Tampaknya suasana didepan ruang osis sudah tidak bisa dikendalikan lagi, bagaimana tidak sekarang papan mading yang ada disana dipenuhi oleh para spesies - spesies makhluk hidup yang penuh rasa ingin tahu.
Mereka rela saling berdesak-desakan untuk mengetahui apakah mereka masuk jurusan IPA, IPS, ataupun BAHASA.
Dan itu tidak mungkin harus dirasakan bagi Gley, Agleyna Lorriana.
Cewek yang dijuluki 'bad girl' oleh semua murid SMA 2 Bandung itu sedang duduk diatas closset yang tertutup seraya menikmati sebatang cigarette yang ia hisap dalam-dalam dan di hembuskan dengan perlahan ke udara.
Memang udara didalam kamar mandi tidak begitu luas untuk ia leluasa menghembuskan asap rokoknya itu.
Tetapi ia seperti sudah pandai dengan apa yang ia lakukan sekarang karena memang sudah terbiasa dengan rutinitasnya tersebut dikala ia dilanda rasa jenuh dan bosan dengan kegiatan sekolah yang menurutnya begitu-begitu saja, ataupun sekadar mengilangkan penat.
Tingg ...Tingg ...Tingg
Tak terasa bel pun berbunyi, itu menandakan semua murid akan masuk ke kelasnya masing-masing.
"Good." ucap Gley seraya menyundutkan rokoknya ke dinding bermaksud memadamkannya dan langsung membuang ke tempat sampah.
Ia pun langsung berjalan mengarah ke papan mading yang kini sudah tidak ada lagi makhluk-makhluk berserakan disana.
Gley yang sedang mencari namanya tersebut tidak perduli kalau sekarang bukan waktunya untuk melakukan hal ini melainkan seharusnya ia sudah duduk manis dikelas bersama murid lainnya.
XI IPS 6
1. Adinda Maharani
2. Ado Fernando
3. Agleyna Lorriana
...Setelah menemukan namanya, ia pun langsung berjalan mencari kelas tersebut, tanpa menghiraukan nama-nama murid lainnya yang juga ada didaftar kelas yang ia lihat sekilas tadi.
Padahal terpampang jelas bahwa ada seseorang bernama Via Ranista.
Cewek bermulut gatal yang selalu saja mencari masalah dengan siapapun termasuk Gley.
Ia selalu saja mengomentari kehidupan Gley entah itu apapun, bagaimanapun, kapanpun, dimanapun, Via seolah tidak pernah merasa puas men-judge Gley.
Karena perempuan itu terus saja dibuat jengkel oleh Gley yang selalu mengabaikan perkataannya, mungkin bagi sebagian orang kata - kata nya sangat menusuk.
Tapi itu tidak berlaku bagi Gley.
Gley berjalan santai di koridor melewati beberapa kelas yang sudah dipenuhi murid-murid didalamnya, tak luput dari godaan atau siulan dari siswa-siswa yang menyadari gley sedang melewati kelasnya.
Gley yang sudah terbiasa dengan kicauan-kicauan itu pun hanya mengabaikan dan terus berjalan menuju tujuannya.
Akhirnya ia menemukan ruangan kelas XI IPS 6, suara bising yang dihasilkan oleh aktivitas para murid didalamnya itu terdengar sangat jelas sampai keluar kelas.
Beberapa detik kemudian suara bising dan juga aktivitas murid-murid itu terhenti dan sudah tergantikan oleh keheningan dan sorotan tatapan dari seluruh penjuru kelas ke arah pintu kaca yang terbuka.
Menampilkan sosok 'bad girl' berdiri dengan santainya sambil mengunyah permen karet dan sesaat langsung berjalan menuju bangku kosong yang ada di pojok dibelakang.
Memang hanya bangku itu yang tersisa dan menurut Gley itu tidak terlalu buruk, melainkan itu yang ia mau.
Ia sebenarnya sadar bahwa semua murid sedang menatapnya dengan berbagai macam ekspresi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Love
Teen FictionAgleyna Lorriana. Hidup dari keluarga yang keras membuat dirinya yang sekarang menjadi berantakan. Terlalu pusing oleh memori-memorinya dulu sehingga ia mencoba menenangkan pikirannya lewat hal-hal yang seharusnya ia hindari. Bramasta Leonardo. Tumb...