"Aku tidak sakit, Bu."
Hanya itu yang dapat kukatakan pada Ibu tiap kali menemukannya memasuki kamarku dan meletakkan bebarapa obat di atas nakas.
Telingaku bahkan selalu terasa sakit saat mendengar omelan Ibu yang tak pernah berhenti menyuruhku untuk menghabiskan bubur di atas meja yang sama sekali tidak termasuk ke dalam kategori makanan seleraku.
"Harus kukatakan berapa kali? Aku tidak sakit!"
Aku hanya sebal melihat linangan air di kedua mata itu. Ibu selalu menatapku dengan sejuta sendu di wajahnya, dan aku benci itu. Aku tidak suka dianggap lemah.
"Minumlah obatmu, Jim. Ibu mohon, Ibu hanya ingin kau sembuh."
