8

6 1 0
                                    

Tok tok tok
"Ya sebentar"

"Yak kau !" Youngbae memlintir tangan jiyong dan merangkul lehernya dan sukses membuat jiyong kesakitan.

"Yak youngbae-ya kau gila. Aduuhhhh"

"Dasar kau ya, kenapa telvonku tak kau angkat ? "

"Aduhhhhhh lepasin dulu bisa patah leherku"

"Makanya jawab"

"Aduhhhh kepalaku pusing aduhhh youngbae-ya kau benar2 gila, aduh leherku"

"Baiklah2 jah masuk"

"Hah dasar. Aduhh leherku"

" apa yg kau bawa ?"

"Makanan, kau kan suka makan"

"Haishhhhhh" menoyor jidat jiyong

"Hadaw, kau ya. Hobimu jadi main kekerasan ya ck ck ck" rutuk jiyong sambil mengelus jidat dan lehernya.

"Sini" youngbae mengambil bingkisan jiyong dan pergi ke dapur.

*rumah ini, rumah yg kutinggalin bersama saudaraku yg tega membohongiku, aku seperti orang bodoh yg percaya dan menurut begitu saja* batin jiyong yg kini melepas kemajanya dan hanya mengenakan kaos oblong dan tiduran di sofa. Direbahkannya dirinya di sana dan lengan kanannya di buat menutipi matanya, bayang2 saat dirinya kecil bermain di pantai bersama ibu dan ayahnya bersama kembaran dan kakaknya tiba2 berubah 180 drjat dalam rentang waktu beberapa bulan di pisahkan secara paksa di tengah malam dg kebohongan yg hanya dirinya saja yg seperti orang bodoh,tolol.

"Hey jiyong a" tepukan youngbae pada lengan yg menutupi kepala jiyong

"Hm" hanya sebuah deheman yg mampu ia keluarkan unk membalas jawaban youngbae. Hatinya masih sedikit sakit mengingat penuturan ibunya beberapa jam yg lalu.

"Hey kau tak apa ?" Youngbae memindahkan lengan jiyong ke samping dan menempelkan telapak tangannya pada dahi jiyong.

"Hm" jawabnya sambil menutup matanya.

"Kau marah karena kuplintir tadi ?"

".."

"Hey jiyong a kau kenapa ? Apakah kau benar2 marah padaku. Maaf lah aku hanya bercanda" youngbae berusaha mengajak ngobrol jiyong

"Hey" sekarang youngbae duduk di pinggir sofa yg di tiduri jiyong menepuk pipinya.

"Kau benar2 marah ? Astaga jiyong aku hanya bercanda. Bangunlah. Lihat aku membuatkanmu kopi kesukaanmu masih panas pasti segar.

".."

"Hey, maafkan aku apa kepalamu sakit ? Sini biar kupijit tapi jangan marah oke ?"

Saat youngbae akan beranjak dr sofanya jiyong mencekal lengannya, membawa terapak tangan youngbae pada dadanya. Youngbae mengeenyitkan dahinya

"Sakit" kata jiyong

"Hey kau kenapa, apa perlu ku panggilkan hyung atau perlh ku antar ke rumah sakit ?"

"Aniya, di sini sakit" tiba2 buliran bening menetes di pojok mata jiyong. Youngbae yg melihat itu tertegun bukan main. Pasalnya jiyong tak pernah menangis bahkan saat dia putus dg kekasih yg paling di sayangpun dy pantang menangis. Ada apa ini ?

"Sakit, banyak orang2 bertopeng di sekitarki" suara lirih jiyong

" kau tenanglah, aku akan tetap mendukungmu apapun masalahmu aku akan selalu membelamu."

"Ya, aku tau "

"Baiklah tenangkan hatimu aku akan ambilkan selimut. Tak apa kalau kau malas pindah ke kamar tapi akan ku ambilkan selimut disini nanti pasti semakin dingin. Kau tenangkan hatimu kalau sudah tenang minumlah kopimu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 15, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Tween (Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang