Prolog

4.6K 270 28
                                    

Ini bukan pilihan. Karena Mora memang harus tinggal dengan ayahnya. Bukan paksaan juga, karena Mora sudah yakin dengan keputusannya.

Dengan malas gadis itu keluar dari mobil CR-V putih milik ayahnya.

"Selamat datang di rumah baru kamu Momo. Ayo masuk!"

Hendri membuka bagasi mobil dan mengeluarkan barang-barang milik Mora. Tidak banyak, hanya satu buah koper ukuran sedang dan ransel berwarna merah muda.

Rumah itu tidak begitu besar, juga tidak cukup kecil. Halamannya tidak begitu luas tetapi cukup untuk parkir satu mobil dan dua sepeda motor.

Mora melihat sekelilingnya. Ada beberapa pot bunga cantik yang sangat terawat di teras rumah itu. Pasti istri baru ayahnya yang merawat tanaman-tanaman itu.

"Ayo masuk, Mo. Mama, eh, maksud Ayah, " Hendri ragu melanjutkan omongannya.

"Nggak apa-apa. Mulai sekarang mungkin aku bisa membiasakan diri memanggilnya Mama." Mora mencoba tersenyum manis.

"Oh, syukurlah. Ayo masuk." Hendri menyeret koper milik Mora dan membawanya masuk.

Dan saat itu juga pintu utama terbuka, menampilkan sosok cowok degan kaos polos berwarna hitam dan celana pendek selutut.

"Selamat datang adik tiriku. Mora Feryana. Senang bisa bertemu kamu lagi."

Mora membelalakkan matanya lebar-lebar. Ia tidak salah lihat, kan? Cowok yang sekarang di depannya bukan jin atau siluman jadi-jadian?

Gimana, nih, cowok bisa ...

"Kenalin, Mo. Ini Kendra. Dia kakak tiri kamu."

"Hah? Dia? Kakak tiriku? Serius?"
Hendri mengangguk pasti. Sedangkan Mora meringis cemas.

Kendra tertawa lebar. "Gimana? Kamu seneng, kan, aku jadi keluarga baru kamu?"

Seneng pala lo!

Kendra Fabian. Cowok itu adalah mantan pacar Mora lima bulan yang lalu. Bagaimana bisa Mora tinggal satu atap dengan cowok yang berstatus mantan pacarnya?


.....

Hay ..  Hay... Aku membawa cerita baru seperti biasa tentang kehidupan para remaja yang unyu2 dan penuh warna.
Yuk kenalan dengan Mora dan Kendra. 😘😘

Happy reading.. 😍

RE-MORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang