3

50 8 0
                                    

"Kwiyeopda," tanpa sadar Byul sudah mengatakannya pelan sambil tersenyum. Bahkan ia dapat merasakan detak jantungnya yang tak normal.

"Kau baru sadar bahwa aku ini sangat menggemaskan bukan?"

"Heol,"Byul tak dapat berkata apapun akan kepercayaan diri yang dimiliki manusia setengah lumba-lumba dihadapannya ini. Ia kembali fokus pada dompetnya yang berada di tangan Chenle.

"Ya! Kenapa dompetku ada padamu?" Byul hendak merampas dompet itu dari Chenle namun usahanya gagal setelah lelaki itu dengan sigap menjauhkannya dari Byul.

"Seharusnya kau berterimakasih kepadaku, kau tahu? Aku terlambat gara-gara memungut dompet ini," lelaki itu menunjuk dompet milik Byul.
.

.

Pagi itu, Chenle berjalan sedikit santai karena ia berpikir akan sampai ke sekolah lima menit sebelum bel masuk. Sepuluh langkah lagi ia akan sampai di halte bus, tetapi langkahnya terhenti setelah melihat seorang gadis yang terlihat tengah menunduk sambil memandangi sesuatu. Tiba-tiba gadis itu mengangkat kepalanya, "Eo? Kwon Byul."

Byul langsung berlari dan masuk ke dalam bus, sementara Chenle segera berlari setelah melihat benda milik Byul terjatuh,"Ya! Kwon Byul!" lelaki itu meneriakkan nama temannya sampai ia menjadi pusat perhatian karena suaranya.

"Kwon Byul! Dompetmu," Chenle melambai-lambaikan tangannya ke arah Byul, namun gadis itu masih terus fokus untuk melindungi dirinya dari desakkan bus yang penuh hari ini. Hingga akhirnya bus itu pergi dari halte.

"Kalau begitu akan aku kembalikkan di kelas saja," lelaki itu dengan santainya membuka dompet gadis itu dan mendapatkan kartu pelajarnya, "Wooo...Kwon Byul memang cantik," lelaki itu mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Eo? Kemarin ulang tahunnya, aku harus memberinya selamat. Akukan teman sekelas yang baik, hohoho," Chenle terus bergumam sendiri hingga akhirnya ia sadar.

"EOMMAYA! AKU SEHARUSNYA NAIK BUS YANG TADI!" ia berteriak hingga membuat orang yang berjalan di depannya kaget, lelaki itupun langsung berlari karena ia sudat terlambat! Matilah dia.
.

.

"Benarkah itu, ahahahha kau bodoh sekali Chenle,"Byul tertawa sangat keras, "Tapi terimakasih karena sudah memungutnya, kau anak yang baik, Chenle.. ya? Bolehkah aku memanggilmu seperti itu?"

"Kenapa kau minta izin padaku, bahkan sejak tadipun aku memanggilmu seperti itu, Byul-ah," lelaki itu tersenyum.

"Baiklah, kalau begitu kembalikan dompetku Chenle-ya."

"Andwae~ kau ingat kan? Kau harus mentraktir dua cone eskrim untukku! Ngahahahah," suara kemenangan Sang Lumba-lumba pun terdengar kembali.

"Aahh, sirheo. Aku harus pulang, cepat kembalikan."

"Kau bilang kau berterimakasih," wajah Chenle berubah menjadi murung. Itu membuat Byul merasa bersalah.

Karena tak enak Byul pun mengalah, "Arasseo, ayo beli eskrimnya."

"Aku tak bilang mau beli eskrim sekarang, kok," Chenle tampak sangat puas melihat Byul yang tengah menahan amarahnya. Lelaki itu terkikik pelan, hingga satu pukulan mendarat di lengannya, "Ah! Sakit," Chenle mengusap-usap lengannya.

"Meolla! Aku marah padamu, pokoknya kau yang bayar ongkos bus-ku," Byul menyilangkan kedua lengannya di dada. Membuat Chenle semakin menahan tawanya agar tak pecah. Ia suka sekali menjahili gadis ini.

Bus akhirnya datang, Byul masuk kedalamnya mendahului Chenle yang membayar menggunakan T-money nya. Lalu duduk disamping Byul, gadis itu masih terus memasang wajah marahnya membuat Chenle tersenyum menahan tawanya.

Happiness Star | Zhong ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang