Prolog

2.2K 168 169
                                    

Yunhyeong tahu, menjadi murid teladan tidak semudah yang orang lain pikirkan. Ada kalanya ia merasa jenuh karena harus memacu otak dan tubuhnya untuk mendapat nilai sempurna, tiap hari menjadi pusat contekan teman-temannya, belum lagi ia dimintai tolong oleh guru-guru untuk mengajari murid-murid untuk perbaikan nilai.

"Yak! Song Yunhyeong!"

Yunhyeong menoleh ke sumber suara yang berada di ambang pintu kelas.

"Kau dipanggil Kang Saem di ruang guru sekarang."

Yunhyeong beranjak dari duduknya, "Baiklah. Aku kesana."

•••••••

"Ada apa Saem memanggilku?"

"Oh, Yunhyeong-ssi. Begini, aku mau meminta bantuan padamu," pria paruh baya itu memberikan selembar kertas pada Yunhyeong, "Itu hasil ujian tengah semester kelas 12-3 kemarin, Chukkae! Kau peringkat satu lagi."

Yunhyeong tersenyum, "Terimakasih, Saem. Lalu, aku harus membantumu apa?"

Kang Saem menunjuk dua nama dengan tulisan berwarna merah yang tertera pada kertas itu, "Mereka berdua mendapat nilai rata-rata paling rendah dikelas."

Yunhyeong mengangguk, mengerti.

"Tolong bantu tingkatkan nilai Koo Junhoe dan Jung Chanwoo."

•••••••

Yunhyeong berdiri diambang pintu kelasnya ketika dua lelaki bertubuh tinggi itu hendak keluar ketika jam pelajaran sudah berakhir.

"Ehm... Chanwoo-ya, Junhoe-ya. Kang Saem memintaku untuk membantu kalian berdua untuk perbaikan nilai, jadi kumohon datanglah ke rumahku tiap hari Senin sampai Kamis, begitu seterusnya sampai semester pertama berakhir. Aku akan membuat nilai kalian berdua meningkat."

Sedangkan dua lawan bicara Yunhyeong itu mengernyitkan dahinya.

"Kau pasti hanya modus agar dekat dengan kita berdua."

"Haish. Membuang-buang waktuku saja."

Mendengarnya, membuat Yunhyeong mendelik kesal.

"Yak! Kalau tidak mau katakan pada Saem, jangan protes padaku. Lagipula, apa ruginya sih, jika nilai kalian berdua naik?!" Yunhyeong mulai berjalan meninggalkan mereka berdua.

Si rambut hitam berjalan menyusul Yunhyeong, kemudian melingkarkan lengan kanannya ke bahu milik lelaki manis itu, "Baiklah, kami berdua akan kerumahmu mulai besok. Jangan marah, Song."

Si rambut coklat ikut menyusul mereka berdua dan berjalan beriringan, "Itu benar."

"Baiklah, kalau begitu. Kalian berdua harus belajar dengan serius mulai besok."

Si rambut coklat itu melirik dengan sinis lengan yang masih bertengger di bahu Yunhyeong kemudian menatap tajam sang pemilik, melewati kepala bagian belakang Yunhyeong. Dengan segera, ia menyentak lengan si rambut hitam itu dengan kasar hingga terlepas dari bahu Yunhyeong, kemudian menggantikannya dengan lengan miliknya.

Ia tersenyum, "Tentu saja. Apalagi, yang mengajariku seorang namja manis sepertimu."

Yunhyeong kemudian menatap si rambut coklat, "Yak! Jangan harap kau bisa modus. Kita hanya akan belajar bersama!"

Sedangkan si rambut hitam menghentikan langkahnya, menatap tajam kedua namja yang sedang berjalan beriringan itu.

Ia menghela napas, "Licik sekali kau, Jung Chanwoo."

Uncertain • JunHyeong •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang