R.A 2. Sakit Hati Yang Arqila Rasakan

5.7K 467 32
                                    

Arqila terkulai lemas dibawah wastafel dengan tangisannya, siapa sangka Raditya yang dulu sangat perhatian, manja, kekanak-kanakan dan selalu membuatnya tertawa lepas, kini berubah menjadi sosok monster yang mengerikan.

Apa sebegitu bencinya kah dia padaku?

Hingga dengan mudahnya Raditya mencekik leher wanita yang dulu membuatnya sangat dicintainya dengan tangannya sendiri tega melakukan hal demikian pada Arqila.

Iya benar, barusan saja Raditya menceki leher Arqila. Seakan-akan Arqila adalah orang yang harus ia bunuh dengan tangannya sendiri. Sangat kejam.

Arqila kembali menangis sangat terkejut akan apa yang dilakukan Raditya padanya.

"Arqila!" teriak suara orang yang Arqila kenal. Ia mengangkat wajanya yang sedari tadi menunduk karena merasa hatinya sangat terluka akan Raditya lakukan padanya beberapa menit yang lalu. Arqila menoleh ke pintu toilet yang barusan saja terbuka. Langkah kaki itu mendekat.

"Arqila, kamu kenapa?" ucapnya dengan sangat cemas. Arqila pun segera memeluk Nanda dengan sangat erat.

Nanda menenangkan sahabatnya dengan menepuk-nepuk punggungnya, setelah Arqila merasa sudah lebih baik. Ia melepaskan pelukan Nanda pada Arqila dan segera menghapus air matanya dengan kasar dan cepat.

"Qila, siapa yang membuatmu begini?" tanya Nanda tegas menahan amarah dengan memegang bahu Arqila. Nanda sangat marah karena Arqila terlihat sangat kacau dengan terduduk dibawah wastafel.

Arqila menghembuskan napasnya dan langsung tersenyum dengan memperlihatkan giginya pada Nanda. Sememtara Nanda mengkerutkan alisnya saat melihat ekspresi Arqila barusan.

"Kamu kenapa, sih, Qila?" ucapnya bingung.

Arqila cengengesan tidak jelas. "Tidak apa-apa, kok, cantik. Aku tadi menangis hanya terjatuh di sini karena licin." ujar Arqila bohong. Ia tidak mungkin menceritakan jika barusan Raditya mencekik dan mengatainya jalangnya seraya mencekik leher Arqila.

Perbuatan yang tidak patut dicontoh.

"Apa?" pekik Nanda terkejut saat mendengar alasan Arqila yang nyeleneh.

Arqila mengangguk dengan senyuman yang ia tampilkan untuk Nanda. "Sudahlah, tolong bangunkan aku, leherku sakit." ucap Arqila jujur, memang benar leherny sakit akibat cekikan yang Raditya lakukan padanya.

"Kamu ini, harusnya pantatmu yang sakit, bukannya lehermu!" gerutu Nanda.

Arqila tersenyum kecut. Ia tidak memjawab ocehannya Nanda. "Kamu kenapa ada di toilet ini Nanda?" tanya Arqila pada Nanda.

Setelah mengatkan demikian, mereka kembali bersama-sama berdiri. Bibir Nand memanyunkan kedepan karena kesal. "Aku tadi ditinggal Raditya saat kamu sudah keluar cafe, katanya dia mules. Makanya aku nyusul dia ke toilet cowok. Tapi dia tidak keluar-keluar mungkin benar sedang mules kali! Aku capek nunggunya dan aku kesini. Kamu membuatku terkejut melihat kamu sedang menangis. Aku kira kamu sehabis dirampok gitu!" kekeh Nanda saat menyelesaikan kata-katanya. Apalagi Nanda baru mengerahui alasan Arqila menangis.

"Maaf, maaf. Tadi itu sakit banget tau. Jadi nangis deh." ucap Arqila lalu kemudian tertawa.

Dalam hati Arqila memang sakit banget ditambah sakitnya lebih-lebih karena orang yang menyakitinya itu Raditya yaitu cinta pertamamya. Cinta monyetnya bahkan cinta yang masih ada untuk Raditya padanya masih belum bisa sirna hingga detik ini.

Nanda tertawa terbahak-bahak. "Qila, Qila kamu itu ada-ada saja." ucapnya dengan senyuman geli.

"Iya, iya. Sudah ketawanya dong." Arqila sedikit memanyunkan bibirnya dan menatap pantulan diri dicermin westafel.

Raditya and Arqila ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang