9 : Who's princess?

362 61 2
                                    

Setelah kejadian duduk bersama ditemani dengan pemuda penyuka kopi amerika, Jisoo jadi sering bertemu dengannya. Bukan hanya berpapasan, namun sering kali Taeyong terlihat dengan sengaja bertemu ataupun mengajak ngobrol dirinya.

Bagi Jisoo itu sebuah masalah, masalah pada hatinya juga pada otaknya. Seringkali gadis itu berperang, berperang antara hati dan otaknya. Beperang tentang bagaiman Jisoo harus menanggapi seorang Lee Taeyong yang mulai banyak berbincang padanya.

Jisoo menghela nafasnya lemah. Gadis itu menenggelamkan wajahnya diatas gumpalan jaket yang sengaja ia bawa.

Astagfirullah, gini banget hidup gue, gustiii.

Jisoo hampir saja lebih jatuh pada posisinya jika sesuatu yang dingin tidak terasa dilengan kirinya. Gadis itu terperanjat kaget dan refleks menoleh. Memberikan seluruh etensinya pada sipelaku.

"Jis, bangun Jis." sudah terhitung sejak 5 menit lalu Nayoung mengusik tidur seorang Kim Jisoo. Bukan apa-apa, pasalnya ini jam istirahat dan Nayoung yakin Jisoo belum melakukan sarapan mengingat gadis itu memang tidak suka sarapan.

Jisoo melenguh diatas jaket yang ia jadikan bantalan. Jika ada sebuah pertanyaan tentang apa yang ia ingin lakukan hari ini, Jisoo akan menjawab tidur.

"Ayo Jis!" Nayoung kualahan. "Ikut ngga? Atau gue duluan kekantin nih? Laper astaga Kim Gabut." Monolog Nayoung lebih pada dirinya sendiri.

Nayoung berdecak sebal karena tidak mendapat jawaban dari oknum yang tidur itu. Gadis itu melangkahkan kakinya pergi kekantin.

"Lain kali kalo gabisa begadang gausah sok." Peringatnya sebelum benar-benar menghilang.

Jisoo sebenarnya tidak sepenuhnya tidur. Gadis itu terlalu mengantuk sampai ia terlalu tidak bertenaga menoleh pada lawan bicaranya da. segala disekitarnya begitu terdengar.

Jisoo menggeliat kecil lalu membenarkan posisinya dan akan kembali pada alam bawah sadarmya jika saja sebuah benda dingin yang menusuk kulitnya tidak terasa.

Dejα vu | k. jisooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang