1. Sang Mantan

2.9K 188 30
                                    

"Salah satu hal terlarang yang harus dihindari di dunia ini adalah ... bertemu dengan mantan pacar."

---

Berapa persenkah kau akan percaya jika seseorang bisa berubah? Bukan berubah menjadi super hero seperti Superman, Wonder Woman, Captain Amerika atau apa pun itu. Tetapi berubah dalam artian sikap dan sifatnya. Apakah itu bisa?

Misalkan hal itu tidak bisa, Mora harus bisa melakukannya. Sejak neneknya meninggal, Mora berjanji akan mengubah sikap buruknya selama ini. Ia tidak pernah mempunyai teman. Ia tidak mempunyai seseorang yang disebut sebagai sahabat. Dan Mora juga jarang berkomunikasi dengan orang lain. Alasannya?

Yah, karena Mora tidak membutuhkan siapapun kecuali neneknya, dan tentu saja ayahnya.

Sudah hal biasa saat Mora diejek teman-teman sekolahnya, jika ia tidak mempunyai orang tua. Ketika anak-anak lain diantar jemput oleh orang tuanya, Mora memilih pulang sendirian.

Di kelas, gadis itu juga jarang bercanda atau bercengkerama dengan teman sekelasnya. Mora memilih diam atau membaca buku jika pelajaran tidak sedang berlangsung.

Mora tidak pernah pergi ke mana pun seperti remaja pada umumnya. Ia akan lebih suka di rumah, membantu neneknya melakukan pekerjaan rumah.

Mora hanya ingin cepat-cepat menyelesaikan sekolahnya, bekerja dan mengumpulkan uang agar neneknya bisa hidup enak. Mereka tidak kekurangan materi, tetapi Mora hanya merasa ia selalu jadi beban untuk neneknya. Meski sang nenek tidak pernah menganggap Mora sebagai beban.

Mora menoleh ke kiri dan ke kanan. Rumah ini masih tampak sepi. Mungkin penghuninya masih betah bergelung di dalam selimut. Mora hampir saja melupakan letak kamar mandi di lantai dua ini.

Hanya ada dua kamar di lantai 2. Sebelah kanan adalah kamar Mora, dan sebelah kiri adalah kamar Kendra. Selama ini Mora tidak pernah membayangkan jika ia akan tinggal satu atap dengan mantan pacarnya.

"Gue harus lebih tabah dibanding sebelumnya," gumam Mora pelan. Kaki gadis itu melangkah menuju ke kamar mandi. Mandi pagi seperti sekarang adalah kegiatan rutin Mora. Tetapi saat tangannya sudah menyentuh gagang pintu, tiba-tiba seseorang muncul dari balik pintu itu.

Mora tersentak mundur, matanya mengerjap beberapa kali.

Pandangan yang dilihat Mora saat ini membuatnya syok. Cowok itu hanya bertelanjang dada dan hanya memakai boxer pendek di atas lutut dengan gambar Spiderman. Otomatis Mora langsung berbalik tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Woi, lo mau pakai kamar mandinya, kan? Gue udah selesai. Mora!" teriak Kendra seperti toa masjid. Sedangkan cowok itu tidak sadar dengan apa yang sebenarnya terjadi.

Kendra menggaruk kepalanya asal, hingga membuat rambutnya semakin berantakan. Ia bergumam sendiri seperti dengungan lebah. "Tuh, cewek masih tetap aja aneh." Kemudian Kendra kembali masuk ke kamarnya.

--**--

Sesampainya di kamar, Mora langsung nyungsep di atas kasur. Membenamkan wajahnya yang memerah di atas tumpukan bantal.

"Bego, bego, bego! Apa ini pemandangan yang harus gue lihat tiap pagi?" Mora mengangkat wajahnya dan sekarang telentang menghadap langit-langit kamar. "Kenapa harus Kendra, sih, yang jadi kakak tiri gue?"

Kalau ditanya masih suka sama Kendra atau tidak, jawabannya pasti iya. Tapi Mora tidak mungkin membiarkan rasa sukanya pada Kendra masih tetap bersemayam. Bukan rasa suka yang dalam artian sangat mencintai Kendra, bukan. Melainkan Kendra itu selama menjadi pacar Mora, sikapnya lebih dari sekedar cukup untuk dikatakan sebagai pacar yang layak.

Mora merasa sangat nyaman berada di sisi Kendra saat itu, sayangnya, Mora selalu merasa dirinya sedikit minder saat bersama orang lain. Karena Mora lebih suka menutup diri.

RE-MORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang