Pagi ini, Raja Yin dan Jenderal Ou mengelilingi istana untuk melihat kondisi setelah sekian lama di abaikan. Selama ini Raja Yin selalu menyembunyikan wajahnya di balik topeng. Setelah melepasnya, Raja Yin akhirnya mengetahui bagaimana rasanya melihat dunia secara langsung. Langit begitu biru, pepohonan begitu hijau, dan sejuknya angin yang langsung menerpa wajahnya.
Raja Yin tersenyum ketika mengetahui para pelayan selalu membersihkan dan merawat setiap sudut istana. Dulu Raja Yin pernah memerintahkan untuk membiarkan begitu saja tempat yang tidak di tempati dan tidak perlu bersusah payah untuk membersihkannya. Tetapi setelah melihat semuanya, Raja Yin merasa kagum dengan usaha para pelayan.
"Para pelayan benar-benar merawat istana dengan baik," puji Raja Yin mengamati sekitar.
"Benar, mereka merawat semuanya dengan baik, A Kuang."
Sudut bibir Raja Yin terangkat saat Jenderal Ou memanggil namanya. Setelah peristiwa mentri Kang, Jenderal Ou selalu bersikap santai jika hanya berdua dengannya. Mereka berdua kembali mengelilingi istana dan berhenti di taman. Menjelang musim panas, bunga-bunga mulai bermekaran memenuhi seluruh taman dengan berbagai macam warna.
Melihat bunga-bunga itu tumbuh dengan subur mengingatkan Raja Yin dengan Haru. Saat pertama kali bertemu, Haru hanya seorang gadis kecil dengan tubuh yang penuh luka. Setelah dewasa, Haru tumbuh menjadi gadis periang yang selalu menyemangati dirinya. Bagi Raja Yin, Haru bagaikan bunga mekar yang wanginya membuat siapa saja merasa bahagia.
Raja Yin memetik setangkai bunga putih yang menurutnya paling cantik. Bunga itu memiliki wangi yang khas. Selain menjadi tanaman hias, bunga ini juga bisa di jadikan obat-obatan. Menurut Raja Yin, bunga ini sangat mencerminkan Haru. Haru membuat keadaan istana menjadi lebih ceria dan mengobati dirinya yang selalu kesepian. Raja Yin tersenyum pada pemikirannya dan ingin memberikan bunga itu pada Haru.
"Haru pasti menyukainya," gumam Raja Yin lalu memperhatikan sekelilingnya. "Dimana Haru? Dari tadi aku tidak melihatnya?"
Jenderal Ou kesulitan untuk menjawabnya. Pasalnya dia tau kemana Haru pergi tetapi tidak bisa mencegahnya. Haru pergi keluar istana sejak pagi tadi dengan mengenakan pakaian Shi Lang. Tidak perlu pusing memikirkan kemana Haru pergi karena Jenderal Ou tau kalau Haru pergi mencari Taku.
Ini sudah ke sekian kalinya Haru pergi menemui Taku tanpa memberitau Raja Yin. Jenderal Ou sudah melakukan berbagai cara untuk menahan Haru tetapi Haru selalu mempunyai cara untuk mengelabuinya dan keluar dari istana. Raja Yin mengangkat sebelah alisnya menatap Jenderal Ou saat tidak ada jawaban darinya.
"Shi Wu?" panggil Raja Yin.
"A Kuang, sebenarnya Haru sedang tidak ada di istana," jawab Jenderal Ou hati-hati.
"Apa?! Kemana dia? Dia pergi dengan siapa? Bagaimana kalau terjadi sesuatu padanya? Kenapa kau tidak memberitauku?"
Beginilah Raja Yin. Jika menyangkut soal Haru, dia akan menjadi sangat panik. Berbeda dengan sifat dulunya yang tenang dan memikirkan semuanya dengan kepala dingin.
"Tenanglah A Kuang, aku tau Haru kemana. Dia akan pulang sebelum makan siang nanti," ucap Jenderal Ou menenangkan Raja Yin.
Raja Yin menatap Jenderal Ou tajam sampai membuatnya berkeringat dingin. "Dari mana kau tau?" tanya Raja Yin dingin.
Mungkin salah mengatakan kalau dirinya tau Haru ada dimana. Seharusnya Jenderal Ou menyeret Haru pulang begitu mengetahui dia kabur dari istana. "Karena ini bukan pertama kalinya," jawab Jendera Ou.
"Antar aku ke tempat Haru. Aku akan membawanya pulang sekarang," perintahnya muntlak.
"Baik," jawab Jenderal Ou membungkukkan setengah badan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dearly Beloved
Historical FictionKutukan ini membuatku abadi. Aku tidak bisa menua atau mati. Karena itu aku selalu menjaga jarak dengan orang lain. Karena semakin aku menyayangi, semakin berat pula untuk melepaskan. - Yin Kuang Kalau keistimewaan paman adalah kutukan, apakah Haru...