-A Story About L.O.V.E-
.
.
100 DAYS LOVE
-Biancadeo-
.
Take My Heart but Please don't Break it
.
"Kau pembual ulung"
"aku tidak, sekarang biarkan aku bertanya padamu Jongin"
"silahkan" Jongin merasakan pria disamping menghela nafas panjang, menoleh dan meminta Jongin untuk menangkap maniknya dari samping. Dyo tersenyum sebelum setelahnya berucap
"apa kau sama sekali tidak menyukaiku barang sedikitpun? Apa— apakah itu mungkin bagimu untuk bisa menyukaiku?"
---
Langit gelap dengan semu bintang menghiasi hiruk pikuk kota, Jongin menengadah melawan angin, menikmati kelap kelip lampu gedung yang menjulang. Lelaki itu mendesah lelah, otaknya memutar ulang kejadian beberapa jam yang lalu, saat dimana kali pertama Dyo terlihat begitu kalap. Emosi tak terbendung dengan ingatan lama yang perlahan terurai. Apa yang menjadi pusat perhatian Jongin adalah pertanyaan terakhir yang mengalun dari bibir hati milik di idola. Apakah memungkinkan untuknya menyukai Dyo?
Bahkan Jongin tidak memiliki jawaban, ia meninggalkan lelaki itu sendiri setelahnya. Rasa bersalah mengarungi diri bagaimana Dyo hanya diam ditempat memperhatikan ia semakin jauh, bahkan saat Jongin berbelok pun manik lebar itu masih menaruh fokus penuh padanya.
Jongin ingin menghubungi Dyo, sekedar untuk menanyakan kabar, memperhatikan makannya sampai mendengar cerita untuk jadwal padat miliknya atau mungkin ia akan mengucap maaf berulang karena telah pergi tanpa menemani saat titik terlemah.
Setelah berulang kali berpikir, lelaki itu memutuskan untuk memberi pesan singkat. Tidak ada salahnya hanya untuk menanyakan kabar atau sekedar mengumbar kalimat asal, ia hanya ingin membangun topik, memastikan lelaki itu baik-baik saja setelah emosinya sore tadi.
To: Orang asing
Hey, apa kau sudah baik?
Jongin meletakan ponselnya dengan cemas, butuh beberapa waktu untuk merangkai kalimat benar agar tidak menonjolkan kekhawatiran yang kentara. Ia menunggu dengan tidak pasti bagaimana pria lainnya akan bereaksi. Waktu beralih dengan cepat, melewatkan beberapa menit setelahnya tanpa jawaban. Jongin merutuk diri sendiri, untuk apa memberi pesan jika bahkan tidak digubris, ia merasa malu karena tentu saja ego selalu menjadi pemenang.
Setengah jam berlalu dan Jongin memutuskan untuk tidur, melempar pelan ponsel pintarnya pada nakas sebelum setelahnya menarik selimut sampai sebatas dada. Ia berfikir keras bagaimana jika terjadi sesuatu pada Dyo atau bagaimana jika pria itu kembali menangis dan kembali hanya bertemankan dengan sepi. Itu mengerikan hanya membayangkan kesendirian dalam hidup bahkan saat titik terlemah sekalipun.
Baru hendak pria itu menyerah akan balasan yang diharapkan, ponsel pintar pada nakas berbunyi menandakan panggilan masuk. Entah bagaimana senyum bibir Jongin terculas indah begitu nama Orang Asing tertera, tidak butuh waktu lama untuk jemari Jongin akhirnya menggeser warna hijau pada layar. Pada dasarnya Jongin bukanlah seorang yang akan menyapa terlebih dahulu, ia hanya terdiam menunggu Dyo untuk berucap duluan
"Hai baby"
"Ew itu sebutan yang buruk" Jongin mendengar suara terkekeh lembut dari sebrang.
KAMU SEDANG MEMBACA
100 DAYS LOVE (END)
FanficKetika si Arogan Jongin terlibat dalam cerita cinta 100 hari dengan penyanyi papan atas. Ketika Jongin digilai oleh seorang biseksual. Ketika Jongin mulai jatuh cinta, dan ketika Jongin terlalu bodoh untuk melepas.