Chapter 14

850 107 60
                                    

Diam-diam Yunhyeong melirik bangku yang terletak di pojok kelas yang sudah dua minggu kosong tanpa adanya kehadiran sang pemilik. Ia tidak bohong jika ia mengkhawatirkan lelaki bermarga Koo itu, firasatnya mengatakan bahwa ada suatu hal yang terjadi padanya hingga membuatnya absen selama dua minggu penuh dan juga karena mereka yang sama sekali tidak bertegur sapa setelah insiden Junhoe mencium Yunhyeong waktu itu. Padahal, Yunhyeong sama sekali tidak membenci Junhoe. Ia hanya.... bingung.

"-hyeong!"

"Yunhyeong!"

"Eh iya? Apa?" Yunhyeong langsung tersadar dari lamunannya begitu seseorang meneriakkan namanya di dekat telinganya.

"Nih!"

Bruk.

Tiba-tiba setumpuk kertas mendarat di mejanya. Yunhyeong memicingkan matanya kesal pada sang pelaku.

"Kumpulkan pada Shin Saem, ya? Terimakasih."

"Yak! Kenapa harus aku? Kau 'kan ketua kelasnya!"

Jaebum tersenyum remeh, "Justru karena aku ketua kelas, jadi aku mengamanatkan tugas teman-teman satu kelasmu ini kepadamu. Sudah ya, aku pergi dulu."

Yunhyeong hanya meniup poninya sebal. Jika sudah begini, mustahil baginya untuk menolak. Padahal ia bukan bagian dari organisasi kelas, tetapi separuh tanggung jawab ketua diserahkan padanya.

'Dasar Jaebum kampret sialan!' rutuk Yunhyeong dalam hati.

Mau tak mau, Yunhyeong merelakan jam makan siangnya kali ini. Ia membawa kertas-kertas itu dengan kedua tangannya dan berjalan keluar kelas untuk menuju ke ruang guru.

Ketika baru saja melewati pintu kaca itu, mata Yunhyeong menangkap sosok pria berjas hitam yang sedang berbincang dengan Kang Saem.

"-jadi... saya akan terus membujuk Junhoe untuk kembali bersekolah."

Yunhyeong dengan sengaja memelankan langkah kakinya untuk mendengar percakapan mereka. Yunhyeong yakin bahwa pria berjas hitam itu ada sangkut pautnya dengan Junhoe.

'Apa dia Ayahnya?' batin Yunhyeong bertanya.

'Ah tidak-tidak. Junhoe pernah mengatakan bahwa Ayahnya sudah meninggal. Pasti dia Ayah tirinya.'

"Sebenarnya sudah lama sekali saya ingin berbicara dengannya mengenai latar belakang keluarganya dan saya juga ingin memberi sedikit motivasi untuk anak itu. Cukup sedih saat mengetahui Junhoe absen selama dua minggu, padahal akhir-akhir ini nilainya meningkat cukup pesat."

"Apa kau mau mengumpulkan tugas kelas 3-3, Yunhyeong-ssi?" sebuah suara tiba-tiba muncul hingga membuat Yunhyeong sedikit kaget.

Yunhyeong sedikit tersentak, kemudian ia berjalan mendekati meja Shin Saem. "I-iya, Saem. Ini..." Yunhyeong menyerahkan tumpukan kertas itu pada guru Kimia-nya itu. Yunhyeong kemudian melirik pria berjas tadi yang sudah berpamitan dengan Kang Saem.

"Kalau begitu saya permisi Saem." setelah membungkuk hormat pada gurunya itu, Yunhyeong buru-buru mengejar pria tadi yang sudah keluar dari ruang guru.

"Ahjussi!" panggil Yunhyeong saat pria itu sudah berjarak sekitar dua puluh meter darinya.

Pria itu menghentikan langkahnya kemudian berbalik, "Ya?"

Yunhyeong berjalan mendekat, setelah berada di hadapannya, Yunhyeong membungkuk hormat, "Annyeonghaseyo. Song Yunhyeong imnida. Saya teman sekelas Koo Junhoe. Jika saya boleh bertanya, apakah anda adalah Ayahnya?"

"Ah, bukan," Yunhyeong bisa melihat pria itu tersenyum kecil, "Saya adalah pengacara pribadi keluarga Koo sekaligus asisten Ayah Tuan Junhoe dulu, sekarang saya menjadi wali dari Tuan muda Koo. Nama saya Kim Woojin, Tuan muda biasa memanggilku Pengacara Kim."

Uncertain • JunHyeong •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang