"Sudah ku bilang jangan kembali lagi-!"
Sehun berhenti berteriak. Tangannya membeku di gagang pintu itu. Saat ia sedang menggambar entah apa, ia mendengar pintu rumahnya diketuk pelan.
Dan itu bukan Chanyeol dengan cengiran bodohnya. Itu Jongin dengan wajahnya yang terlihat sedih...dan marah?
"Sebelum kau menutup pintu ini, biarkan aku masuk. Aku ingin bicara. Dan aku tak akan menyakitimu kali ini."
Tanpa persetujuan dari sang pemilik rumah, Jongin menyelonong masuk ke rumah Sehun. Wajahnya terlihat sangat kusut, entah kenapa. Sehun mendudukkan dirinya di tempat yang sama seperti beberapa hari yang lalu.
Ah, ya. Kejadian itu terjadi beberapa hari yang lalu.
"Sehun, aku pikir kita tak bisa seperti ini terus."
Aku tahu itu tapi kau selalu kembali kemari tanpa tujuan.
Sehun tak berani menyuarakan batinannya itu. Bisa-bisa Jongin melakukan apa-apa padanya.
"Aku selalu menyakitimu. Aku, aku bukan orang yang baik,"
"Lalu, Sehun. Apa tidak ada orang yang menganggapmu aneh?"
Sehun yang sama sekali tak peduli melayangkan tatapan bosannya itu pada Jongin.
"Apa kau tidak tahu berapa banyak orang yang menganggapku aneh? Hah, bahkan mereka memanggilku orang gila."
Jongin tiba-tiba menggenggam tangan Sehun.
"Apa-apaan ini-!"
"Sehun, aku ingin pergi darimu. Tapi aku ini hidup dipikiranmu. Aku tidak bisa pergi darimu,"
"Malam ini, aku akan berusaha untuk pergi darimu. Aku tidak akan menghubungimu lagi. Aku tidak akan mengganggumu lagi. Aku...sudah bahagia dengan kekasih baruku,"
"Kekasih katamu-!"
"Shhh, diamlah sebentar. Aku tahu, aku payah. Tapi malam ini aku akan pergi dari hidupmu. Ku mohon, jangan pernah panggil aku dipikiranmu,"
"Lalu, jauhilah orang yang bernama Park Chanyeol. Selamat tinggal, Oh Sehun. Aku harap kau bahagia."
Selesai berujar seperti itu, Jongin melesat keluar dari rumah Sehun. Sehun sendiri masih memproses apa yang dikatakan oleh Jongin.
Kim Jongin baru saja meninggalkannya dengan seorang kekasih baru.
Kim Jongin baru saja pergi dari dunianya.
Orang pertama yang menjadi temannya baru saja pergi darinya.
Pahlawannya baru saja mengatakan selamat tinggal padanya.
Cinta pertamanya baru saja pergi dari hatinya.
Sehun tidak peduli tampilannya yang acak-acakan saat ini, ia berlari keluar menyusul Jongin.
"Hei, Jongin! Tunggu!"
Terlambat.
Sehun berlari sekuat mungkin untuk mengejar mobil Jongin.
Sia-sia.
Sehun tak peduli air matanya, yang ia tahu ia harus mengejar Jongin.
Tapi, untuk apa?
"Jongin! Tunggu aku!"
Sehun berhenti. Kakinya sudah tidak kuat lagi untuk berlari. Air matanya membuat pandangannya kabur.
Chanyeol.
Chanyeol.
Chanyeol.
Kenapa harus dia yang terpikir olehnya pada saat seperti ini? Lagipula Chanyeol tak mungkin berada disini secepatnya bukan? Sehun juga tidak membawa handphonenya.
Sehun melihat sekitarnya. Oh, dia di jembatan dimana ada danau kecil dibawahnya. Dan taman bunga itu. Entah apa yang membawanya kesana, Sehun menemukan dirinya berdiri di depan pohon itu.
Pohon yang menjadi saksi janji mereka.
"Sial! Jangan bilang janji itu dibuat dan berakhir disini!"
Sehun masih ingin menyusul Jongin, tapi sungguh kakinya tak kuat lagi untuk berlari. Sehun terduduk di pohon itu, punggungnya disandarkannya di pohon itu. Tangisannya perlahan terdengar. Ia masih meneriaki nama Jongin.
Untuk apa dia mengejarnya?
"Kau pikir apa gunanya pahlawan kesiangan?"
Sehun tahu suara itu. Suara bariton itu. Ia kenal jelas. Dengan ragu, ia mendongakkan kepalanya.
Satu bagian lagi. Wehehehe...
KAMU SEDANG MEMBACA
stranger → pcy + osh [✔]
FanfictionDimana orang asing itu selalu mencoba untuk menolong Sehun Dan Sehun tidak pernah mempercayainya. [⭕ChanHun Fanfiction⭕]