*Suara pesan masuk
Kinan kirim tulisanmu sebelum pagi hari, biar Ratna segera mengedit itu dan segera di cetak.
Baik Mbak.
Oke good, jangan kecewakan saya
*End
Kinan menarik nafas panjang, menghela lagi, menarik nafas panjang lagi,
Kinan menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal,
"Damn!"
Lalu Kinan menutup laptopnya dimasukkanya kedalam tas, beranjak dari kursi, mengambil handuk berlalu pergi kekamar mandi.
Didepan cermin Kinan berkaca, memutar sekali kekanan dengan gerakan lamban, lalu menghadap sebentar, sedikit bergerak serong kekanan dan kekiri,
Lalu Kinan memutar lagi ke arah kiri dengan gerakan lamban, dia merasa
Penampilannya berasa cukup,
Kinan melenggang pergi, dengan membawa serta dua tas, satu tas laptop dengan tas slempang kecil yang tersampir di dada dan punggung,
Dia mengunci apartemen, menuju parkiran, menyalakan mesin dan pergi ke cafe biasa mereka bertemu.
.
.
.Hujan deras tadi sudah mulai berubah menjadi gerimis, memudahkan Kinan menuju tempat dimana mereka janjian.
Sampai sudah disana,
Kinan menjelajah sekitar cafe mencari spot yang enak untuk mereka berbincang,
Sekiranya Kinan sudah mendapatkan tempat yang pas, dia menaruh tas laptopnya, dia ambil dan dibuka lebar-lebar.
Maklum saja Kinan mempunyai dua pekerjaan dalam hidupnya, dan pekerjaan yang sudah menjadi hobbynya,
Kinan berdiri, berjalan menuju tempat memesan minuman, seperti biasa dia memesan es cappucino kesukaannya dan satu roti croissant.
Tanpa sadar,
Ada kedua tangan memeluk pinggang erat Kinan dari belakang, dagu seseorang jatuh pelan di bahu Kinan,
Kinan menoleh kaget,
"Hei Kev ini tempat umum!"
Kinan menghempas kedua tangan itu dan berbalik,
"Aku tidak perduli."
"Tapi tetap saja orang lain bisa melihat."
"Kamu masih saja mikirin oranglain, kapan kamu mikirin aku?" Kev menampakan wajahnya yang tertekuk.
"Ah sudah, kamu tunggu saja disana--
Tunjuk Kinan ke arah sofa dengan laptop diatas meja yang terbuka,
--- kamu mau pesan apa?"
"Seperti biasa, americano bebs."
"Oke!"
Lalu Kev berjalan ke sofa yang ditunjuk Kinan tadi, dan Kinan memesan lagi untuk Kev.
Setelah memesan dan selesai membayar, Kinan membawa nampan berjalan pelan dan melambat,
Dia hati-hati melangkah, disitu dia hampir mendekati posisi duduk Kev, terlihat wajah Kev yang terlihat marah, dengan posisi laptop berubah, menghadap lurus ke arahnya,