Chapter 1

1K 128 131
                                    

WARNING!! 15+
Terdapat kata-kata frontal dan vulgar :v
Tidak cocok untuk readers yg berumur dibawah 15 :v

•••••••

Yunhyeong mengerjapkan matanya, kemudian menyipit untuk melihat jam dinding di kamarnya.

Pukul 06.06

Kemudian ia membuka matanya lebar-lebar, buru-buru bangkit dari ranjangnya dan menuju kamar mandi. Yunhyeong mengerang, lagi-lagi ia bangun agak kesiangan dan membuatnya harus terburu-buru.

30 menit kemudian, Yunhyeong keluar dari kamarnya sambil menenteng tas.

"Eomma, Appa. Aku berangkat dulu!" Yunhyeong berjalan cepat melewati kedua orang tuanya yang sedang duduk di ruang makan, ia berjongkok di depan pintu untuk memakai sepatu.

"Yak! Yunhyeong-ah, sarapanlah dulu!"

"Tidak usah, Eomma. Nanti aku terlambat, aku berangkat dulu. Dah!" jawab Yunhyeong kemudian berlari dengan tergesa-gesa.

Nyonya Song menatap khawatir punggung Yunhyeong yang semakin menjauh. Nyonya Song khawatir dengan kesehatan Yunhyeong karena anak semata wayangnya itu terus-terusan melewatkan sarapannya. Ia takut fokus Yunhyeong juga terganggu, apalagi Yunhyeong mempunyai riwayat maag akut yang sewaktu-waktu bisa kambuh.

"Yeobo, sekali-kali kau membawakan kotak bekal untuk uri Yunhyeong. Kasian dia, tidak pernah sarapan. Fokusnya pasti hilang ketika menerima pelajaran."

Nyonya Song beralih menatap suaminya, kemudian berdecak, "Ck! Mana sempat aku membawakannya bekal, dia lebih mementingkan untuk berangkat ke sekolah lebih awal."

•••••••

Yunhyeong duduk di tempat duduknya sambil menatap benda yang terletak di atas mejanya. Kotak bekal yang sama seperti sebelum-sebelumnya, lengkap dengan memo di atasnya. Ia mengernyitkan dahinya bingung, terhitung sudah puluhan kali ia mendapatkan kotak bekal ketika ia melawatkan sarapan dan berakhir dengan ia yang memakannya sebelum bel masuk berbunyi. Tanpa tahu siapa pelaku dibalik semua ini. Namun, diam diam ia tersenyum dan berterimakasih pada siapapun yang memberikannya untuknya. Kemudian, ia segera memakannya sebelum bel masuk berbunyi.

"Yunhyeong-ah!"

Yunhyeong mendongak, mendapati sahabatnya yang telah duduk di depannya.

"Ada apa, Dongie?"

"Lagi-lagi kau melewatkan sarapanmu?!"

Yumhyeong tersenyum kikuk, ia menyelesaikan suapan terakhirnya lalu mengusap bibirnya yang berminyak dengan punggung tangannya.

Mengetahui jawaban Yunhyeong membuat Donghyuk merengut tak suka, "Kau ini selalu begitu! Nanti kalau penyakit maagmu kambuh bagaimana?!"

Yunhyeong terkekeh geli, "Aih! Perhatian sekali sahabatku ini! Sekali-kali perhatikan namja bergigi kelincimu itu!"

Donghyuk merona, "Y-yak! Siapa yang kau maksud itu hah?!"

Yunhyeong menunduk, tidak berniat menjawab karena kehadiran seseorang.

"Kau tidak mengakuiku?"

Donghyuk menoleh, terkesiap ketika mengetahui kekasihnya yang telah berdiri di belakangnya.

"B-bobby?"

Namja bersurai cokelat itu tersenyum, menunjukkan gigi kelincinya, "Aku mau memberikan buku bahasa inggrismu. Aku jamin kau mendapat nilai seratus, babe."

Uncertain • JunHyeong •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang