"Jihoon!" Woojin yang memanggil Jihoon dengan sangat keras membuat lelaki manis itu terkejut.
Ia menoleh ke arah suara itu berasal, Woojin berlari menghampiri Jihoon yang sedang duduk di tepi danau seperti biasa.
"Kau tak apa? Kau baik-baik saja? Organ tubuhmu masih utuh kan?!" sesampainya di sana, Woojin menangkup pipi Jihoon dan mengecek keadaan sahabat kesayangannya itu.
"Kau ini kenapa?" Jihoon tampak bingung dengan perlakuan pemuda bergingsul di depannya ini.
Setelah suasana kondusif, Woojin membenarkan posisi duduknya di sebelah Jihoon. Ia mulai membuka pembicaraan.
"Jinyoung bilang seseorang menyakitimu, kenapa kau tak bilang padaku?!" Woojin menatap Jihoon cemas.
"Aku tak apa, sungguh. Kau tak perlu khawatir. Memangnya Jinyoung bicara apa padamu?" Jihoon tersenyum meyakinkan Woojin kalau dia baik-baik saja.
"Dia hanya bilang untuk lebih memperhatikanmu karena ada orang jahat yang menyakitimu tanpa sepengetahuanku," Woojin mengernyit.
"Lalu? Hanya itu?" tanya Jihoon.
"Selebihnya ia bilang ia akan melakukan tugasnya dengan baik."
Keduanya terkekeh pelan.
"Tumben kau kemari?" tanya Jihoon menatap Woojin.
"Untuk menemuimu. Kau tahu bagaimana khawatirnya aku kalau ada sedikit saja hal buruk terjadi padamu," jelas Woojin yang kemudian mendapat sebuah pukulan pelan dari Jihoon.
"Kau ini berlebihan sekali," Jihoon terkekeh.
"Tapi aku serius. Aku sudah menganggapmu seperti saudara kandungku sendiri, susah senang bersama. Jadi aku akan melindungimu." Woojin menatap Jihoon penuh keseriusan.
Jihoon kembali tersenyum dan memeluk Woojin. Ia menepuk-nepuk punggung Woojin dan mengusapnya lembut.
..
.
"Jaga dirimu baik-baik! Kalau ada apa-apa, kirim pesan padaku. Akan kuusahakan setiap minggu mengunjungi desa tempatmu," Woojin memeluk erat Jihoon layaknya seorang ayah yang akan melepas anaknya untuk karya wisata.
"Aku sudah besar, bodoh! Berhentilah bersikap terlalu protektif seperti itu," Jihoon tertawa kemudian menjitak kepala sahabatnya itu.
"Jinyoung, jangan lupa untuk selalu menjaga Jihoonku! Ingat! Jangan sampai ia tergores SE-DI-KIT-PUN!" Woojin wanti-wanti memperingatkan Jinyoung dengan penuh penekanan dalam kalimatnya.
Jinyoung hanya tertawa dan mengangguk.
"Aku akan merindukan kalian!" seru Hyungseob memeluk Jihoon dan Woojin erat.
"Kau juga jaga dirimu baik-baik, mengerti? Jangan makan sembarang makanan, aku tak mau perutmu sakit! Jaga kesehatanmu," Woojin mengusak rambut Hyungseob lembut, dan lelaki itu hanya mengangguk patuh sambil tersenyum.
Hyungseob mendekat ke arah telinga Jihoon untuk membisikkan sesuatu.
"Tenang, aku akan menjaga Guanlinmu." ujarnya sambil tersenyum. Jihoon mendengarnya hanya tersenyum dengan rona merah muda menghiasi pipinya.
Ya, Hyungseob satu kelompok dengan Guanlin.
Mereka semua berpencar menaiki bus masing-masing setelah memasukkan tas berisi barang ke dalam bagasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated [ PANWINK ]✓
FanfictionTak pernah sekali dalam hidupnya Jihoon membayangkan dirinya akan berakhir di sebuah boarding school menempuh pendidikan dan tinggal di asrama selama tiga tahun. Menyeretnya dengan paksa untuk keluar dari kehidupannya yang bebas. Oh, dan jangan lupa...