Bagian 14
Aku Bertemu dengan KevinKejadian jogging kemarin masih mengganggu pikiranku. Aku ingin keluar dari penderitaanku ini. Oke ini alay, tapi aku benar-benar tersiksa.
Aku duduk di teras rumah. Lagi. Kali ini mama tidak mengajakku jogging. Ia harus memotong rumput yang mulai tumbuh liar di halaman. Aku hanya melihatinya saja.Bagaimana dengan pelayan?
Oh tidak, rumah kami tidak ada pelayan. Mamaku bukanlah Hwajangnim atau komisaris yang manja. Yang apa-apa minta bantuan orang lain. Kata mama sekalian olahraga juga. Mencari kesibukan. Meski aku tahu mama tidak pernah tidak sibuk.
"No, daripada entar kesambet, bantuin mama sini!" Mama mengusik lamunanku. Lihatlah mamaku kotor sekali. Sangat tidak berkelas.
"Nggak mau! Entar endingnya pasti aku sendiri yang ngerjain." Aku teringat terakhir kali mama meminta bantuanku memotong rumput dan akhirnya aku sendiri yang memotongnya karena mama tiba-tiba ditelepon sekretarisnya.
"Yudah kalo nggak mau." Mamaku hanya menyebik.
Ting tong...
Seseorang berdiri di pagar rumahku dan memencet bel.
"No, coba kamu lihat, siapa tamunya. Barangkali sekretaris mama."
Males sekali. Aku sebenarnya mager. Tapi demi mama, aku melangkah untuk membukakan pagar. Dan...
"Kevin?" Aku melongo. Aku terkejut melihat Kevin yang berdiri tepat di depanku. Ekspresinya tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata.
Mama menghentikan pekerjaannya dan melihat ke arah kami.
Kevin langsung mendorongku hingga ia masuk ke halaman. Lalu pintu pagarnya ia tutup kembali. Dapat aku lihat mama sedikit terkejut melihat kami.
Kevin memutar tubuhku hingga aku didorong dan mepet dengan dinding pagar halaman.
Shit!
"Kamu serius nolak aku?" Matanya tajam.
Aku menelan ludah. Aku tak menjawab apa pun."Apa kamu tahu betapa aku menyukaimu, Rino?" Kevin menarik kerah kaosku. Ia mencengkeramku.
"Vin...maafkan aku." Aku hanya bisa menunduk tanpa melakukan perlawanan.
"Aku nggak peduli kamu suka sama kak Rein. Aku nggak peduli kalo kak Rein juga suka sama kamu. Tapi, No..."
"Aku belum memutuskan. Aku tak akan bilang apa-apa kali ini." Aku memotong ucapannya. Aku tak mau ini berlanjut lebih lagi. Sebenarnya aku mempertimbangkan untuk menolak mereka berdua, atau setidaknya aku pernah berpikiran seperti itu agar diantara mereka berdua tidak ada yang terluka.
"Tolong pertimbangkan perasaanku juga, No. Kamu nggak boleh egois." Aku speechless mendengar ucapan Kevin barusan. Dari tatapannya bisa aku lihat kalau perkataan Kevin barusan sungguh-sungguh. Matanya sedikit berkaca-kaca. "Rino..." ucapnya sekali lagi. Aku benar-benar tidak tahan melihatnya seperti itu.
"Vin, aku masih bingung dengan semua ini." Aku mengerjap-ngerjapkan mataku.
Lalu Kevin merengkuh leherku dan kemudian kami berciuman. Untuk kedua kalinya. Aku tidak menolak. Selama itu Kevin aku tidak pernah menolaknya ketika ia menciumku. Aku juga sayang sama Kevin. Entah rasa sayang yang seperti apa. Sayang sebagai sahabat atau rasa sayang yang lebih. Aku tidak dapat mendorongnya atau sekadar menolaknya karena aku menikmati ciuman ini.
Ya, aku menikmatinya.
Apa? Aku menikmatinya?
Siapa sebenarnya yang aku sukai? Kevin? Atau kak Rein?
Aku tersadar dan kemudian mendorongnya.
"Vinhhh...hahhh...hahhh..." napasku habis. Barusan adalah ciuman yang cukup lama.
Kevin tersenyum. "Bagaimana?"
Aku menatap Kevin dalam-dalam. Matanya indah.
Entah mengapa tiba-tiba seperti ada yang menuntunku, mungkin naluriku, untuk memajukan badanku lagi agar lebih dekat dengan Kevin. Aku sedikit jinjit dan merengkuh leher Kevin dan menautkan bibirku dengan bibirnya lagi. Aku yang memulai ciuman ini. Aku pasti benar-benar sudah gila. Aku tidak tahu lagi apa yang aku lakukan. Aku menyukainya. Aku menyukai ciumanku dengan Kevin.
Seketika aku terbayang ciumanku dengan kak Rein kemarin waktu jogging. Aku langsung mengakhiri ciumanku dengan Kevin. Aku kehilangan akal. Apa yang sudah aku lakukan? Bagaimana kalau Kevin berpikir bahwa aku memberinya kesempatan karena ciuman barusan yang memulai adalah aku duluan?
Apa ini? Siapa yang aku sukai diantara mereka?
****
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mother is Fujoshi! [END]
Fiksi RemajaAnnyeong, yorobun! Hola! Ini adalah cerita pertamaku di Wattpad. Mungkin ini rada absurd dan gaje, tapi coba kalian baca aja deh. Mendekati hari ibu nih. Aku pengen nyajiin cerita yang manis-manis gitu. Tapi ingat, cerita ini mengandung unsur boyxbo...