P. S ini alurnya maju-mundur syantik yaa
"Ini sudah setahun."
Jaemin meletakkan sendoknya di atas meja. "Tidak, ini sudah dua tahun."
"Benarkah? Aku jadi bodoh menghitung belakangan ini," ucap Sungkyung sembari mengaduk makanannya.
Setelah kepergian Jeno, Jaemin dan Sungkyung menjadi dekat. Keduanya masih belum melupakan lelaki bermarga Lee itu.
"Aku mau balik ke kelas, kau tidak?" tanya Sungkyung membuat Jaemin menggeleng. "Nanti saja."
"Ya sudah, aku duluan, ya."
Sungkyung berjalan meninggalkan kantin. Langkahnya membawanya ke taman belakang sekolah, bukan kelas. Sedari tadi gadis itu hanya memikirkan satu hal, bolos.
Gadis itu tersenyum kecut mengingat kejadian dua tahun lalu, dimana dia menyatakan perasaannya pada Jeno. Sungkyung duduk di bangku kayu dan menatap langit. "Benar, ini sudah dua tahun."
"Kau memintaku untuk menyimpan perasaanku setidaknya selama satu atau dua tahun. Ini sudah dua tahun, bisakah aku tak menyimpannya lagi? Ah, sial."
Sungkyung mengumpat begitu tetes airmata membasahi pipinya. "Aku tak menangis karenamu, ini karena debu yang terbawa oleh angin dan masuk ke mataku, ya seperti itu, hiks."
"Ah, eottokhae? Hiks, bagaimana ini? aku selalu teringat Jeno, aish. Seharusnya dia bertanggung jawab, bukan malah pergi seperti itu," omel Sungkyung sembari mengacak rambutnya frustasi.
"Dia kan tak menghamilimu dan lari, kenapa bertingkah seperti itu?"
Bahu Sungkyung menegang, dengan gerakan pelan, gadis itu menoleh.
"Kau... ""Benar, aku Lee Jeno."
Mata Sungkyung membelalak. "Omo, aku sudah mengikhlaskan mu, sekarang tolong pergilah dengan tenang. Jangan menggentayangiku, jebal."
Lelaki itu tertawa mendengar ucapan Sungkyung. "Kenapa kau bertingkah seperti aku sudah meninggal?"
Sungkyung membuka matanya perlahan, menatap lelaki yang masih tertawa di belakangnya.
Mata lelaki itu menyipit, hingga bola matanya tak terlihat saat tertawa.
Sungkyung mengerjabkan matanya. lelaki itu sangat mirip dengan Jeno. Namun ada beberapa hal yang Sungkyung rasa berbeda.
"Se-sejak kapan kau punya tahi lalat di wajahmu?"
Lelaki itu menghentikan tawanya dan tersenyum. "Kau menyadarinya. Kupikir kau takkan menyadarinya seperti yang lain."
"Jeno tak punya tahi lalat-"
"Tentu saja karena dia bukan Lee Jeno, tapi Jackson Lee, kembaran ku."
"Hah?"
Lelaki itu tertawa lagi melihat ekspresi blank Sungkyung, membuat Sungkyung mengerjapkan matanya untuk kesekian kalinya.
Sungkyung sadar satu hal, tawa lelaki di depannya ini sangat berbeda dengan Jeno. Jeno yang dikenalnya takkan tertawa seperti orang konyol.
Namun entah kenapa, Sungkyung merasa familiar dengan suara tawa lelaki itu.
***
"APA? Maksudmu bagaimana? Aku tak mengerti sama sekali."
Jaemin mengacak rambutnya frustasi mendengar pengakuan sahabat yang selama ini dikenalnya sebagai Jackson Lee.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Hyung's | 𝘓𝘦𝘦 𝘑𝘦𝘯𝘰 ✔
FanfictionTak ada yang benar-benar lelaki bermata sipit itu inginkan selain senyum dari kakak sulungㅡ Lee Taeyong, untuknya. Dan jika kepergiannya dapat mengembalikan senyum sang kakak, maka lelaki itu akan berdoa setiap saat. Dia bilang, "jika aku pergi, to...