu-ragu. Hujan diluar sudah tidak menimbulkan efek suara lagi. Ia menyambut uluran tangan genta dengan ragu.
"Thanks" Katanya sambil merapikan baju nya yang kusut akibat berjongkok.
"No problem"Sahut genta. "Mau keluar?" Tanya nya. Clara mengangguk sambil mengeluarkan jaket doraemon berwarna biru muda dari tas nya lalu mengenakan nya. Ia dan genta jalan beriringan meninggalkan kantin.
Hujan yang masih turun, membuat efek suara yang membuat clara menutup telinga nya rapat-rapat dan berniat kembali ke kantin. Tapi,lengan nya ditahan oleh genta.
Cowok itu heran.Kenapa mesti takut sama huja gerimis?,Pikirinya. Namun, Alih-alih mengajukan pertanyaan, ia menyodorkan headphone miliknya. "Nih"
"Ma—makasih" Clara menerima headphone itu. Dengan gerakan cepat ia memasangkan headphone itu ketelinga, lalu menyambungkan nya ke handphone nya. Menyetel lagu acak dengan volume penuh yang mengakibatkan efek suara hujan itu hilang. Kini ia merasa lebih baik.
"Gue genta. Jurusan arsitektur. Besok kalau mau balikin, Dateng aja kekelas gue." Ucapnya sedikit keras agar clara bisa mendenarnya.
Clara mengangguk mendengar ucapan lelaki disebelahnya. Clara berbalik menuju parkiran mobil untuk pulang. Tanpa menoleh kebelakang.
Genta menatap punggung yang kian semakin menjauh. Genta terdiam, Ia tak tahu nama gadis itu.
Rasa penasaran nya membuat nya berlari mengejar clara dan berhasil menyentuh pundak nya hingga ia terlonjak kaget sekaligus heran.
"Kenapa?" Tanya nya sedikit berteriak.
"Nama lo siapa?" Tanya genta
"Apa?" Ia tidak mendengat pertanyaan genta.
Genta menghela nafas, Ia mengulangi pertanyaan nya yang sama.
"Nama lo siapa?""'clara."
Vote jangan lupaa gaes :) Hargai akuu yakk :)
Kaya nya aku bakalan lama ga update, Paket sekarat :(
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainbow And Rain
Teen Fiction[Wattys2018] COVER BY CANVA WATTPAD YEAWW!! TOLONG HARGAI KARYA PENULIS DENGAN CARA VOTE N FOLLOW!! TERIMAKASIH. -- Sejak saat itu, Clara membenci hujan. Hujan yang menurut nya telah membawa kekasih hati nya pergi dan tak kembali. Tapi percayalah, s...