Malam ini acara Pentas Seni Tahunan sebagai simbol penutup Pekan Olahraga Tahunan akan digelar. Seluruh pengisi acara telah mempersiapkan diri untuk menyuguhkan penampilan terbaiknya.
Begitu pula dengan klub dance. Karena dalam acara ini mereka akan menampilkan penampilan perdana mereka dengan Jihoon sebagai center.
Mereka semua sudah berkumpul di belakang panggung. Mempersiapkan diri dan segalanya. Berusaha keras untuk mengalahkan rasa gugup yang menyelimuti diri mereka.
"Kita harus dan pasti bisa menampilkan yang terbaik! Kita akan buat semua penonton terpukau dengan penampilan kita! Fighting!" seru Woojin selaku ketua klub yang baru, menyemangati anggotanya. Mereka bersorak riuh.
Masih di tempat yang sama, Guanlin tersenyum menatap Jihoon yang sedang berkumpul bersama teman-temannya.
Selepas berdoa bersama, Jihoon berjalan menuju sudut ruangan. Memisahkan diri dari kerumunan. Ia butuh waktu sendiri untuk menenangkan dirinya, menghilangkan rasa gugupnya.
"Kenapa? Dia sakit? Lalu bagaimana? Rundown sudah dibuat, akan jadi berantakan kalau dibatalkan. Lagipula penampilan itu akan jadi penampilan penutup tidak bisa dihilangkan begitu saja!" seseorang dengan nametag bertuliskan "Panitia" terlihat sibuk mondar mandir.
Guanlin yang tak sengaja mendengar percakapan panitia tersebut mendapat sebuah ide. Ide spontan yang mungkin bisa membantu.
"Permisi, aku dengar sepertinya kau membutuhkan pengganti untuk penutup acara?" Guanlin menghampiri panitia tersebut.
"Ya, kenapa?"
"Aku bisa membantumu," ucap Guanlin dengan senyumnya yang terlihat mencurigakan.
Iya, mencurigakan.
19.15 KST.
"Kau gila, Guanlin?! Kita bahkan tidak menyiapkan apapun!" Jihoon terlonjak.
"Hanya lakukan seperti yang pernah kita lakukan tempo lalu, di ruang vokal," Guanlin menatap lurus ke mata Jihoon. Mencoba meyakinkan pria di depannya.
"Ta-tapi bagaimana kalau-"
"Sstt.. Aku tau kita pasti bisa melakukannya. Kau pasti bisa. Aku percaya padamu," belum sempat Jihoon menyelesaikan kalimatnya, Guanlin sudah menginterupsinya. Guanlin menempelkan jari lentiknya pada bibir Jihoon.
Guanlin terus menatap mata Jihoon. Berusaha meyakinkan bahwa mereka pasti bisa melakukannya bersama. Jihoon tampak menimbang-nimbang yang disambut dengan anggukan yakin dari Guanlin.
"Lagipula aku sudah bilang pada panitia, jadi kau tak bisa menolaknya." ujar Guanlin santai mengembangkan seringainya.
"LAI GUANLIN!!!!" teriak Park Jihoon seraya memukul lengan Guanlin. Memukulnya manja, membuat Guanlin tertawa. Mana tega seorang Jihoon menyakiti Lai Guanlinnya.
"nya"? Jihoon harus ingat, belum ada status yang mengikat mereka berdua.
"Ya sudah, cepatlah bersiap. Sebentar lagi kau tampil bukan? Bernyanyilah yang bagus!" dengus Jihoon masih tak percaya dengan ide gila Guanlin.
"Baiklah, manis. See you!" ucap Guanlin mengangkat dagu Jihoon, dan mengecup bibirnya sekilas.
Lagi-lagi Jihoon dibuat merona. Ia sedang dalam upaya menghilangkan rasa gugupnya, dan Guanlin malah menambahnya. Jantungnya berdegup tiga kali lebih cepat.
Jihoon mengusap dadanya kasar. Ia menggeleng cepat dan mengatur nafasnya, ia harus rileks secepat mungkin atau penampilannya akan kacau.
Dari belakang panggung Jihoon bisa mendengar suara merdu Guanlin menyanyikan lagu All of Me milik John Legend. Ia tersenyum, perasaannya semakin yakin kalau ia menyukai Guanlin. Sangat amat menyukai pria bernama lengkap Lai Guanlin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated [ PANWINK ]✓
FanfictionTak pernah sekali dalam hidupnya Jihoon membayangkan dirinya akan berakhir di sebuah boarding school menempuh pendidikan dan tinggal di asrama selama tiga tahun. Menyeretnya dengan paksa untuk keluar dari kehidupannya yang bebas. Oh, dan jangan lupa...