Taku, Shi Lang dan Momo berangkat bertiga ke kota. Awalnya Taku ingin pergi sendiri agar perjalanannya lebih mudah. Shi Lang ikut menemani Taku atas perintah ayahnya untuk mengawal dan mempelajari bagaimana cara berdagang. Sedangkan Momo ikut karena ingin membantu Taku sekaligus membagikan selebaran yang di buat Haru. Mereka berangkat pagi-pagi agar bisa sampai ke kota lebih cepat.
Perjalanan mereka sangat mulus tanpa hambatan. Para bandit yang sebelumnya selalu membuat ulah sudah di tangkap oleh Jenderal Ou. Sedangkan bandit-bandit yang tersisa, ada yang pergi dan ada yang menyerahkan diri dan ingin berubah. Mereka menjadi bandit karena terpaksa. Sulitnya mencari pekerjaan dan kebutuhan yang harus dipenuhi membuat mereka terpaksa menjadi penjahat.
Raja Yin memberi kesempatan pada bandit-bandit yang ingin berubah dengan menjadikan mereka sebagai prajurit. Mereka juga boleh mengajak keluarga mereka untuk tinggal di wilayah petir untuk meramaikan. Bandit-bandit yang ingin berubah sangat bersyukur karena diberi kesempatan. Yang membuat mereka ingin berubah karena Haru.
Haru menjelaskan pada Raja Yin apa yang membuat mereka menjadi bandit dan memintanya untuk memberikan kesempatan kepada mereka. Haru juga menceremahi bandit-bandit itu dan memberikan keramahan yang sebelumnya tidak pernah di dapat oleh mereka. Mereka tersentuh oleh Haru dan berjanji akan berubah menjadi lebih baik dan selalu setia pada Raja Yin.
Taku sendiri sebenarnya cukup heran. Mengapa semua orang begitu mudah tertarik pada Haru? Apa yang membuatnya begitu istimewa sehingga semua orang sangat menyukainya? Bagi Taku Haru hanyalah seorang gadis kecil dengan segunung kelakuan aneh, gadis yang selalu riang dan tersenyum, gadis yang bisa memikat dan melepaskan topeng Raja kerajaan petir.
Taku tidak mau memikirkan jawaban dari semua pertanyaan itu. Dia tidak mau menambah daftar pekerjaan yang membuatnya sakit kepala. Lebih baik fokus pada tugasnya sekarang dan segera kembali.
Mereka bertiga sampai di kota pada waktu tengah hari. Setelah mencari penginapan, Taku langsung mencari toko obat yang dimaksud mentri Song. Tidak sulit mencarinya karena toko itu merupakan tempat yang paling terkenal. Banyak pembeli yang datang untuk membeli obat dan orang-orang yang berpakaian lebih mewah di bawa ke belakang untuk transaksi yang lebih besar.
"Aku di sini saja membagikan selebaran, paman dan kak Shi Lang saja yang masuk," ucap Momo mengeluarkan selebaran.
"Baik. Kalau kau lelah, pulanglah ke penginapan," balas Taku.
Momo memberikan senyum tipis dan mulai membagikan selebaran pada orang-orang yang lewat. Taku dan Shi Lang masuk ke dalam toko dan mencari-cari pemilik toko. Kedatangan Taku dan Shi Lang diamati oleh seorang pegawai toko. Prinsip dari toko ini adalah melayani pelanggan yang baru pertama kali datang untuk memberikan kesan baik. Karena itu si pegawai langsung menyambut dengan senyum ramah.
"Selamat siang Tuan-Tuan. Ada yang bisa saya bantu?"
"Kami ingin menemui Tuan Wei pemilik toko ini. Apa dia ada?" tanya Taku.
Pegawai itu mengernyitkan keningnya lalu mengamati Taku dan Shi Lang dengan seksama. Matanya mebelalak ketika melihat sebuah kantong yang dibawa Shi Lang. Tanaman. Dalam hati dia bertanya-tanya siapa Taku dan Shi Lang? Kenapa mereka membawa tanaman itu? Jangan-jangan mereka...
Tidak ingin membuat kesalahan, pegawai itu langsung mengatakan di mana majikannya berada. "Tuan Wei berada di lantai dua. Mari saya antar."
Taku dan Shi Lang mengikuti pegawai itu naik ke lantai dua. Pegawai itu membawa mereka ke sebuah pintu yang tertutup dari dalam dan mengetuknya terlebih dahulu.
"Tuan Wei, ada tamu untuk anda."
"Siapa?" tanya suara dari dalam.
Pegawai itu menoleh ke arah Taku. Dia sangat ceroboh tidak menanyakan nama terlebih dahulu sebelum membawa mereka. Jika mereka hanyalah orang biasa, maka habislah nanti dia akan dimarahi habis-habisan oleh majikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dearly Beloved
Historical FictionKutukan ini membuatku abadi. Aku tidak bisa menua atau mati. Karena itu aku selalu menjaga jarak dengan orang lain. Karena semakin aku menyayangi, semakin berat pula untuk melepaskan. - Yin Kuang Kalau keistimewaan paman adalah kutukan, apakah Haru...