-A Story About L.O.V.E-
.
.
100 DAYS LOVE
-Biancadeo-
.
O is for the only one I see
.
Maka saat itu juga Jongin berakhir dengan mengocok penisnya sendiri dengan bayang tubuh imajiner Dyo sebagai angan yang fana. Menganggap menyentuh penis sia anak baru dengan tangannya sendiri membuat air sperma keluar dengan cepat kepermukaan. Ia menikmati bagaimana berfantasi dengan tubuh berkeringat Dyo tanpa sadar satu hal akan fakta yang mengikat.
Jongin adalah milik Dyo untuk 100 hari kedepan.
---
Bias mentari menelusup diantara celah jendela, memaksakan iris beradu dengan silau cahaya pagi. Jongin masih menggerutu ringan atas dikasur, berharap agar hari berubah menjadi hari libur atau semacamnya, sehingga ia tidak perlu bertatap wajah dengan teman sebangku. Jongin masih tidak mengerti apa yang membuat Dyo tertarik padanya untuk 100 hari kedepan, mengherankan karena untuk ukuran seorang idol, pria ini begitu dikelilingi oleh orang-orang yang lebih mempesona.
Namun apalah daya ketika Jongin tidak punya pilihan lain. Ia tentu tidak ingin dicap buruk karen bercinta dibilik toilet sekolah.
Menggeliat diatas kasur nyaman dengan santai, Jongin mulai menegakkan punggung menyamping. Mengayunkan kaki dengan tempo berulang ditepi kasur, maniknya menjelajah dunia luar lewat jendela besar. Pria itu tersenyum begitu menyaksikan induk buruk yang mengayomi anak-anaknya pada bagian dahan pohon. Ia teringat bagaimana pula kali terakhir melihat ibunya bersendau gurau di ruang putih rumah sakit, sebelum setelahnya meninggalkan Jongin semasa kecil. Kini pria itu hanya tinggal bersama sang ayah, ayah dengan kesibukan yang luar biasa. Terkadang ia rindu bagaimana cara kerja sebuah keluarga yang hangat, sebuah keluarga dengan kilat rekah sederhana. Ia menyayangi ayahnya teramat sangat, tidak peduli dengan dia yang selalu berteman baik dengan berkas-berkas kesibukan, Jongin hanya meyakini satu hal menenangkan, bahwa Jongin adalah segalanya untuk sang ayah, karena beliau mengatakannya setiap hari, setiap malam, meski hanya lewat telepon atau semacamnya, dan Jongin sungguh bersyukur.
Kembali beranjak hendak bersiap untuk mandi, Jongin dikejutkan dengan dering pesan masuk dari ponsel. Menggerutu pelan sebelum setelahnya melirik benda itu sejenak. Nomer tidak dikenal tersaji pada layar.
"Selamat pagi sayang"
Itu adalah isi untai kalimat dalam pesan. Pria itu mengkerutkan kening kemudian mendesah malas. Merasa tidak mengenal siapa pemilik nomor, Jongin memilih untuk tidak peduli. Menyeret langkah dengan malas kekamar mandi untuk kemudian berangkat sekolah.
---
Jumyeon menyembur sisa makanan dari dalam mulut begitu mendengar cerita runtut Jongin, menarik emosi Luhan memuncak serta Minsoek yang berdecih jijik. Kelimanya sedang berada dibelakang sekolah, menyulut rokok masing-masing sembari melahap beberapa pesanan makanan dari kantin.
"kau bermimpi Kim!" kali ini Luhan berseru.
"aku bersumpah. Dia benar-benar memintaku untuk menjadi kekasihnya!" Jongin tidak mau kalah. Terhitung kali keberapa ia bercerita hal yang sama, namun diantara mereka tidak ada satupun yang menaruh percaya, tidak ada sekalipun Kris. Pria tenang itu memilih diam tidak peduli seakan apa yang diucap Jongin benar hanya omong kosong belaka.
KAMU SEDANG MEMBACA
100 DAYS LOVE (END)
FanfictionKetika si Arogan Jongin terlibat dalam cerita cinta 100 hari dengan penyanyi papan atas. Ketika Jongin digilai oleh seorang biseksual. Ketika Jongin mulai jatuh cinta, dan ketika Jongin terlalu bodoh untuk melepas.