BAB 7 : LAPAR

93 3 1
                                    

Perlahan-lahan matahari menghilangkan terangnya tergantikan oleh langit yang mulai gelap,tanda senja berakhir. Namun, Gadis itu masih tetap setia duduk diAyunan bambu balkon kamarnya,Sambil menatap miniatur kecil bergambar nobita yang kini tak lagi berbalut kaca. Ia menghabiskan waktunya dengan menikmati senja yang akan berakhir.

Pemandangan nya didukung dengan taman bunga yang rapi yang berada dibawah balkon kamar nya disertai tangga kecil untuk menuju balkon kamarnya. Ia suka saat-saat ini. Dimana langit cerah tanpa adanya langit mendung yang memadai. Senyumnya mengembang saat matahari turun tanpa setitik cahaya lagi dilangit. Malam. Ia memutuskan untuk masuk kekamar. ia duduk dimeja rias sambil menatap wajahnya lekat-lekat.

"Aku kangen.."Nada nya lirih. Namun senyum indah tetap terukir dibibir tipisnya. Senyum itu tulus. Tidak ada unsur kesedihan didalam nya. Entah apa yang membuat nya mampu menahan senyum setulus ini semenjak kepergian ziedan. Ia menarik nafas panjang lalu bersiap beranjak keluar kamar untuk makan malam,Namun dering ponselnya membuat nya menahan langkah nya dan berbalik menuju meja belajar untuk mendapatkan benda kecil itu.

setelah merasa ia mendapatkan nya ia membuka lock ponsel nya dan mengangkat telfon yang masuk dari bunda nya. mengingat bunda dan ayah nya sedang tidak berada dirumah. Ayah dan bunda nya akan meninggalkan rumah selama seminggu ini untuk merawat Oma clara yang sedang sakit dibatam. Karena baru beberapa hari ini Clara menginjakkan kaki nya dikampus baru, ia memilih tidak ikut dan lebih fokus ke masalah kuliah nya saja. Ia akan menyusul bila ia sempat.

"Halo,Nda"

"Halo, Clara dirumah kan?"

"Iya. Emang kenapa,Nda?"

"Dirumah aja ya! Jangan kemana-mana. Nanti bakal ada tukang post kerumah."

"Iya,Bunda"

Setelah mengakhiri percakapan, Clara kembali me-lock ponselnya. Membiarkan benda kecil itu terlempar begitu saja ditempat tidur, Lalu ia beranjak keluar dari kamar nya.

Suasana rumah terasa lebih sepi dari biasanya. Hanya ada Clara, bi'inah—Pelayan rumah tangga,dan suami nya—Pak bono—supir pribadi. Ia kini berada didapur mencari sesuatu yang mungkin bisa ia makan. Namun, Sudah setiap lemari ia periksa, Tak ada satupun yang bisa ia makan.

"Bunda gak belanja kali,ya?"Gumamnya.

Ia berjalan menuju teras belakang, tempat biasa dimana bi'inah dan pak bono bercanda gurau disela sibuknya pekerjaan mereka. Terkadang clara merasa iri kepada Bi'inah dan pak bono. Mereka menyempatkan diri untuk duduk berduaan menikmati masa-masa indah mereka. Berbeda dengan Ayah dan bunda nya yang sibuk dengan pekerjaan, dan kurang memerhatikan Clara. Terlebih Ayahnya, Yang selalu perduli dengan perusahaan nya. Entah pun karena wanita lain—Ups. Walaupun tidak mempunyai anak, Tapi rasa ke-ibuan yang diberikan bi'inah saat clara masih kecil sangat lah hangat. Terketahui, Bi'inah dan pak bono sudah bekerja sejak clara kecil. Tak dapat dipungkiri lagi, Clara sudah menyayangi keduanya seperti orang tua nya sendiri.

Setelah ia sampai diteras belakang, Ia melihat bi'inah dan pak bono yang sedang duduk panjang seraya menikmati teh panas. Dengan langkah mengendap-endap ia merangkul keduanya dari belakang.

"Bi' inahhh! Bi' gak ada makanan ya? Clara laper,taukk" Tanya clara sambil merengek manja dilengan bi'inah.

"Non mau makan? Biar bibi' Masakin nasi goreng Seafood Kesukaan non clara,Mau?" Tanya bi'inah bersiap beranjak kedapur. Clara berfikir sejenak lalu menggeleng sebagai jawaban nya.

"Eumm, Enggak deh bi'. Clara keluar aja bentaran yak, Beli cemilan di simpang empat komplek. Bibi' mau nitip? " Izin clara. Bi'inah mengangguk lantas tersenyum "Engga deh non. Bibi' masih kenyang. Hati-hati ya, Udah malem soalnya."

Clara tersenyum sambil mengacungkan jempolnya "Oke bi'"

***

Ia keluar dari pekarangan rumah nya dengan menggunakan celana pendek dan kaus putih yang dibalut jaket doraemon untuk melindunginya dari dingin nya malam itu. rambut nya ia ceplos asal yang penting Tidak semak! . Lampu jalan menerangi komplek yang malam itu lumayan ramai dipenuhi dengan pedagang kaki lima yang kerap berjualan disekitaran komplek. Tapi, target yang ingin dibeli clara bukanlah makanan yang kini berjualan disekitaran komplek. Ia harus berjalan kesimpang empat komplek untuk mencapai kemauan nya.

Sekitar ± 5 menit ia sudah sampai dipersimpangan komplek. Beda dengan komplek dalam, Di area ini terlihat lebih sepi,senyap. tak ada pedagang ataupun kendaraan yang berlalu lalang disini. Hanya ada tukang sate langganan nya yang mangkal disana. Sejurus kemudian terbesit otak jahil clara dengan senyum licik nya. :v

ia melepas jaket nya membiarkan kaus putih nya terekspos, dan melepas celposan rambut pirang nya membiarkan nya tergerai berantakan. Dan berjalan mendekati punggung mang bedu—si penjual sate.

"Manggg, Sate nya mang." Pinta clara dengan suara yang dibuat-buat. Seseram mungkin. Mang bedu tidak berbalik, Ia sibuk mengipas sate, namun menangapi pinta clara.

"Berapa tusuk atuh,Neng?" tanya Mang bedu. Clara tersenyum licik saat itu dibalik geraian rambutnya. "Seratus tusuk, Mang. hihihihihi:v" Ucapnya kemudian tertawa seperti layaknya kuntilanak.

"Se—seratus tusuk? Banyak amat..?" Suara nya terdengar bergetar. Pundak mang bedu terasa tegang, ia berbalik dan sejurus kemudian teriak ketakutan nyaris ingin berlari. namun lengan nya ditahan oleh Clara. Clara merapikan penampilan nya menampakkan wajah nya didepan mang bedu. "Haha, mang. Ini clara" Ucapnya seraya terkekeh pelan. Mang bedu membuang nafas nya lega. Lalu tertawa bersama clara.

"Haduh, Neng Clara Buat mamang kaget aja, Euy. Mamang kira tadi Mbak kunti" Tegur Mang bedu sambil menggosok-gosok dada nya. Bedaki euy!:v Clara terkekeh pelan.

"Hahaha, mamang takut, ya?" ledek clara sambil menaik-turunkan alisnya. Mang bedu tersipu malu sambil menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.

"Hehe, Iyaa. Bedewe gasweyy Neng Clara mau beli berapa tusuk,Atuh? Seratus tusuk nya jadi?"Tanya Mang bedu. Clara memasang muka cemberut. "Seratus tusuk siapa yang makan mang? Banyak amat, Kali. Seporsi kayak biasa aja Mang." Pinta Clara yang di iyakan oleh mang bedu. Tak sampai menunggu 10 menit, Sate kesukaan nya telah terbungkus rapi dan siap dibawa pulang.

Vote!

vote gak banyak, Gak bakal lanjut. Terimakasih :)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 18, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rainbow And RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang