-A Story About L.O.V.E-
.
.
100 DAYS LOVE
-Biancadeo-
.
.
Sepasang kaki jenjang dengan balutan sepatu berlabel mewah, turun dari kursi penumpang mobil BMW type 328i dengan warna abu perak sebagai sampul. Rahang tegas dengan tubuh tegap bak model, rambut dibiarkan menjuntai indah begitu angin bermain diantaranya. Melangkah pasti menuju lorong sekolah dengan berbagai pasang mata yang mengarah. Sungging licik tersaji begitu sampai pada empat kawan lainnya di persimpangan lorong menuju kelas. Adalah Kim Jongin, pria dengan surai coklat nan lembut. Seorang urakan dengan kuasa penuh disekolah, kapten utama basket dan banyak ditakuti kalangan siswa. Jongin arogan juga bodoh, apa yang membuat ia tidak memiliki batasan ialah sang ayah, yang mana beliau adalah pemilik sekolah, seorang yang paling berpengaruh dan dihormati.
Tidak berbeda jauh dengan empat sekawan lainnya, mengacaukan kantin dengan tingkah semena-mena mungkin sudah menjadi satu kewajiban. Mereka adalah lima orang dengan harta berlebih diantara yang lain. Menjadi sorot utama dengan kenakalan juga kebodohan, ditakuti dari berbagai kalangan. Termasuk pun pengajar, banyak diantaranya yang tidak ingin terkena sanksi dari si pemilik utama sekolah.
Jongin menikmati setiap kesehariannya bersama anak-anak ini. Si pemarah Luhan, adalah yang paling tampan, tenang dan hemat bicara adalah Kris, Kim Jumyeon dengan mulutnya yang rombeng, ia pandai bicara juga mengeluh. Kemudian yang terakhir yaitu Kim Minseok, bocah ini adalah satu-satunya teman Jongin dengan otak pintar cemerlang. Beragam piala kejuaraan berhasil digaitnya dengan mudah, entah petir apa yang sampai pada otak sehingga bergabung nyaman dengan Jongin juga keempat teman bodoh lainnya. Bahkan sampai saat ini Minsoek masih dengan rela memberi berbagai jawaban ujian mata pelajaran, lelaki itu dengan tulus tidak ingin kawannya selalu mendapat nilai yang buruk.
Apa yang menjadi tujuan kelimanya begitu sampai disekolah adalah satu tempat dibelakang gedung, tanah kosong yang dirancang nyaman lengkap dengan kursi berbalut kulit lembut. Tempat penyimpanan bir dengan beragam cemilan. Masing-masing akan menyulut merahnya rokok baru setelahnya kembali kekelas saat pertengahan jam pertama.
"Oh shit, hentikan bodoh! Kau membuat selera makanku hilang!" itu adalah seruan Luhan. Ia bergidik mual begitu melihat bagaimana Jumyeon tertawa dengan sisa kunyah cemilan yang menyembur sampai keluar. Lelaki dengan seisi mulut yang masih penuh hanya mencibir sebagai ganti, meminta perlindungan Minseok dari semburan marah Luhan.
"Hei, bagaimana kalian masih bisa hidup tenang dengan nilai yang luar biasa rendah?" Minsoek ikut menimpali dengan banyak sisa makan bergumul pada mulut. Menciptakan gembung pipi diantara rahang tegas.
"ayolah Minseok, kau yang paling pintar diantara kami, tidak masalah untukmu memberi kami jawaban" Jongin berucap malas disamping Kris, berebut sumpit dengan pria China yang juga malas untuk mengalah.
"tidak masalah untukku, hanya saja— Oh ayolah, apa selamanya kalian akan bergantung padaku?" lelaki yang paling pintar menyentak malas. Memperhatikan masing-masing lima temannya dengan geram karena frustasi.
Seketika mereka tertawa bersama, menaruh perhatian penuh bagaimana wajah imut Minseok bahkan tetap terlihat menyeramkan saat marah. Sejujurnya mereka tidak lebih dari sekumpulan orang bodoh dengan tingkah urakan, namun selama mereka memiliki si otak pintar Minseok segalanya akan terurus dengan rapih.
"aku sungguh tidak percaya wajah bodoh sepertimu memiliki otak dengan kapasitas penuh!" Jumyeon berteriak heboh, menahan tawa begitu sirat raut Minseok berubah tidak suka. Keributan akan terjadi begitu Jumyeon membuka mulut, beragam kata akan diucap tanpa batasan. Tak mau kalah, Minseok akan melakukan hal yang sama, mengaitkan setiap kalimat yang keluar dengan teori yang ada. Nyaris seperti seorang yang seumur hidupnya hanya diisi dengan bacaan buku-buku kuno.
KAMU SEDANG MEMBACA
100 DAYS LOVE (END)
FanfictionKetika si Arogan Jongin terlibat dalam cerita cinta 100 hari dengan penyanyi papan atas. Ketika Jongin digilai oleh seorang biseksual. Ketika Jongin mulai jatuh cinta, dan ketika Jongin terlalu bodoh untuk melepas.