"Jadi kau mengorbankan dirimu karena Jenoㅡ maksudku Jackson tak ingin pergi ke Kanada?" tanya Jaemin begitu Jeno selesai menceritakan awal mula bagaimana dirinya bertukar identitas dengan kembarannya.
Jeno mengangguk singkat dan kembali mencomot apel di depannya."Tapi kenapa?" tanya Sungkyung.
"Mau bagaimana lagi? Diantara kami berdua, aku lah yang paling berani, bahasa Inggris ku lebih baik darinya dan kemampuan sosialku lebih tinggi. Jika Jackson yang pergi, mungkin dia akan berakhir dengan kesepian atau terbully," jawab Jeno."Hei, Jaemin, wali kelas mencarimu," ucap seseorang siswa yang kebetulan lewat.
Jaemin menggerutu. "Aku pergi dulu. Aku akan kerumahmu nanti."
"Ya, pergilah. Aku muak melihat wajahmu."
Jeno melirik Sungkyung yang tengah melamun.
"Yang menolongmu saat di kejar anjing itu aku, bukan kembaran ku."
Sungkyung tersadar dari lamunannya. "Hah?"
***
"Kita takkan memberitahu Jaemin?" tanya Jackson membuat Jeno mengangguk. "Eoh. Dia mengambil seluruh cemilanku dan memakannya diam-diam, aku kesal sekali."
Jackson menggelengkan kepalanya tak percaya. "Tapi bagaimana kalau dia marah?"
"Ya marah saja, itu haknya, tapi memakan cemilanku bukan haknya. Cih, dia benar-benar menyebalkan," gerutu Jeno.
Kedua adik-kakak itu berjalan di sepanjang koridor sembari sesekali bercanda, mengabaikan tatapan bingung orang-orang yang tak dapat menemukan perbedaan mereka.
"AAAA, TOLONG JAUHKAN ANJING ITU!"
Jeno dan Jackson menoleh begitu mendengar seruan seorang gadis yang tengah di kejar anjing gila.
Jackson melongo melihat beberapa orang yang berusaha menghentikan anjing tersebut, sedangkan Jeno tertawa melihat gadis yang di kejar anjing.
"Dia lucu."
"Ya! Apa yang lucu dari orang yang sedang di kejar anjing gila?" tanya Jackson heran.
Jeno menoleh dan tertawa. "Of course, ekspresinya. Hei, coba kau bayangkan Mark hyung yang berada di posisi gadis itu. Pasti ekspresinya jelek sekali."
Ucapan Jeno membuat Jackson tertawa. Lelaki itu benar-benar membayangkan sesuai perkataan kembarannya. Keduanya memperhatikan gadis yang berlari ke arah mereka.
"Ini aneh, kenapa gadis itu masih terlihat cantik bahkan dalam keadaan seperti itu?" gumam Jeno. Lelaki itu lalu menepuk pundak adiknya.
"Ini saatnya beraksi." Jackson melongo. "Kau ingin menolongnya?"
Jeno mengangguk. "Ya, dia cantik."
"Apa urusannya, bodoh?" Jeno menoleh lagi dan tersenyum. "Akan memalukan jika gadis cantik berlari seperti itu sendirian. Tunggu aku di Cafe sana, oke?"
"Ya! Apa maksud-"
Terlambat. Jeno sudah duluan menarik tangan gadis itu dan berlari meninggalkan Jackson yang memilih masuk ke sebuah Cafe, menghindari resiko di kejar anjing.
Jeno berlari kencang sembari menarik tangan gadis yang menatapnya bingung. Keduanya berbelok di sebuah gang penuh tumpukan kardus dan berhenti.
"Te-terima kasih," ucap gadis itu dengan napas tersenggal.
"Bukan apa-apa." Gadis itu menggeleng. "Kau menyelamatkan nyawaku, tahu."
Jeno terkekeh. "Siapa namamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Hyung's | 𝘓𝘦𝘦 𝘑𝘦𝘯𝘰 ✔
FanfictionTak ada yang benar-benar lelaki bermata sipit itu inginkan selain senyum dari kakak sulungㅡ Lee Taeyong, untuknya. Dan jika kepergiannya dapat mengembalikan senyum sang kakak, maka lelaki itu akan berdoa setiap saat. Dia bilang, "jika aku pergi, to...