Bagian 08
This is My AnswerAku sekarang duduk diantara keluarganya Kevin untuk menikmati sarapan. Di sana ada mamanya Kevin, Kak Reinthard, dan juga Kevin sendiri. Papanya Kevin telah meninggal dunia, sama seperti papaku. Ia meninggal saat Kevin masih duduk di bangku SMP karena kecelakaan mobil. Saat itu aku masih ingat bagaimana suasana berkabung keluarga Kevin. Jika mengingatnya lagi aku benar-benar sedih melihat Kevin yang saat itu sangat sedih kacau.
Suasana sekarang benar-benar tidak menyenangkan bagiku. Bagaimana kalau Kevin nekat?
"Maaa...ada yang mau Kevin omongin. Kak Rein juga." Ucap Kevin yang sepertinya agak ragu. Aku hanya diam. Kurasa dia tak akan berani melakukannya. Tapi ini bisa gawat kalau ia benar-benar melakukannya.
"Ada apa, Vin? Apa kamu menghamili anak orang?" Tanya mamanya dengan sedikit bercanda. Kevin sedikit tersenyum.
"Enggak, Ma. Aku ingin minta restu kalian. Aku menyukai Rino. Apa aku boleh pacaran dengannya?"
DEGGG!
KEVIN BENAR-BENAR GILAAA! BAGAIMANA BISA DIA NEKAT SEPERTI INI?
BAGAIMANA KALAU DIA LANGSUNG DIPUKUL ATAU DIUSIR DARI RUMAH?
BAGAIMANA KALAU...MAMANYA SANGAT HETERONORMATIF?
Aku tahu mamaku dan mamanya Kevin bersahabat juga seperti aku dan Kevin karena tetangga dekat. Tapi aku tidak pernah tahu apakah pikiran mamaku yang terbuka juga ditularkan ke mamanya Kevin. Sangat mungkin kan dua orang yang bersahabat memiliki pandangan yang berbeda.
Ah, ini semua salahku. Gara-gara jawabanku saat di kamarnya barusan.
Flashback...
Aku menatap keluar jendela. Sinar pagi ini sangat hangat. Aku menghela nafas.
Lalu aku berbalik menatap Kevin yang masih dengan tubuh hampir telanjangnya.
"Aku..." Aku menggigit bibir bawahku.
Kevin terlihat antusias mendengarkan jawabanku.
"Aku...aku akan menerimamu jika mendapatkan restu dari keluargamu. Mamamu dan kak Rein. Keduanya."
Aku mendekat ke arahnya.
"Dan jika tidak, maka lupakan semuanya."Oh, apa yang telah kukatakan. Bagaimana kalau mamanya menerima hubungan kami? Bagaimana jika tidak dan Kevin malah diusir dari rumah? Dan yang terpenting, apakah aku sebenarnya juga mencintai Kevin? Aku masih ragu. Aku menganggapnya seperti kakak sendiri, tapi aku sangat menikmati kejadian tadi. Bagaimana sebenarnya aku ini?
"Setuju. Aku akan melakukannya."
Kevin membuka lemari dan mengambil baju lalu memakainya dengan cepat.Aku masih sedikit menyesal atas apa yang kukatakan tadi. Kenapa aku tidak memikirkannya saja dulu. Atau kenapa aku tidak langsung menolaknya saja. Aku belum yakin dengan perasaanku padanya. Aku...aku...
Aku mengacak kesal rambutku. Aku frustrasi. Aku tak tahu harus berbuat apa. Pertanyaan bagaimana selalu muncul di otakku. Bagaimana ini?
"Ayo." Kevin menarik lenganku.
"Ke mana?" Tanyaku gelisah.
"Minta restu ke mamaku sama kak Rein." Jawabnya tegas.
"Vin, kamu yakin? Kamu nggak takut?"
"Aku justru takut kalau kehilangan kamu karena ketidakjelasan ini. Percayalah padaku." Kevin menarikku keluar menuju ruang makan. Aku menata rambutku yang acak-acakan sambil berjalan di belakangnya. Tanganku masih di tarik olehnya.
"Ma, Rino ikutan sarapan ya.""Tentu. Mama tadi mau memanggil kalian. Silakan duduk."
Kamipun duduk. Mamanya Kevin masih mempersiapkan makanan. Hingga sampailah saat ini.End flashback...
"Aku ingin minta restu kalian. Aku menyukai Rino. Apa aku boleh pacaran dengannya?"
Mamanya Kevin menghentikan gerakan menyendoknya. Kak Reinthard tersedak. Lalu mereka memperhatikan Kevin dengan tatapan tajam.
Tak ada yang berbicara selama sepersekian detik. Suasana menjadi sunyi.
Apa yang harus kulakukan. Ini semua salahku. Salahku. Bagaimana kalau mamanya Kevin mengusir Kevin, atau kak Rein memukulnya, atau..."Kevin..." mamanya mulai berbicara. Ada jeda di perkataannya.
"Mama sudah kenal dekat dengan mamanya Rino. Dulu kami bersahabat sejak kecil. Hingga sekarang menjadi ibu-ibu dan punya anak masing-masing, kami tetap melanjutkan persahabatan. Dan kalian sekarang juga menjadi sahabat seperti hubungan mama dengan mamanya Rino dulu." Aku tak paham apa yang dikatakan mamanya Kevin ini. Jadi apa jawabannya?"Mama merestui kami?" Tanya Kevin antusias.
"Asal kalian tahu, mama itu juga fujoshi, sama seperti mamanya Rino. Jadi...mama...merestui kalian."
SHIT! APA-APAAN INI!
Gilak! Apa aku memang ditakdirkan untuk bersama Kevin?
Apa aku harus senang? Ataukah harus sedih? Aku bingung. Aku masih ragu dengan perasaanku pada Kevin.
Tapi...
Masih ada kak Reinthard. Mungkin dia punya pendapat lain.
"Kak Rein nggak setuju. Kak Rein nggak merestui kalian." Kak Rein berdiri dari tempat duduknya. Nah kan, dia punya pendapat sendiri.
"Kenapa enggak? Mama kan udah setuju dengan hubungan kami?" Kevin mengernyitkan dahinya.
"Pokoknya kakak nggak setuju. Kalian nggak boleh pacaran."
Oke, fix, jumlah suara dari keluarga Kevin seri. Artinya hubungan kami akan ngambang. Benar-benar ngambang. Aku tadi kan bilang akan menerima Kevin kalau mama dan kak Rein setuju. Dan kak Rein ternyata tidak menyetujuinya. Well, kau mau apa, Vin? Mau di bawa kemana hubungan kita?
Tapi, kenapa kak Reinthard tidak menyetujui hubunganku dengan Kevin? Apa alasannya?
***
Menurut kalian, kak Rein nggak setuju karena apa? Apa mungkin dia suka sama Rino juga? Atau...hayooo...
Dukung siapa nih? Kevin apa kak Reinthard yang jadi suaminya (eh, seme maksudnya) Rino? *ketawa setan.
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mother is Fujoshi! [END]
Ficção AdolescenteAnnyeong, yorobun! Hola! Ini adalah cerita pertamaku di Wattpad. Mungkin ini rada absurd dan gaje, tapi coba kalian baca aja deh. Mendekati hari ibu nih. Aku pengen nyajiin cerita yang manis-manis gitu. Tapi ingat, cerita ini mengandung unsur boyxbo...