1

119 9 0
                                    

Kwon Byul masih terus duduk di hadapan jendela yang terbuka lebar itu. Langit gelap itu tak dihiasi bintang-bintang seperti biasanya, sehingga bulan pun sendirian di langit yang gelap itu. Byul merasa seperti bulan itu.

Ia sendirian.

Di hari ulang tahunnya yang ke 17 itu ia sendirian. Tak ada seorangpun yang ingat hari lahirnya itu, bahkan kedua orang tuanya pun terlalu sibuk untuk mengurus proses perceraian mereka.

Dalam ruangan gelap itu, Byul hanya di temani oleh cahaya bulan yang redup. Dalam keheningan ia terus menatap kosong langit temaram itu sambil sesekali menggosokkan kedua telapak tangannya untuk menghangatkan pipinya yang mulai kedinginan.

pip pip

Suara pintu apartemen yang dibuka memecah keheningan di ruangan itu. Dengan refleks Byul mengalihkan pandangannya ke arah wanita yang mengenakan coat berwarna dusty pink sedang melepas heels yang ia gunakan. Wanita itu menekan saklar lampu, dan sekarang ruangan itu sudah tak gelap lagi seperti sebelumnya.

Itu ibunya, Ahreum.

Ahreum menyadari bahwa putrinya masih terjaga, padahal jam sudah menunjukkan pukul 22.43.

"Byul, kau belum tidur?" wanita itu meletakkan tasnya di atas sofa dekat dengan tempat Byul berada.

"Eung," Byul menjawab singkat dan kembali fokus pada langit di luar jendela apartemen.

"Byul-ah, sekarang eomma dan appamu sudah resmi bercerai. Hak asuh dimenangkan oleh eomma, jadi mulai saat ini kita tinggal berdua saja."

Byul hanya mendengarkan, ia tak tahu harus menjawab apa.

Ahreum mendekat kearah putrinya yang masih duduk di sofa sambil melipat tangannya di jendela, "Byul-ah, kau tak apa-apa?" Ahreum mengelus rambut Byul yang terlihat berantakan.

'Bagaimana bisa aku baik-baik saja?' batin Byul.

Namun gadis itu justru tersenyum pahit sambil berkata kebalikan dari yang ia rasa, "Ne, gwaenchanhayo eomma."

Ahreum tersenyum lalu memeluk putrinya, sambil mengelus punggung Byul. Byul menerima pelukan itu tanpa membalas pelukan ibunya.

"Kalau begitu sekarang tidurlah, besok kau harus pergi ke sekolah 'kan?"

Byul mengangguk, lalu segera beranjak dari tempatnya duduk selama berjam-jam. Membuat ia merasakan kesemutan pada kedua kakinya.

Namun gadis itu tetap berjalan menuju kamarnya. Ia merebahkan tubuhnya di atas kasur dan menutup dirinya menggunakan selimut. Gadis itu memejamkan matanya berusaha untuk tertidur. Tapi usahanya justru gagal, karena setiap kali ia memejamkan matanya ayahnya selalu muncul dalam pikirannya bersama dengan kenangan indah saat Byul kecil.

"Ah, mengapa aku malah teringat appa. Cepatlah tidur Kwon Byul, besok kau harus sekolah," gadis itu bermonolog dalam gelapnya kamar.

000

"Kwon Byul, cepat sarapan,"Ahreum sedikit berteriak dari arah meja makan.

Byul membuka pintu kamarnya perlahan, ia sudah siap dengan seragam musim dingin yang ia kenakan karena ini sudah memasuki bulan September, musim gugur akan tiba dan hari-hari akan semakin dingin.

Byul duduk tepat dihadapan Ahreum dan melahap roti dengan selai kacang yang telah Ahreum buat. Mereka sarapan dalam keheningan karena tak ada yang membuka pembicaraan.

Happiness Star | Zhong ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang