Chapter 14

3K 530 149
                                    

"Apa yang sedang kalian lakukan?!" seorang panitia yang masuk ke toilet tersebut membuat Jihoon dan Guanlin terkejut.

"Ti-tidak a-a-anu ini tidak bu-bukan-" Jihoon tergagap, ekspresinya sudah seperti seekor kucing yang tertangkap basah mencuri ikan.

"Ia hanya berusaha merapikan rambutku. Ku buat dia duduk di meja wastafel agar ia tidak lelah berjinjit," jawab Guanlin santai. Tak ada raut gugup sama sekali pada wajah tampannya.

Rahang Jihoon seolah jatuh. Ia menatap Guanlin tak percaya. Ia masih bisa berbicara santai seperti itu setelah nyaris tertangkap basah.

"Ah terserahlah, aku sudah tak tahan lagi!" seru pria tersebut dan berlari untuk mengosongkan kandung kemih yang terasa penuh itu.

"Ayo, kita kembali ke asrama." ajak Guanlin.

Jihoon mengangguk dan segera turun. Keduanya keluar dari toilet tersebut dan kembali ke asrama masing-masing.










COMPLICATED










Semenjak penampilannya saat pensi kemarin, nama Jihoon kembali menjadi perbincangan. Tak sedikit siswa tingkat 1 yang mengidolakan dirinya.


Namun hal itu tidak membuat Jihoon menjadi tinggi hati. Ia tetap ramah dan mudah sekali tersenyum, bahkan pada orang yang tidak dikenalnya.


Beberapa pria mendekati dirinya, ada yang sampai menyatakan cintanya. Namun Jihoon selalu menolaknya secara halus.


Sore itu Jihoon berjalan di koridor kelas, jam istirahat sebentar lagi usai.


Tak jauh dari sana, hanya terpaut beberapa langkah dari tempat Jihoon seorang lelaki berbagu lebar berdiri seolah akan mencegatnya. Langkah Jihoon seolah tertahan. Ia menunduk dalam dan terus melangkah melewati lelaki tersebut.


"Jihoon, kenapa kau terus menghindariku?"





Itu suara Daniel.





Jihoon menghentikan langkahnya tanpa berbalik.


"Jam istirahat sebentar lagi usai, kak. Segeralah kembali ke kelasmu." jawab Jihoon datar.


"Apa aku melakukan kesalahan? Beritahu aku, Jihoon." Daniel mendekat ke arah Jihoon.


"Kau tidak dengar? Kembalilah ke kelasmu, nanti kau kena hukum." masih sama, suara Jihoon datar.


"Persetan dengan hukuman, aku tak tahan kau hindari terus seperti ini. Kenapa? Kenapa kau terus menghindariku, Park Jihoon?" Daniel menahan dirinya untuk tidak menarik Jihoon ke dalam dekapannya.


"Karena aku tak mau terus-terusan menyusahkanmu."


Complicated [ PANWINK ]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang