Sahabat itu mendukung,
bukan menikung.***
Steffi menuruni anak tangga menuju ruang makan , langkah Steffi terhenti saat melihat sosok makhluk entah dari mana . Lalu Steffi melajukan langkahnya lagi dan duduk di meja makan kemudian ia menyapa mamanya.
"Pagi Ma" Sapa Steffi lalu tersenyum.
"Pagi sayang , pacar kamu dari tadi nungguin kamu" jawab Sapna mama Steffi yang tersenyum jahil.
Steffi melihat ke arah Iqbaal dengan tatapan tidak suka .
"Ngapai lo disini!" ucap Steffi sambil menunjuk Iqbaal.
"Steffi kok gitu sama pacar, maffin Steffi ya Bal".
Iqbaal tersenyum lembut , membuat Steffi memutar bola mata malas .
" Iya tante".
Steffi mengambil rotinya lalu memakannya dengan penuh nafsu.
"Steff pelan pelan makannya jangan kayak orang gak di kasih makan seminggu gitu".
Steffi tersedak . Sapna langsung memberi minum lalu mengomel .
"Kan udah mama bilang , makannya pelan pelan. Ada pacar kamu juga, jaim dikit kek ".
"Gapp kok tan, Iqbaal suka yang gak jaim".
"Kenapa?"tanya Sapna.
Iqbaal tersenyum lalu menjawab."Maksudnya buat apasih punya pacar yang jaim-jaim" .
"Iqbaal selain ganteng dia pinter ya cari cewek" Ucap Sapna sambil melirik Steffi .
"Bisa aja tante "
"Dasar sok dekat" batin Steffi.
Steffi bangkit dari kursinya lalu menyalami Sapna."Steffi berangkat ma"
Iqbaal mengikuti Steffi .
"Kita berangkat tante""Iya hati hati "
Iqbaal tersenyum langsung menyusul Steffi.Steffi dan Iqbaal hapir tiba di sekolah, namun Steffi menepuk nepuk pundak Iqbaal lalu berteriak .
"Iqbaal Stopp!"
Iqbaal tidak menghiraukan Steffi dia terus melajukan motornya .
"Ball berentii ,gue turun disini aja" teriak Steffi tapi sayang hasil nya tetap sama Iqbaal terus melajukan motornya.
Tiba di sekolah Iqbaal memberhentikan motornya di parkiran membuat Steffi kesal .
"Lo budeg ya?!" Omel Steffi yang tidak dihiraukan Iqbaal.
"Au ah sebel gue sama lo" Steffi pergi meninggalkan Iqbaal tapi Iqbaal menahan tanggan Steffi.
"Bukak dulu helm lo , dulu lo kecil suka malu malu kenapa gede nya malu maluin?" Ucap Iqbaal yang langsung di beri tatapan tajam dari Steffi .
"Bukan urusan lo!" Steffi melepas helmnya kemudian pergi meninggalkan Iqbaal.
Steffi menatap sinis murid yang memperhatikannya lalu murid tersebut menunduk.
Dengan santai Steffi berjalan menuju kelas,saat ia hendak membuka pintu kelas ada orang yang mengagetkannya."Belajar yang bener" ucap Iqbaal sambil menepuk nepuk kepala Steffi dengan lembut.
"Sok ngajarin yang bener padahal dia nya sendiri suka bolos pelajaran"
Iqbaal melajukan langkahnya meninggalkan Steffi.Steffi masuk kedalam kelas lalu terkejut melihat Salsha yang sedang menatapnya sinis .
Salsha memalingkan wajah nya saat Steffi duduk di sebelahnya .Awalnya Salsha tidak percaya kepada gosip gosip tentang Iqbaal dan Steffi jadian tapi melihat kedekatan sahabatnya itu dengan Iqbaal , Salsha mulai percaya kepada gosip tersebut."Sall.."
Salsha hanya diam, pura pura sibuk memainkan handphone nya.
"Lo marah banget ya sama gue? Gue gak maksu-"
Brakkk..
Salsha menggebrak meja lalu berdiri menatap Steffi marah.
"Lo masih nanya kayak gitu?! Lo sahabat gue atau bukan sih!"
Hati Salsha hancur ia merasa Steffi telah mengkhianatinya."Sahabat itu mendukung, bukan menikung! Gue salah apa sama lo Steff? Kita sahabatan udah lama tapi kenapa lo tega giniin gue" ucap Salsha dengan nada kecewa ."Sakit" satu kata yang menggambarkan Salsha saat ini, bagaimana tidak sakit? Iqbaal memutuskannya lalu berpacaran dengan sahabatnya.
"Sal...dengerin gue dulu, gue kepaksa ner- "
Salsha mendorong Steffi kuat ,Steffi terhantuk ke dinding lalu terjatuh.
"Lo ambil tu Iqbaal! Susah punya sahabat yang gak bisa jujur kayak lo! kalo lo suka sama Iqbaal bilang apa susahnya!"Amarah Salsha meledak ledak , ia meneteskan air mata lalu pergi meninggal kan Steffi.
Hati Steffi juga sakit dengan keadaan seperti ini berada di posisi serbah salah tapi ia lebih sakit melihat sahabatnya menangis. Syifa pun ikut menangis melihat pertengkaran sahabatnya itu ia ingin meleraikan tapi ia berfikir semua itu percuma saja karena Syifa tau sifat kedua sahabatnya itu yang keras kepala,Syifa menenangkan Steffi yang terus manangis ."Udah Steff jangan nangis,Salsha butuh waktu buat sendiri sekarang" ucap Syifa menenangkan Steffi.
***Bel pulang berbunyi Steffi segera berjalan keluar kelas menuju gerbang, ia sibuk menelfon supir nya untuk meminta jemput.
"Steff..."
Steffi terkejut ia berharap semoga yang memanggilnya bukan Iqbaal,tapi apa boleh buat Iqbaal sudah berada di belakang Steffi.
"Ayo pulang" ucap Iqbaal.
Steffi hanya diam tidak berbicara,ia celingak celinguk memperhatika jalan.
"Lo kenapa sih Steff?" Tanya Iqbaal.
Steffi tetap diam tidak mau berbicara.
"Lo marah sama gue?" Tanya Iqbaal lagi.Steffi mendengus melirik Iqbaal sekilas.
"Steff kenapa lo diemin gue!" Iqbaal mulai kesal kepada Steffi yang dari tadi hanya diam .
"Ayo pulang" ucap Iqbaal sambil menarik tangan Steffi ,lalu ditepis oleh Steffi.
"Gak! Gue udah di jemput" Steffi berlari menuju mobil nya.
Iqbaal menatap Steffi bingung.
"Woy Ball!" Teriak seseorang yang sangat Iqbaal kenali."Eh Bal gue ada cerita hot " ucap Aldi yang kini sudah berada di samping Iqbaal.
"Lo ngegosip mulu Di,gue mau pulang"
"Steffi sama Salsha tadi berantem" ucap Aldi. Iqbaal hanya mendengarkan ucapan Aldi lalu melajukan motornya.
Iqbaal bukan pulang kerumahnya tapi kerumah orang lain, ia kini berada didepan pagar rumah seseorang menatapi jendela kamar yang terbuka.
-KayaknyaGakAdaYangMauLagiBacaCeritaIni😂Tapi gapp deh aku lanjutin aja :)
KAMU SEDANG MEMBACA
From Nothing To Something
Teen Fiction" Memang gue benci saat dimana lo yang awalnya tidak berarti apa-apa , kemudian perlahan membuat rasa nyaman dan harapan tetapi nyatanya hanya sementara. Dan setelah lo pergi ,gue seolah olah kehilangan sesuatu " - Steffi "Kamu ikuti kata hati,jang...