Three.

3.8K 613 32
                                    

Mingyu yang tengah berjalan di lorong sekolahnya hanya bisa menyeruput segelas ice lemon tea lengkap dengan perisa madu yang baru saja ia tambahkan. Mingyu sudah terbiasa berjalan kesana kemari sendiri tanpa ada yang menemaninya, karena jikalaupun ada, itu merepotkanalasannya.

Mingyu menoleh ke arah lapangan, menatap pemuda yang tengah berusaha memasukkan bola basket ke dalam ringnya yang menurut Mingyu jaraknya sangatlah dekat. Mingyu duduk di atas kursi panjang yang disediakan oleh pihak sekolah, menatap pemuda bermarga Jeon yang tengah mengerucutkan bibirnya karena tak dapat memasukan bola ke dalam ring basket.

"Seongsaengnim, aku tak bisa!" katanya merajuk. Mingyu hanya tersenyum menatap pemuda itu.

"Huuuuu! Jeon Wonwoo payah!" ledekan yang keluar dari mulut pemuda bermarga Lee itu hanya ditanggapi dengan umpatan-umpatan kecil dari Jeon Wonwoo.

Ya, Wonwoo bersama teman satu kelasnya tengah melakukan pengambilan nilai untuk ulangan harian di semester pertama mereka masuk ke sekolah ini. Wonwoo mengusap pelipisnya yang kini penuh dengan keringat. "Ya Lee Jihoon! Berikan minumanmu padaku!" pintanya setelah Park Seongsaengnim meminta Wonwoo untuk duduk membali.

Jika kau bertanya apakah Mingyu mendengar semua percakapan yang terjadi dilapangan, maka jawabannya adalah iya. Dia mendengarkan dengan seksama apa yang terjadi dilapangan.

Mulai dari Wonwoo yang di omeli karena tak dapat menjangkau ring basket, Lee Jihoon yang meledeknya, Wonwoo dengan segala kepribadiannya meminta minum Lee Jihoon secara paksa membuat pemuda bermarga Kim ini tersenyum simpul.

Jeon Wonwoo bukanlah seperti lelaki pada umumnya. Ia hanya akrab dengan pemuda mungil yang mengaku sebagai sahabat sehidup dan semati Wonwoo yaitu Jihoon. Namun ketika bersama dengan orang lain, Wonwoo akan bertransformasi menjadi pemuda dingin nan galak tanpa pandang buluh.

Mingyu menatap Wonwoo dengan tatapan penuh ingin tahu tentang cara mendekati pemuda itu. Namun naasnya, mata mereka bertumbukan dan membuat percikan api di hati Mingyu yang sekarang membuat kerja jantungnya berdenyut dua kali lebih cepat dari biasanya.

Ekor mata Mingyu tak dapat beralih sedikitpun dari Wonwoo yang masih menatapnya, kemudian tersenyum manis.

Manis sekali hingga rasanya seorang Kim Mingyu ingin menenggelamkan diri di dalam senyuman maut nan manis milik Jeon Wonwoo, siswa tingkat satu yang sekarang menempati kelas A.

﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏

Mingyu menatap naas kotak bekalnya—yang  ia siapkan sebelum berangkat sekolah—sudah dimakan oleh Lee Seokmin yang tiba-tiba kelaparan.

Sebelum pergi, Seokmin hanya memberikan Mingyu cengirannya yang khas kemudian berterima kasih pada pemuda Kim ini. Wajah Mingyu sudah tak beraturan. Kesal sudah pasti, namun ia tak bisa marah karena sudah terjadi.

Mingyu merenggut seraya menutup kotak bekalnya, lalu mengeluarkan satu komik One Piece yang baru rilis minggu lalu. Mingyu yang baru saja ingin membuka halaman pertama komiknya dengan cepat diinterupsi oleh satu suara disamping kanannya.

"Hei, Kim?"

Oh Tuhan, siapa yang berani mengganggunya sekarang?

Mingyu menaikan wajahnya yang masih kesal, menatap pemuda didepannya, kemudian terhuyung ke belakang dengan cepat. Pupil Mingyu membesar menatap pemuda dihadapannya. Pemuda Kim ini tak pernah menyangka dengan semua kejadian hari ini akan berhubungan dengan pemuda yang ada dihadapannya.

Ya, Jeon Wonwoo menyapanya.

Ini adalah pertama kalinya pemuda itu menyapanya.

Dan Mingyu menyesal karena hampir mengumpat ke arah Wonwoo dengan kacamata bundarnya.

"K-kau i-ing—"

"YA JEON WONWOO! BICARAKAN DENGAN JELAS!"

Teriakan Lee Jihoon seakan-akan membuat Mingyu sadar dengan keadaan sekarang. Matanya masih menatap pemuda Jeon yang tengah menghampiri temannya itu dan mengumpat dengan berbagai umpatan.

Hati Mingyu menghangat. Ia masih ingat pancaran manik obsidian milik Wonwoo yang selalu membuat hatinya bahagia. Wajah bahagianya tak bisa ia pungkiri.

Wonwoo kembali ke hadapannya, menggenggam dua buah kimbap yang Mingyu yakini itu miliknya.

"M-maaf, a-apa kau mau k-kimbapku? A-aku membeli kimbap t-terlalu banyak dan kurasa k-kau butuh s-satu" ucap Wonwoo tergagap. Bisa Mingyu lihat pipi pemuda itu sedikit....

Merona?

Mingyu terkejut sepersekian detik melihat rona di pipi Wonwoo.

Apakah perasaan yang ia pendam selama ini akan terbalaskan?

✴✴✴

Creating Love ※ Meanie✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang