Chapter 17

3K 404 191
                                    

Jinyoung berjanji, ia akan mengajak Jihoon jalan-jalan kalau Jihoon sudah sembuh.

Maka dari itu Jihoon selalu bersemangat makan walaupun indera pengecapnya hanya merasakan pahit.

Jinyoung berjanji, ia akan membelikan Jihoon es krim apabila Jihoon sudah pulih.

Maka dari itu Jihoon tak pernah melupakan minum obatnya tiga kali sehari.







Praktek Lapangan akan usai satu minggu lagi. Ada perasaan senang bercampur sedih menyelimuti Jihoon. Senang karena sebentar lagi ia akan bertemu Guanlin, dan sedih karena sejujurnya ia mulai menikmati kebersamaannya dengan Jinyoung. Tak dapat dipungkiri, selalu bersama berbagi susah dan senang selama beberapa minggu ini membuat Jihoon nyaman berada di sekitar Jinyoung.

Terlebih Jinyoung adalah orang yang sangat perhatian, terlepas dari sifat keras kepalanya. Ia juga seorang pekerja keras.

Karena kinerjanya yang sangat memuaskan, Pembina sering kali memberi tugas tambahan untuk Jinyoung hingga ia harus lembur.

Sama seperti hari ini, Jihoon terpaksa pulang tanpa Jinyoung karena lelaki itu mendapat tugas tambahan. Bersama Taemin dan Donghyun, ketiganya berjalan kaki menuju ke rumah.

Terlintas di benak Jihoon untuk membalas semua kebaikan Jinyoung untuknya. Di depan mini market langkahnya terhenti.

"Kalian duluan saja, aku mau mampir ke mini market sebentar," ucap Jihoon.

"Baiklah kalau begitu, kau bisa pulang sendiri? Apa tubuhmu masih lemas?" balas Taemin.

"Tidak. Aku baik-baik saja. Aku tak akan lama, jadi tak perlu khawatir," Jihoon menggeleng mantap dan tersenyum, meyakinkan dua temannya.

"Kalau begitu kami pulang duluan ya," sahut Donghyun.

Melihat punggung keduanya menjauh, Jihoon melangkahkan kakinya masuk ke mini market. Ia disambut oleh seorang kasir yang ramah, membuat suasana hati Jihoon semakin senang.

"Aku akan memasak, sebaiknya aku membuat apa ya?" gumam Jihoon sembari memilih bahan yang akan ia beli.

Dua puluh menit berkeliling akhirnya ia mendapatkan bahan-bahan sederhana yang bisa ia gunakan untuk memasak. Ia lalu menuju kasir dan membayarnya. Setelah itu ia bergegas pulang.

Sesampainya di rumah, sang penghuni tengah sibuk dengan urusannya masing-masing. Jihoon mengangkut belanjaannya ke dapur dan mulai mengeluarkannya dari tas belanja.

"Tunggu, sepertinya masih ada sisa bawang-bawangan-" Jihoon mengecek di dapur dan menemukannya. Diliriknya jam dinding di ruang tengah yang tak jauh dari dapur, sudah pukul 18.34 KST. Mungkin Jinyoung dan Hyunmin akan pulang sebentar lagi.

Itu artinya Jihoon harus cepat menyiapkan masakannya.

Dengan hati-hati Jihoon memotong bawang, menyiapkan bumbu dan bahan-bahan lainnya. Ia akan membuat nasi goreng bermodalkan resep dari internet. Ini pertama kalinya ia memasak, jadi keadaan dapur sedikit lebih 'heboh' dari biasanya.

"Kau sedang buat apa?" tanya Donghyun menghampiri Jihoon yang sedikit kerepotan.

"Nasi goreng," sahutnya singkat. Jihoon sedang berkonsentrasi.

"Tak perlu repot, Hyunmin sudah membelikan makan malam untuk kita. Bukankah biasanya juga seperti itu?" Donghyun masih keheranan menatap Jihoon.

"Aku tak memasak untuk kalian semua." Jihoon menyendokkan sesendok nasi goreng dan menyodorkannya pada Donghyun. "Tolong cicipi rasanya, mulutku masih pahit-" lanjutnya.

Donghyun mengerti, masakan ini pasti untuk Jinyoung. Donghyun tersenyum lebar menatap Jihoon. Senyuman menggodanya membuat Jihoon melotot seolah memberi sinyal 'cepat cicipi itu!'

Complicated [ PANWINK ]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang