Part 6 ( The Conceited Of Kirrin)

59 15 2
                                    

The Conceited Of Kirrin

"Kau t-e-r-l-a-m-b-a-t!" ujarnya menekan setiap hurufnya lalu menatapku dari puncak kepalaku sampai ujung kakiku dengan tatapan menilai sembari menarik kedua sudut bibirnya membentuk  sebuah lengkungan yang  lumayan cocok di sebut senyum mematikan.

Ahh...tidak, tidak itu lebih tepat di sebut seringai.

"Kau tau aku tak suka di buat menunggu" sambung ratu Kirrin masih dengan seringai mematikanya.

"Oh, kalau begitu seharusnya kau tak perlu mengajakku ikut serta dalam acara t-i-d-a-k  p-e-n-t-i-n-g-m-u itu" timpalku dingin seraya menatap manik matanya tajam.

Kemudian ia memberi isyarat melalui salah satu tangannya agar Clara segera enyah, dengan patuh Clara pun menuruti permintaan majikannya itu dan beranjak pergi meninggalkan aku dan Ratu Kirrin yang terlibat dalam perang dingin tak kasat mata.

Ratu Kirrin meletakkan cangkir tehnya kasar di atas nampan perak, yang diiringi oleh kekehan kecil yang samar terbawa angin namun cukup terdengar jelas di kedua telingaku. Lalu dengan santai ia mengelap bibirnya dengan serbet yang ia letakkan di pangkuannya mungkin terlihat anggun di depan publik, namun tetap saja presepsiku tentang dia tidak berubah. Mengerikan

"Well, aku hanya ingin terlihat sebagai ibu yang baik apa tidak boleh?" sahutnya sendu sambil menatap hamparan bunga magnolia putih yang sedang bermekaran dengan indahnya.

"Ibu..?, kau bukan ibuku jadi berhentilah berpura pura" balasku sarkatis.

"Ckck.. Jangan menatapku seolah hanya aku yang munafik disini, sadarlah Luc, kau juga munafik"

"Setidaknya aku tidak semunafik dirimu"

"Baguslah, berarti kau sudah mengakui bahwa kau ternyata wanita munafik juga,bukankah kita sama?"

"Woah.. Apa yang kau maksud dengan 'kita'?, aku bukan benalu sepertimu"

"Dan aku juga bukan gadis cengeng, yang kehilangan kepercayaan ayahnya. Hiks..menyedihkan sekali bukan, bahkan ayahnya lebih memilih mempercayai wanita yang baru dikenalnya selama beberapa bulan dibanding anak gadisnya itu haha, lucu sekali"

"Tutup mulutmu dasar wanita murahan!" Makiku dengan suara selembut mungkin Sambil menggepalkan tanganku, menahan hasrat untuk meninju wajahnya hingga babak belur. Sedangkan ia tersenyum puas berhasil menyulut bara api yang kini telah membakar emosiku.

"Oh yeah?, aku rasa kau harus menarik kata katamu kembali Luc"  Ratu Kirrin mengusap bibirnya, senyum palsu masih setia terpampang disana.

"Ya, setidaknya kau harus mengemis dulu kepadaku, seperti kau mengemis kepada ayahku lalu sebagai imbalannya aku akan menarik kata kataku, bukankah itu ide yang brilian?"

"Dasar anak pembangkang, lihat saja Luc, kau akan membayar untuk perkataan manismu hari ini"

"Seumur hidupku aku tak akan sudi menarik kata kataku kembali"

"Yah..Sebaiknya kita sudahi dulu percakapan menyenangkan ini aku tak mau kau menghambat beberapa jadwal pentingku" balas Ratu Kirrin menyudahi kemudian ia segera bangkit dari kursinya,sembari menyibakkan gaunnya yang berayun di permainkan oleh hembusan angin, yang memperkuat kesan angkuh khas kebangsawanannya.

Dengan santai ia melenggang menuju kereta kuda emasnya yang di iringi oleh  puluhan pengawal serta puluhan kavaleri yang siap, siaga menjaga keamanan dan keselamatan Ratu Kirrin oh..atau dia hanya ingin mengumbar kekayaan istana yang tiada habisnya.

Ini bahkan lebih terlihat sebagai pawai kecil kecilan.

Tak mau ketinggalan akupun menyusul langkahnya yang gemulai, terlihat beberapa kali ia mengulum senyum ramah palsunya kepada para pengawal yang ikut dalam iring iringan itu.

Associate Of Four Knight : Assault LunariaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang