Chapter 11

2.9K 510 45
                                    

Jihoon akhirnya sadar. Kepalanya terasa pusing. Dan, tunggu-


Gelap. Serta dingin yang menusuk hingga ke tulang. Siapa yang melakukan ini pada Jihoon?

Lagi-lagi Jihoon dibuat tak berdaya. Dengan bertelanjang dada, Jihoon diikat pada sebuah kursi dan matanya ditutup oleh kain berwarna hitam.

Jihoon kembali memberontak. Ia mengerahkan seluruh tenaganya agar bisa lepas dari ikatan ini.

"Wah, kau sudah bangun ya." sebuah suara asing menyapa Jihoon.

"Siapa kau?! Apa yang kau lakukan kepadaku?!" geram Jihoon.

"Aku? Apa perlu kau tau siapa aku?" ujarnya dengan nada meremehkan.

Jihoon kembali memberontak. Menggerakkan tubuhnya sekuat yang ia bisa agar terlepas dari ikatan tersebut.

"Tolong! Tolong aku!" teriaknya.

"Well, kau sedikit menyusahkan ya."

Terdengar suara langkah kaki mendekat ke arah Jihoon. Jihoon ketakutan, tubuhnya bergetar.

Tiba-tiba sebuah benda menyentuh perut Jihoon. Seketika itu juga Jihoon terkena kejut listrik pada tubuhnya. Jihoon merasakan sakit teramat sangat.

"Itu baru permulaan. Kalau kau bertingkah lagi, aku tak akan segan memberimu lebih dari itu." ancamnya. Suaranya begitu rendah dan menekan.



Siapa sebenarnya orang ini? Apa yang dia inginkan dariku?



"A-apa yang kau inginkan dariku?" lirih Jihoon menahan sakit.

"Apa yang aku inginkan? Membuatmu menderita. Kau punya semua yang kau inginkan dengan mudah. Enak sekali hidupmu." jawab suara asing itu masih dengan nada meremehkan.

"Aku tak mengerti maksudmu."

"Kalau begitu, akan ku buat kau mengerti."

Jihoon terkena kejut setrum sekali lagi. Jihoon mengerang sekuat tenaga. Rasa sakit itu menjalar hingga ke ubun-ubun.

"To-tolong h-hen-tikan.." tubuh Jihoon mengejang. Lelaki itu tertawa melihat dirinya menderita.

"Kau manis, pantas semua orang mendekatimu. Bahkan kebahagiaanku saja jatuh hati kepadamu."

Terdengar suara langkah kaki mengelilingi Jihoon. Pemuda manis itu masih tidak berdaya. Dingin yang menusuk tulangnya pun tak terasa lagi, kalah akan nyeri dari sengatan kejut listrik yang menerpanya.

Jihoon bergeming. Otaknya berpikir keras, siapa orang ini dan siapa orang yang ia maksud kebahagiaannya?

"Hm, mereka menyukaimu hanya karena tampang? Bagaimana kalau ku rusak saja aset berhargamu ini?" lelaki itu tersenyum miring.

Tangannya mengelus pipi Jihoon dengan lembut namun menusuk. Membuat Jihoon semakin ketakutan dibuatnya.

"Jj-jangan... Aku mohon.." Jihoon bergetar hebat. Membayangkan apa yang akan lelaki itu lakukan pada wajahnya membuat Jihoon ingin mati lemas.

"Tidak akan ada yang bisa menyelamatkanmu kali ini. Aku sudah pastikan gedung ini kosong. Kau mau berteriak sekuat apapun tak akan ada yang dengar." lelaki itu tertawa penuh kemenangan.

Tanpa Jihoon ketahui, pukulan bertubi-tubi menghujam ulu hatinya hingga kursi tempatnya diikat jatuh terjungkal. Kepala Jihoon terbentur lantai. Jihoon merasakan pusing teramat sangat, rasanya seolah kepalanya akan pecah saat itu juga. Belum lagi nyeri pada ulu hatinya yang dihujam bertubi-tubi membuat napasnya tercekat.




Complicated [ PANWINK ]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang