LE NUT

8.3K 312 46
                                    

Mereka berdua mengamati seorang laki-laki yang meringkuk menahan dingin, yang sebagian tubuhnya menempel ke permukaan dinding. Tubuh laki-laki itu begitu kurus. Pakaiannya compang-camping. Sudah lebih dari seminggu mereka mengamati laki-laki itu. Usianya sudah lebih dari 70 tahun. Tak ada satu pun sanak saudara yang tersisa. Dan laki-laki itu begitu miskin sehingga apa yang dia makan hari ini nyaris tak pernah cukup untuk hari berikutnya.

Dari tempat di mana laki-laki itu tidur, 300 meter berjalan kaki, terdapat rumah besar seorang pengusaha kaya dan cukup terkenal. 500 hingga 700 meter berjalan kaki, terdapat tiga universitas besar yang saling berdekatan, di mana para mahasiswa hidup dengan aman dan tentram di kamarnya masing-masing. Tak jauh dari laki-laki tua itu, kurang dari 240 meter dari arah tenggara, terdapat seorang sastrawan terkenal dan beberapa penyair nasional. 1-2 kilometer dari segala arah, mereka berdua menemukan bahwa kawasan sekitar sini, dihuni oleh banyak sekali budayawan, agamawan terkemuka, politisi, negarawan, para intelektual, pedagang dan pengusaha yang sangat makmur, hingga para akademisi, ribuan mahasiswa, dan seniman dari segala tingkatannya. 

"Jack, kau tahu, pria tua itu sudah tak lagi penting. Selamatkan dia," ujar Urick dengan nada rendah di dekat daun telinga.

Laki-laki yang bernama Jack itu berjalan perlahan, tubuhnya yang kurus semakin mendekat dan kian mendekati tujuan. Saat berada tepat di belakang tubuh yang bagai teronggok itu, dia mengamati sejenak laki-laki tua yang tampak menyedihkan. Tak lama kemudian dia meraih isi sakunya, mengeluarkan botol bius, dan menarik sebuah pistol kecil berperedam.

Dorrr ... Sebuah bunyi letusan kecil keluar dari senjatanya. Seketika laki-laki tua itu mati dengan tenggorokan yang berlubang di mana darah nyaris tak terlihat selang beberapa waktu.

"Kita lanjut dengan mereka," Urick menunjuk ke sekumpulan orang yang berhimpitan di bawah atap sebuah rumah terlantar yang nyaris bobrok. Ada sekitar lima orang yang terdiri dari dua anak kecil berkelamin laki-laki, satu remaja perempuan, dan dua orang dewasa berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Mereka adalah sebuah keluarga yang bertahun-tahun hidup di jalanan, mengais sampah, mengamen, dan jika kelaparan menyiksa mereka, terpaksa mereka akan meminta-minta.

"Selamatkan mereka Jack."

Laki-laki itu hanya mengangguk, mengenakkan masker pelindung, mengeluarkan botol berisi bius, dan segera berjalan ke arah mereka. Tak lama kemudian, hanya beberapa menit saja, di sudah kembali. "Beres."

Mereka menyisir kawasan itu, yang sudah mereka amati semenjak satu bulan terakhir dan memutuskan siapa saja yang harus diselamatkan dari tatapan dingin dunia. Mereka berdua bergantian mengakhiri hidup para gelandangan, pengemis, orang-orang gila, para penyandang cacat yang sudah tua dan tak mampu melakukan banyak hal. Saat mereka melewati sebuah bangunan cukup besar, sebuah kantor lembaga hak asasi manusia, Urick menggeleng. Tak lama kemudian, hanya 30 meter dari bangunan besar itu, sebuah rumah agak kecil tengah sibuk dalam keriuhan dengan bola lampu yang berpijar terang ke segala arah dan alunan musik serta suara-suara anak muda membahana hingga sampai di jalanan di malam yang cukup dingin ini. Urick dan Jack sekilas memandang ke arah dalam rumah itu, dan mata mereka menyipit saat menatap sebuah papan nama yang menunjukkan bahwa rumah yang sedang mereka amati adalah base camp para aktivis mahasiswa yang ada di sekitar kawasan ini. Kemudian mereka berjalan kembali, dan mendekati sesosok wanita kumal yang tengah tidur pulas di bawah sebuah pohon di taman kota.

"Kau tahu Jack, bagi orang-orang ini, hidup dan mati tidaklah penting. Kau tahu? Tak ada yang benar-benar peduli dengan mereka. Tak akan ada yang kehilangan jika orang-orang ini tiba-tiba lenyap dari muka bumi ini. Sejak bertahun-tahun keadaan mereka tak berubah. Kau lihat, inilah kenyataan sehari-hari yang harus kita urus secepat mungkin."

Urick menyemprotkan bius ke hidung perempuan yang tengah tidur itu, mengambil sepucuk pistol dari dalam sakunya lalu menempelkannya ke batang tenggorokan perempuan itu.

Door ...

Tak jauh dari taman kecil itu, terdapat lima ekor anjing yang tengah tidur dengan nyaman di sebuah rumah keluarga yang cukup mewah. Dan seekor kucing sedang melahap makanan dari tempat makan mereka di sebuah apartemen yang tak jauh dari situ. Angin berembus begitu dingin. Pohon-pohon bergoyang. Mereka berdua berjalan pelan melewati malam yang terasa panjang dan tiada berakhir.

Malam yang terasa panjang, di mana seekor kucing yang lain tengah tidur dengan tenangnya di sebuah kasur empuk di dekat majikan mereka.

DUNIA YANG BENAR-BENAR ANEHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang