Chapter 7

711 104 217
                                    

Yunhyeong menghentikan langkah kakinya, ketika hampir sampai di kompleks perumahannya. Ia menghela napas kasar lalu membalikkan badannya, menatap seseorang yang dari tadi mengikutinya itu dengan sinis.

"Kau... kenapa mengikutiku?"

Junhoe cengengesan, "Hari ini 'kan jadwal kita belajar bersama. Jadi, aku harus ke rumahmu 'kan?"

Ah, benar. Hari ini 'kan hari kamis. Yunhyeong jadi lupa beberapa hal, karena peristiwa kemarin; Jinhwan yang menyuruhnya menjauhi Junhoe membuatnya kepikiran. Ia tidak bisa menjauhi Junhoe. Tidak ada alasan untuk menjauhinya. Walaupun ancaman Jinhwan tidak bisa ia remehkan begitu saja.

Yunhyeong mengangguk, "Oh iya. Aku lupa."

Mereka berjalan beriringan dalam diam selama beberapa menit. Yunhyeong kemudian melirik lelaki yang berjalan di sampingnya itu, "Tanganmu sudah tidak apa-apa?"

"Eung?" Junhoe menoleh, "Kenapa? Kau mengkhawatirkanku?" Junhoe tersenyum jahil.

Yunhyeong mendengus melihat wajah menjengkelkan Junhoe, "Tidak! Aku hanya bertanya!"

"Oh? Benarkah? Kemarin lusa kau bilang peduli padaku."

"Tidak! Waktu itu aku berbohong!"

Junhoe terkekeh, mereka berdua berhenti ketika sudah di depan pagar rumah Yunhyeong.

"Chanwoo bilang padaku bahwa hari ini dia tidak datang. Ada latihan basket katanya," setelah pagar dibuka, Yunhyeong dan Junhoe sama-sama melepas sepatu di teras.

"Baguslah kalau begitu, tidak ada yang merusuh," Junhoe berdiri di belakang Yunhyeong, menunggu sang pemilik rumah membuka kunci pintu, "Rumahmu dikunci? Orang tuamu tidak ada di rumah?"



Klek!



"Ya. Ayahku belum pulang kerja dan Ibuku ada acara keluarga," tangan Yunhyeong meraih gagang pintu untuk membukanya, namun gagal karena tangan kiri Junhoe mendarat di atas tangannya, mencegahnya untuk membuka pintu.

Junhoe mendekat ke arah Yunhyeong hingga dada lelaki tinggi itu menempel pada punggung Yunhyeong, "Itu artinya... kita hanya berdua?"

Yunhyeong merasa bulu kuduknya berdiri, mendengar suara berat Junhoe di dekat telinganya juga nafasnya yang menerpa tengkuknya.

"I-ya. Memangnya kenapa?"


Cklek!


Pintu terbuka, Yunhyeong masuk ke dalam yang diikuti Junhoe kemudian menutupnya. Tiba-tiba Junhoe menarik lengan Yunhyeong kemudian menabrakkan punggung lelaki manis itu pada daun pintu dan menghimpitnya.

"Junhoe!" Yunhyeong memekik, terkejut dengan perilaku Junhoe, "Apa yang kau lakukan?!" Yunhyeong yang merasakan firasat buruk, berusaha mendorong dada Junhoe dengan kedua tangannya. Namun sia-sia, bukannya menjauh, Junhoe justru mendekatkan tubuhnya dan menempatkan kedua tangannya di sisi kanan dan kiri kepala Yunhyeong.

"Kita hanya berdua di rumahmu. Bukankah itu menyenangkan?"

"Ke-kenapa begitu?" Yunhyeong merasa jantungnya berdegup sangat cepat ketika mengetahui bahwa Junhoe semakin mendekat ke tubuhnya.

"Kita jadi bisa melakukan sesuatu yang menyenangkan."

"Me-melakukan apa?" nafas Yunhyeong tercekat seiring dengan wajah Junhoe yang semakin mendekat.

"Ah, masa' kau tidak tahu? Baiklah, akan ku beri tahu, sesuatu yang menyenangkan itu..." Junhoe mendekatkan bibirnya ke telinga kiri Yunhyeong, "...bercinta~"





blush!






Mendengarnya, membuat wajah Yunhyeong memerah dan semakin berontak di tengah himpitan Junhoe, "Lepaskan aku, Junhoe! Jangan macam-macam!" Yunhyeong berusaha menggerakkan kakinya, tapi sayangnya, kakinya juga dihimpit oleh kaki Junhoe.

Uncertain • JunHyeong •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang